[10]

533 47 0
                                    

Seren mendenguskan nafasnya menatap gerbang besar rumah Wafa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seren mendenguskan nafasnya menatap gerbang besar rumah Wafa. Kalo seandainya dia memanjat kira-kira apa ya yang terjadi? Gadis itu menundukkan kepalanya menatap rok seragamnya. Kenapa sih ia harus pake rok? Kan susah buat manjat.

Gadis itu mulai meraih ujung gerbang itu dengan kedua tangannya. Saat satu kakinya mulai ia naikkan, tangan yang ada di pundaknya membuat gadis itu terpelonjak kaget.

"Ampun pak! Gue bukan maling." ucap Seren memejamkan matanya sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.

Pelan-pelan gadis itu membuka matanya, di depannya ada seorang laki-laki dengan seragam khas seorang guru dan peci di atas kepala.
Orang itu adalah bapak-bapak yang tadi pagi sempat bertanya keberadaan kelas 11 IPS 3.

Tunggu, Seren jadi bingung mengapa bapak ini bisa berada disini.

"Bapak? Bapak yang di sekolahan tadi pagi kan?" tanya Seren.

"Betul, nama saya Al Faiz, panggil aja Pak Faiz, saya adalah guru agama kelas 11 yang baru," jawabnya dengan ramah.

"Bapak ngapain disini?" Seren mulai penasaran apa yang dilakukan oleh bapak itu.

"Justru saya yang bertanya, kamu ngapain ada di depan rumah saya?"

"Rumah? Maksudnya rumah yang ini?" Seren menunjuk rumah Wafa dengan bingung.

"Iya itu rumah saya," jawabnya yang membuat Seren tambah bingung.

"Bentar, kok jadi lemot gini sih otak gue."

Kalo rumahnya adalah rumah yang sama kayak Wafa. Berarti bapak ini punya hubungan dengan Wafa dong? Satu rumah?

Gadis itu langsung konek saat memperhatikan penampilan bapak itu yang menggunakan peci di kepalanya.

"Bapak ustadz ya?" tanya Seren yang membuat bapak itu mengangguk.

"Benar, saya biasanya dipanggil ustadz."

ANJIR CO!

MIMPI APA GUE SEMALEM?

JADI INI BAPAKNYA WAFA

Mana sama-sama ganteng dan manis lagi, kalo dia oleng gimana coba?

Gadis itu tersenyum lebar yang membuat pria itu bingung. Gadis itu juga tampak bahagia saat dirinya mengatakan bahwa dia adalah ustadz.

"Sa-saya mau bantuin bikin kue sama Umma Pak, tapi Wafa gak ngizinin Seren masuk Pak," cepunya dengan memasang wajah yang cemberut.

"Kamu kenal sama Wafa?" tanya pria itu yang membuat Seren mengangguk cepat.

"Hehe iya Pak, kita kan sehati."

Karena tetangga sedang memanasi motor membuat pria itu sedikit kesusahan untuk mendengar apa yang dikatakan Seren barusan.

Alwafa [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang