[37]

456 40 8
                                    

Alby menatap ke arah wanita yang sedang ingin berwudhu di depannya dengan tatapan tak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alby menatap ke arah wanita yang sedang ingin berwudhu di depannya dengan tatapan tak percaya. Tidak, dia benar-benar Seren. Temannya yang dulu.

Dia tidak menyangka saja semua akan berubah dengan cepat. Seren tumbuh menjadi gadis yang anggun. Bahkan gadis itu sudah tidak mau lagi menggunakan motornya dulu. Dia lebih memilih menjualnya dan mengganti nya dengan motor matic. Padahal itu motor kesayangannya.

Alby tersenyum tipis melihatnya. Seren yang menyadari bahwa Alby sedari tadi hanya berdiri diam langsung membalikkan badannya.

"Alby, ngapain berdiri disitu? Cepat wudhu. Nanti kita telat sholatnya," ucap Seren yang membuat Alby terkekeh.

Semuanya berubah, kecuali sikap bawel dan cerewet nya. Selalu mengomentari apa yang menurutnya benar dan apa yang menurutnya salah. Telinganya bisa pecah kalau tidak menuruti perintahnya.

Namun sekarang bukan perintah untuk mencontekkan PR, atau menggantikkannya piket. Namun adalah perintah sholat. Gadis itu tidak pernah lelah menyepamnya hanya untuk mengingatkannya sholat.

Lucu memang.

Alby melangkahkan kakinya menuju tempat wudhu. Setelah berwudhu dia segera masuk ke arah masjid untuk melaksanakan sholat Zuhur berjamaah.

"Astafirullahalazim, maaf kak gak sengaja," ucapnya dengan menunduk.

Gadis yang berpas-pasan dengannya  tidak sengaja menabraknya. Sempat tersentuh sedikit, hingga menyebabkan wudhunya batal.

"Gak papa kok. Gue juga salah gak ngeliatin jalan," balas Alby dengan ramah.

"Sekali lagi Nila minta maaf Kak."

"Sans aja kali, tegang gitu mukanya."

Alby mengamati gadis itu yang menunduk. Dia menyadari bahwa gadis itu dalam keadaan tidak baik-baik saja. Dia memiringkan kepalanya berusaha melihat wajah gadis yang sedang menunduk di depannya itu dengan penasaran.

"Kamu habis nangis?" tanya Alby.

"Gak kok. Cuman kelilipan aja." Gadis itu mengucek matanya yang terlihat merah itu.

"Bohong banget, keliatan nangis gitu, kelilipan darimananya?"

"Kenapa? Di bully lagi sama temen-temen lo?" tanya Alby yang membuat Nila menggeleng dengan cepat.

"Jangan bohong Ikan, lo tau kan bohong itu dosa?"

Alby sudah lelah dengan semuanya. Dia sudah tidak bisa lagi menahan semua kesabaran untuk segera memberi pelajaran untuk teman-teman nya Nila. Bagaimana pun caranya dia harus memberi pelajaran supaya mereka tidak berani lagi menganggu Nila.

"Nila jawab jujur!"

"Iya... Aku dibully Kak, tapi plis jangan ikut campur."

Nila tetap saja bersikeras untuk meminta Alby agar tidak mencampuri urusannya. Dia takut laki-laki itu akan ikut terkena masalah. Dia juga takut akan terjadi fitnah jika terlalu dekat dengannya.

Alwafa [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang