Belum ada satu bulan lamanya dimana ia menjalani rumah tangga baru dengan mama tiri nya. Masalah-masalah keluarga sudah ia lewati. Tidak ada yang menarik. Adanya sebuah kekecewaan. Kecewa kenapa dirinya setuju dengan pernikahan itu.
Seren berdiri di balkon dengan mata yang menatap ke arah bintang-bintang malam. Bayang-bayang mamanya ada pada salah satu bintang itu.
"Ma! Seren kangen," lirih Seren secara tidak sadar.
Ia sangat lelah dengan keadaannya saat ini. Ayahnya sudah tidak bisa bekerja, ia hanya bisa mengandalkan Tante Amira untuk membiayai kebutuhannya karena perusahaan Ayahnya diambil alih oleh Tante Amira. Yang dulunya selalu mendapatkan uang jajan, sekarang tidak ada uang jajan. Sekolah pun ia harus bawa bekal dari rumah.
Besok adalah ujian nasional, yang dimana semua tagihan sekolah harus segera dilunasi. Sebenarnya kalo dihitung uang sekolahnya sudah lunas dari dulu dibayar oleh ayahnya, namun uangnya tidak sampai ke sekolah, uangnya memilih untuk berhenti di tukang bakso, tukang siomay, tukang cilok dan lain-lain.
Ia sungguh menyesali hal itu. Mungkin ini adalah karma untuknya. Dan sekarang? Dia bingung harus apa. Minta ke Tante Amira pun dia tidak berani karena pasti ayahnya akan menanyai kemana uang yang selama ini ia beri untuk membayar sekolah.
"Ser!"
"Seren!"
Seren mengalihkan pandangnya ke bawah. Seorang laki-laki dengan baju hitam sedang melambaikan tangannya ke arahnya.
Huft!
Seren mendenguskan nafasnya kesal. Ia sedang bad mood saat ini. Malas untuk diganggu.
"Apa?" tanya Seren dengan malas.
"Ada yang main nih, Cari lawan yang sepadan katanya, lima juta coy. Berani gak?" jawab Sendy sambil menunjukkan handphone nya.
Gadis itu pun langsung menajamkan matanya ke arah Sendy tidak percaya. Senyumnya terbit mendengar kabar itu.
"Serius?" tanya Seren memastikan yang membuat Sendy mengangguk.
"Gue ganti baju dulu! Tungguin!"
Seren buru-buru masuk ke dalam kamarnya lagi untuk berganti pakaian menggunakan jaket hitam dan celana hitam, tidak lupa gadis itu menguncir rambutnya supaya nantinya tidak mengganggunya. Ia berjanji kalo seandainya hari ini menang dan mendapatkan uang itu dia akan memotong rambutnya.
Seren mengendap-endap untuk keluar, dia takut akan ketahuan oleh ayahnya. Karena jika ketahuan pasti ia bakal dilarang untuk keluar.
Setelah berhasil keluar dia langsung menutup pintu itu dengan pelan. Gadis itu berlari menghampiri Sendy yang sudah berada di depan gerbangnya. Gadis itu mengeluarkan motornya tanpa ia nyalakan supaya tidak berisik dan tidak terdengar oleh ayahnya.
"Dandan lo hampir sejam, keburu pertandingannya selesai kalo gini caranya." Sendy melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 20.00 WIB. Itu artinya pertandingan akan segera dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alwafa [END✅]
Teen FictionStart : 14 Desember 2021 Finish : 5 November 2022 "WAFA KALO LO GAK MAU BUKA PINTUNYA GUE BAKALAN TERIAK BUNTING ANAK LO." Bagaimana Jadinya jika gadis bar-bar kesengsem dengan anak ustadz? Serena Natalia, yang Memiliki otak minus dibawah rata-rata...