"Punya temen pada nggak punya malu semua. Makin nggak ngerti mau menolak kenal atau bersyukur aja."
ㅡLevian Danu Gunadharma
Masih siang, masih panas, masih penat, Danu dan Juned juga masih duduk di gazebo Fakultas. Selagi Danu sibuk dengan ponselnya, Juned sibuk memandangi lalu-lalang mahasiswa.
"Cewek Ekonomi banyak, kagak ada yang mau sama gue apa ya?" monolog Juned selagi netranya tak lepas mengurut satu demi satu perempuan yang dilihatnya.
Di sebelahnya, Danu terkikik, "Kalo ketawa makanya jangan malu-maluin, tengsin yang mau deket sama lo!"
"Sialan!"
"Lagian, cewek mana yang mau sama lo kalo diajak nonton horor malah lo yang teriak-teriak terus minta keluar padahal film belom kelar?"
Di sebelahnya, Danu kian terbahak, ia sampai memukuli meja semen di pinggiran gazebo demi menertawakan Juned. Ya memang benar, kawannya yang satu ini lebih penakut dari pada perempuan, apalagi perihal makhluk tak kasat mata.
Danu masih ingat, Juned nekat keluar bioskop lebih dahulu kala keduanya menonton film horor. Padahal, Juned sendiri yang mengajak Danu menonton. Katanya penasaran, tapi karibnya itu berakhir menunggu Danu keluar di lobby bioskop.
"Lo kalo cari cewek yang pemberani, Jun! Biar kalo nonton horor lo bisa ngumpet di ketek cewek lo!" goda Danu.
"Bangsat!" Niatnya kesal, tapi Juned malah tertawa juga.
Hubungan pertemanan Juned, Danu, Kenzo memang terbilang unik. Mereka saling mengenal sejak masuk di dunia perkuliahan. Seiring berjalannya waktu, setelah menghabiskan waktu mangkir dari mata kuliah bersama, saling berseteru, dan saling bercerita, ketiganya pada akhirnya jadi saling mengenal. Untuk itulah tidak akan ada yang tersinggung dengan segala bentuk candaan yang dilontarkan. Bagi ketiganya, itu sudah biasa.
Juned, laki-laki banyak tingkah dengan suara tawa yang dapat didengar sampai puncak Monas. Kenzo, laki-laki pendiam dengan guyonan garing yang kadang kelewat bodoh dengan tingkah ajaibnya. Danu, laki-laki yang lebih suka mempersenjatai diri dengan ucapan-ucapan pedas, dingin, dan akan berteriak kesal kala Juned menggodanya.
Belum lagi kedatangan dua Adik tingkat yang tingkahnya tidak kalah dengan dua balita yang bertengkar rebutan susu, Adik tingkat yang menjadi sumber emosi dan juga menjadi sumber tawa bagi tiga Kakak tingkatnya ini, Wawan dan Yudha.
"Kaninaaaaaa!!" Kalau Juned ini bukan kawannya, Danu berani bersumpah mungkin Danu sudah menendang laki-laki ini ke Atlantik. Masa bodoh kalau Juned harus berenang bersama ikan paus. Kalau perlu, biarkan Juned dimakan saja, agar laki-laki itu hilang dari muka bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
(in)complete [COMPLETE][✓]
General FictionKadang, sebuah cerita sengaja ditulis tanpa memiliki akhir. Cerita yang sengaja dibiarkan menggantung, terbang, melayang, dan hinggap, lalu kembali menggelayut di tepian hati. Seperti kisah kita. Kisah tentang aku dan kamu. Kisah yang belum berakhir...