"Levi. Rasanya masih nggak biasa aja.
Udah lama nggak dipanggil gitu."ㅡLevian Danu Gunadharma
Seperti biasa, Danu suka mampir ke rumah kawannya tiap pulang kampus. Alasannya, ia sedang malas pulang, atau kalau tidak, ia sedang ingin melupakan segalanya.
Itulah alasan kenapa Danu berdiam di kamar Kenzo sore ini.
Kamar Kenzo tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman untuk ditempati. Kenzo mengatur barang-barangnya dengan begitu rapi bagi seorang laki-laki. Danu bahkan dapat menemukan sudut penuh dengan kanvas-kanvas yang ditempel teratur di tembok dan rak kecil penuh dengan kuas pun juga cat warna-warni.
"Lukisan lo kemana semua? Kok tinggal dikit?" tukas Danu kala merebahkan dirinya pada kasur yang menempel langsung pada lantai.
Di sebelahnya, Kenzo yang tengah membuka bungkusan makan siang kelewat sore itu lalu terkekeh, "Gue jual," singkatnya.
Danu mengeryit. Yang ia tahu, Kenzo hanya menaruh ketertarikan lebih pada seni. Karibnya itu menggelutinya sebagai hobi, tidak untuk dikomersilkan.
"Sejak kapan lo jualan lukisan?"
"Sebenernya nggak niat. Cuma gue foto lukisan mother's day terus iseng gue upload di lapak online. Eh, ada yang beli dong," tuturnya setengah tertawa.
Danu masih diam, menanti kelanjutan kisah karibnya yang masih mengunyah makanannya itu.
"Ya udah gue sekalian buka jasa aja. Yang mau pesen lukisan buat hadiah-hadiah ulang tahun, anniversary, atau pas moment lain lumayan juga ternyata."
"Dasar anak Ekonomi!"
"Pamalih bawa-bawa Fakultas! Lagian lumayan buat tambah uang kencan."
"Anjir lah!" Danu terbahak pada akhirnya.
Sungguh, ia sedikit heran dengan jalan pikiran karibnya yang suka tiba-tiba nyeleneh ini.
Danu masih ingat betul, Kenzo pernah bercerita bahwa ia baru saja menyatakan cinta pada gadisnya. Kenzo bilang, 'Gue suka sama lo. Ayo suit! Kalo gue yang menang lo jadi pacar gue, kalo lo yang menang gue jadi pacar lo!'
Dan sampai sekarang, Danu masih heran, bagaimana bisa gadis itu menerima Kenzo?
"Mau nggak?" Danu sedikit tekejut kala Kenzo tetiba berucap.
Danu terduduk dan lalu menggeleng atas nasi goreng yang ditawarkan kawannya itu, "Udah makan tadi gue," sahutnya sambil lalu melepas jaketnya.
Danu baru sadar, agaknya sedari tadi tali pendek berwarna biru tua itu sedikit menyembul keluar dari saku jaketnya. "Untung nggak jatoh di jalan," tukasnya sambil lalu mengambil benda kecil berwarna senada dari dalam saku jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(in)complete [COMPLETE][✓]
General FictionKadang, sebuah cerita sengaja ditulis tanpa memiliki akhir. Cerita yang sengaja dibiarkan menggantung, terbang, melayang, dan hinggap, lalu kembali menggelayut di tepian hati. Seperti kisah kita. Kisah tentang aku dan kamu. Kisah yang belum berakhir...