05 ; Nonsense

417 47 69
                                    




"Dulu, aku gak percaya sama omongan temen-temenku. Mana ada kan hal kayak gitu?"

ㅡLevian Danu Gunadharma

ㅡLevian Danu Gunadharma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























Danu heran, kenapa bisa ucapan seorang Kanina Mila Jihantara bisa memprovokasi emosinya. Sungguh, rasanya ia sampai terlampau jengah kalau harus menghabiskan tenaganya untuk memarahi gadis itu.

Jadi, kini Danu meraup banyak-banyak air untuk mengusap wajahnya. Semoga emosinya turut hanyut dibawa air, begitu harapnya.

Namun, kala kini Danu menatap cermin persegi panjang yang membentang di hadapannya, ucapan Kanina mulai terngiang lagi.

Dikira ganteng apa kalo sok dingin gitu!

Danu lantas terpejam selagi mengerang kesal. "Kanina sialan!" racaunya.

"Kenapa sih, Bang?" Lalu, Wawan yang baru saja menuntaskan hajatnya pada salah satu bilik toilet kini turut menyejajari Danu sambil menyibukkan diri mencuci tangan. "Kesel banget kayaknya," tebaknya.

Danu kini tersandar pada tembok toilet selagi menatap Wawan, "KomDis emang kudu pasang wajah dingin kan, Wan?"

Sejenak, Wawan terkekeh mendengar pertanyaan abstrak Kakak tingkatnya ini. "Ngapa dah, Bang? Abis digibahin maba lo?"

Wawan menebak tepat sasaran, dan Danu kian kesal. Laki-laki ini lantas mengibaskan tangannya, "Lupain," titahnya singkat dan berlalu.

Wawan cepat-cepat membasuh tangan dan menyusul Danu yang sudah beberapa langkah jauhnya, "Yaelah, Bang! Lo kayak baru sekali ini aja digibahin maba. Tahun kemaren juga gue yang gibahin lo!"

Lalu, satu geplakan kecil melayang pada belakang kepala Wawan. Laki-laki ini pun sampai meringis kecil selagi menatap Danu, "Kurang ajar banget!" tukas Danu.

"Ya kan dulu, Bang! Abisnya lo jadi KomDis galak banget!" Setelahnya, Danu hanya menghela jengah meninggalkan Wawan yang sekali lagi harus mengejarnya hanya untuk menyamakan langkah.

Entah, tapi Danu jadi terlampau sebal. Ia jadi tak mengindahkan Wawan yang sedari tadi berusaha mengajaknya bicara.

"Woy! Ditekuk mulu itu wajah!" Bahkan sampai di kantin, Danu masih enggan bersuara, membiarkan pertanyaan Juned melambung tanpa jawab. Ia terduduk begitu saja di sudut kantin, bergabung dengan kawannya. "Diajak ngomong itu nyahut woy!" Lagi tegur Juned.

"Gue aja udah kayak bawa ondel-ondel dari toilet, Bang!" Wawan bertukas yang langsung mendapat tatapan tajam dari Danu.

"Makan dulu, Bang. Makan! Kayaknya laper abis marah-marah seharian. Mau nitip nggak? Sekalian gue mau pesen nih," celetuk Yudha.

(in)complete [COMPLETE][✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang