21 ; T.S.I.H

213 20 7
                                    



"Kadang, firasat nggak pernah salah."

ㅡLevian Danu Gundharma

ㅡLevian Danu Gundharma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























"Jadi, gotong royong adalah contoh pengamalan sila ke?"

Riuh menyambut pertanyaan yang dilontarkan Danu. Tangan saling teracung dengan gaduh suara mereka yang berebut ingin memberi jawab.

"Alif coba jawab."

"Sila ketiga, Kak!"

"Iya betul! Seratus buat Alif! Nanti minta hadiah ya sama Kak Dara!"

Si gadis yang ada di sudut ruangan itu turut bertepuk tangan, selagi mengimbuhkan, "Nanti yang tadi jawabannya bener, ambil hadiah sama Kak Dara di rumah Bu Mitun ya pas pulang sekolah."

Lalu, riuh riang mengisi seluruh ruangan kecil itu. Senyum, tawa, semangat, dan bahkan reaksi bingung karena tidak bisa menjawab pertanyaan yang terukir pada setiap raut bocah berusia sepuluh tahun itu terekam jelas pada kotak kenangan berlabel istimewa pada benak Danu.

Danu sadar betul, bahkan di sudut desa kecil pun masih banyak insan yang begitu bersemangat mengenyam pendidikan. Dan Danu bangga boleh menjadi bagian kecil dalam ilmu yang mereka miliki.

Usai mengisi kelas singkat, Danu menghela panjang. Pandangannya lantas melayang ke arah gerbang. Di sana, Juned terlihat berlarian selagi tergopoh mengenakan almamaternya. "Sorry, sorry! Gimana tadi?"

Danu mendelik melihat perangai Juned, "Gue nggak mau lagi ya gantiin lo dadakan gini. Mana materi baru baca lima menit sebelum kelas mulai. Gila!" Danu mulai mengeluh, dan seperti biasa, Juned hanya menyeringai.

"Yaelah, Dan. Ini kan demi kesuksesan KKN kita juga. Lagian lo harus bangga bisa berkontribusi mencerdaskan bangsa dan negara." Lalu, suara tawa melengking menutup kalimat Juned, meninggalkan kesal yang makin terpeta di wajah Danu.

"Nggak usah kesel gitu, Dan. Lagian lo terlihat bahagia juga tadi pas ngajar." Tidak hanya Juned, Dara kini turut menyumbang tawa.

Demi apapun, melihat wajah Danu yang kian ditekuk dengan tumpukan kerutan di dahinya itu membuat Juned dan Dara semakin giat tertawa.

Laki-laki itu mencebik, setengah kesal, "Lagian si Juned ada-ada aja, giliran dia yang ngajar bisa-bisanya malah kebelet boker. Prokernya siapa yang jalan siapa!"

"Itung-itung buat jadi pengalaman lo besok-besok ngajarin anak lo, Dan."

"Masih jauh tolong!"

"Yah! Padahal calon udah di depan mata kok masih jauh aja sih, Kak Levi?"

(in)complete [COMPLETE][✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang