Suapan demi suapan masuk ke dalam mulut cowok yang sedang duduk di meja makan sendirian. Cowok itu sedang sibuk memantau hasil seleksi masuk kedokteran.
Seseorang wanita duduk di depannya sambil menuangkan air putih satu gelas, dia meminumnya. Wanita itu tersenyum menatap putra sulungnya yang sedang sibuk memperhatikan gadgetnya.
"Kalo gak bisa masuk, gak apa-apa sayang. Umma gak memaksa kamu untuk jadi dokter." ucap Wanita itu berusaha meyakinkan putranya.
"Itu keinginan Wafa sendiri Umma. Bagiamana pun caranya Wafa mau masuk kedokteran."
"Terserah kamu. Umma hanya bisa berdoa." balasnya sambil meminum air putih lagi.
Suara detingan gelas yang di taruh di meja membuat suasana sunyi di antara keduanya. Wanita itu menatap putranya lagi. Kali ini dengan tatapan yang mencurigai.
Dia merasa beberapa bulan ini ada yang berbeda dari bulan sebelumnya. Dia tidak pernah melihat kehadiran gadis yang selalu membantunya di setiap Jumat berkah. Kemana dia?
"Udah lama gak liat Seren, Apa kalian berantem?" tanyanya yang kali ini membuat mata Wafa sedikit melirik wanita itu.
Wafa menggelengkan kepalanya pelan tanpa menjawab sepatah kata pun. Pria itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah handphone nya lagi sambil sesekali menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
"Terus kenapa dia tidak pernah kesini lagi?" tanyanya lagi.
"Gak tau. Biarin aja! Dia bikin rusuh."
Wanita itu menghembuskan nafasnya. Dia sudah bisa menebak dari jawaban putranya, pasti Wafa lah yang membuat gadis itu tidak pernah kesini lagi.
"Umma tau kamu risih sama dia, tapi jangan berbicara yang gak enak di denger. Kalau seandainya dia ada disini. Dia bisa sakit hati. Jadi jaga bicara kamu."
Wafa terdiam mendengar nasehat yang diberikan oleh Umma. Ia tak bermaksud mengatakan seperti itu. Entahlah, mulutnya hanya spontan saja karena dia sedang malas untuk diganggu. Apalagi diberi pertanyaan yang kurang penting.
Tapi entah kenapa pertanyaan Umma jadi membuatnya kepikiran. Ia merasa kalau gadis itu memang sudah jarang menganggunya lagi. Biasanya tiada hari yang ia lewati dengan gangguan dari gadis gila itu.
Apa gadis itu benar-benar mengikuti permintaannya waktu itu? Apa gadis itu sakit hati dengan ucapannya waktu itu?
"Maaf Seren, aku jahat ya?" batinnya sambil memejamkan matanya.
🍥🍥🍥
Setelan baju kokoh dengan peci yang mampu membuat semua orang mengarahkan pandangan ke arahnya. Pria itu bersandar di tembok masjid dengan tangan yang memegang Al-Qur'an mini.
Lima orang gadis berhijab sedang berdiri di balik pohon saling menyenggol satu sama lain. Mereka adalah kumpulan santri wati dari pondok dekat sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alwafa [END✅]
Teen FictionStart : 14 Desember 2021 Finish : 5 November 2022 "WAFA KALO LO GAK MAU BUKA PINTUNYA GUE BAKALAN TERIAK BUNTING ANAK LO." Bagaimana Jadinya jika gadis bar-bar kesengsem dengan anak ustadz? Serena Natalia, yang Memiliki otak minus dibawah rata-rata...