"Papi!"
Gadis itu berlari ke arah ruangan yang disana sudah ada Tante Amira yang duduk di bangku depan ruangan tersebut. Seren mendekat ke arah wanita itu dengan khawatir.
"Tante gimana kondisi papi?"
"Papi kamu masih belum sadar," jawabnya dengan singkat, wanita itu masih fokus menatap layar kaca handphone nya.
Seren melangkahkan kakinya untuk mengintip ke jendela ruangan UGD. Namun tirainya tertutup.
"Tante, ada dokter di dalem?"
"Ada," balasnya yang membuat Seren mendenguskan nafasnya kesal.
Seren melemparkan tatapan tajam ke arah wanita itu. Wanita itu sama sekali tidak merasa khawatir dengan kondisi papinya, malahan wanita itu sempat menampakkan senyuman kecil saat melihat handphone nya.
Seren mengepalkan tangannya kesal. Ingin sekali rasanya ia menonjok wanita itu dengan tangannya. Namun dia masih tau tempat, dan dia juga masih menjaga perasaan papanya.
"Tante, bisa gak jangan main handphone disaat keadaan papi darurat kayak gini?"
Wanita itu menoleh ke arah Seren yang sedang menatapnya tajam. Wanita itu menurunkan handphonenya.
"Lalu saya harus apa? Kita mengkhawatirkannya pun akan sia-sia juga karena yang bisa menolong papi kamu itu cuman tuhan."
"Setidaknya tante bisa memahami kondisi, gak ada raut sedih ataupun khawatir. Gue jadi makin yakin kalo lo gak bener-bener serius sama bokap gue."
"Siapa bilang?" tanya nya sambil berdiri.
"Gue yang bilang, kenapa?" Seren yang tidak mau kalah langsung melipatkan kedua tangannya ke dadanya.
Ceklek!
Seorang dokter muda dengan pakaian putih keluar dari ruangan tersebut yang membuat Seren dengan cepat menghampirinya.
"Dokter gimana keadaan papi saya?"
"Pasien mengalami kelumpuhan akibat kecelakaan tadi, jadi Pak Danu tidak bisa menggerakkan kakinya untuk sementara waktu," jawab Dokter itu dengan lembut.
Deg!
Jantung nya berdegup cepat saat mendapatkan jawaban itu. Seakan masih tidak percaya dengan dokter jawaban dokter tersebut.
"Dokter bercanda kan? Papi saya masih bisa jalan kan Dok?" tanya nya dengan takut. Gadis itu menarik-narik tangan dokter itu supaya mengatakan bahwa jawaban itu bohong.
"Insyaallah papi kamu akan kembali normal jika rutin melakukan terapi khusus. Tapi saya juga tidak bisa menjamin."
"Dokter butuh uang berapa? Saya akan bayar berapapun yang penting dokter bisa sembuhin papi saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alwafa [END✅]
Teen FictionStart : 14 Desember 2021 Finish : 5 November 2022 "WAFA KALO LO GAK MAU BUKA PINTUNYA GUE BAKALAN TERIAK BUNTING ANAK LO." Bagaimana Jadinya jika gadis bar-bar kesengsem dengan anak ustadz? Serena Natalia, yang Memiliki otak minus dibawah rata-rata...