Hujan semakin deras, seakan cuaca sedang mendukung nya untuk berduaan dengan cowok yang saat ini berada di sampingnya. Seren menyatukan telapak tangannya dan menggosokkan satu sama lain. Sesekali dia mendongak melirik ke arah cowok yang sedang berdiri di sampingnya, masih pandangan lurus ke depan menunggu hujan agak reda untuk pulang.
"Oh ayo lah Seren , ini itu bukan drakor yang cowoknya akan peka dan ngasih jaketnya buat lo." batin Seren sambil memejamkan matanya berusaha untuk sadar. Dia sadar hal itu mustahil jika itu terjadi di negara Konoha ini.
"Laper gak?" tanya Wafa sambil menoleh ke arah Seren, yang membuat Seren menoleh balik menatap ke arah cowok itu.
"Laper gak?" tanya Seren yang menunduk ke bawah seolah sedang menanyai perutnya.
"Laper katanya."
Wafa tersenyum tipis melihat tingkah gadis itu sebelum akhirnya dia mengangguk mengerti. Laki-laki itu menoleh ke kanan kiri yang membuatnya bingung.
"Tunggu sebentar ya! Saya akan segera kembali."
Laki-laki itu berjalan sendiri ke luar, padahal hujan masih sangat deras. Arhasil badannya menjadi basah kuyup. Ia berlari menerjang hujan itu.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya dia kembali. Namun, bedanya dia memegang payung di tangan kanannya. Laki-laki itu menyalakan payung itu.
"Dapat payung darimana?" tanya Seren penasaran.
"Ada. Tenang saja, ini bukan hasil pencurian kok."
Seren tersenyum tipis mendengarnya. Gadis itu sedikit bergeser sedikit lebih dekat dengan Wafa supaya dia mudah untuk memegang payung.
"Kita ke warung makan itu ya!" tunjuk Wafa ke arah depan, sebrang jalan yang terdapat sebuah warung makan.
"Kamu gak alergi makan warung pinggiran kan?" tanya Wafa sedikit takut untuk mengatakan itu.
"Maksudnya?"
"Oh maaf, biasanya orang-orang tidak bisa diajak makan yang ada di pinggiran jalan."
"Justru makan di pinggiran jalan itu lebih enak sih menurutku. Dapet nya makanan yang banyak. Udah gitu enak lagi," balas Seren.
Apalagi makannya berdua sama lo hahaha...
"Kalo di kafe cuman seupil harganya dua ratus rebu kadang gue pengen deh punya kafe terus nambahin nasi ke makanannya. Masa mie-mie doang gak pake nasi. Itu tidak mencerminkan orang Indonesia."
Wafa tersenyum tipis mendengar celotehan gadis itu sebelum akhirnya dia mengangguk setuju. Pelan-pelan laki-laki itu berjalan diikuti oleh Seren yang berada di sampingnya. Seren tersenyum malu di perjalanan saat itu. Dia tidak bisa menahan senyumnya saat dia berjalan berdua menerjang hujan sepayung berdua. Sederhana sih, tapi ini adalah sesuatu kebahagiaan yang luar biasa. Dia begitu senang sampai dia tidak bisa mengatakan lagi seberapa senangnya dirinya saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alwafa [END✅]
Teen FictionStart : 14 Desember 2021 Finish : 5 November 2022 "WAFA KALO LO GAK MAU BUKA PINTUNYA GUE BAKALAN TERIAK BUNTING ANAK LO." Bagaimana Jadinya jika gadis bar-bar kesengsem dengan anak ustadz? Serena Natalia, yang Memiliki otak minus dibawah rata-rata...