Bagian 11

1.6K 81 0
                                    

Di lain tempat tepat nya di keidaman pak Ahmad.

Di kamar Arkan, ia terbangun karena bunyi alaram di atas naskah di pingiran tempat tidur nya, menunjukan waktunya sholat tahajud ia pun segera bangkit ke kamar mandi setelah nya dia melaksanakan sholat tahajud.

Selepas sholat tahajud dia pun berdoa. " Bismillahirrahmanirrahim, ya Alloh ya Rabb jika memang dia di takdirkan berjodoh dengan hamba, tolong ridhoi dan berkahi pernikahan kami nanti, tolong jadikan lah pernikahan ini pertama dan terakhir, tolong bimbing hamba supaya bisa menjadi imam sekaligus pembimbing yang baik yang bisa membawa dirinya dan keluarga kami nanti untuk mengapai janah mu, dan ciptakan lah cinta di antara kami hanya karena mu aamiin allahuma aamiin. Lirih akan sambil menghapus air mata nya yang menetes.

Setelah itu adzan subuh berkumandang ia segera keluar untuk menuju masjid bersama Abi nya, biasa nya dia selalu bersama Mirza tetapi kini bersama Abi nya.

Selesai sholat subuh berjamah Arkan dan Abi nya segera pulang, di perjalan menuju apartemen nya ."Bang nanti jika kamu sudah berumah tangga, jangan larang istri kamu buat mengapai cita cita nya ya na".

" Insyalloh bi, Arkan gak akan ngelarang nya selagi itu positif bagi diri nya dan keluarga".

" Bagus Abi harap kamu bisa menjadi suami sekaligus imam yang baik dan bertanggung jawab, dan ingat na kamu harus menyayangi dia sebagai mana kamu menyayangi umi dan Naya, karena kamu tau seorang gadis yang sudah bersedia untuk menikah adalah gadis yang rela meninggal kan keluarga nya demi suami nya, cinta pertama seorang anak perempuan adalah ayah nya jika anak perempuan nya terluka dan tersakiti maka ayah nya juga akan merasakan nya, jadi Abi berharap kamu bukan seorang lelaki yang kasar apalagi tidak bisa menghormati seorang wanita". Ucap Abi ahmad menasehati putra nya sambil mengusap punggung lebar nya, tersenyum Arkan pun membalasnya dengan tersenyum

"Aamiin Insyalloh Abi, doa kan yang terbaik untuk Arkan supaya bisa menjadi suami sekaligus imam yang bertanggung jawab, untuk keluarga Arkan nanti".

" Insyalloh nak Abi dan umi akan selalu mendoakan yang terbaik untuk mu, karena orang tua yang baik akan selalu mendoakan yang terbaik untuk anak anak nya supaya menjadi anak yang Sholeh Sholehah". Ujar Abi ahamad. Akhir nya mereka sampai di apartemen nya.

"Amiin".

"Assalamu'alaikum". Ucap kedua nya memasuki apartemen dan menuju dapur.

" Waalaikumsalam". Jawab umi dan naya.

" Eh udah pulang ya". ucap umi sambil mencium pugung dan telapak tangan abi nya, di ikuti oleh naya, Arkan mencium tangan umi nya dan Naya mencium tangan dirinya.

" Sudah sana Abi sama Abang ganti baju dulu, nanti kita makan bareng". Ucap umi sarah, dan di angguki oleh kedua nya.

Skipp di meja makan.

" Bang kuliah jam berapa?". Tanya umi.

" Pagi ini umi kenapa emang nya".

" Eem iya, itu kata bunda mariyam tadi Aiza siang kuliah nya, tapi nanti pulang nya harus sama kamu ya sayang kan mau ke butik".

" Iya umi kebetulan Arkan ada rapat dulu jadi nanti sekalian nunggu dia pulang kuliah".

" Syukur kalau begitu".

" Abang nanti kalau Abang nikah Abang masih sayang gak sama Naya". Ucap Naya tiba tiba.

" Ngomong apa sih kamu nay, gak masuk akal ya jelas jelas Abang bakal tetep sayang sama kamu dan umi meskipun Abang sudah nikah". Ucap nya dingin.

ARKAN AIZA ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang