"Aku lupa kalau semesta selalu punya cara untuk mendekatkan aku dan kamu."
ㅡLevian Danu Gunadharma
Sungguh, disidang habis-habisan karena lalai menjalankan tanggung jawab itu tidak enak. Danu tidak suka.
Itu sebabnya ia semakin yakin untuk tidak lagi berhubungan dengan Kanina. Itu sebabnya ia berpikir tidak perlu lagi untuk mengenal gadis itu setelah ospek selesai dilaksanakan. Itu sebabnya ia tidak menyapa Kanina.
Hubungannya dengan Kanina selesai. Keduanya sudah tidak lagi terkait sebagai panitia dan peserta. Jadi, untuk apa Danu terus-terusan menyapa gadis itu, kan?
Lalu, tiba-tiba hari sudah berganti menjadi minggu. Dan minggu mulai menyerah pada bulan ke bulan. Tidak terasa.
Dan sudah selama itu pula Danu tidak pernah lagi menegur gadis itu. Bukannya Danu tidak pernah melihatnya berkeliaran di kampus, bukan. Tapi bagi Danu, mereka sudah tidak perlu bertegur sapa.
Jadi, Danu hanya diam saja kala bersua dengan gadis itu koperasi mahasiswa.
"Yang di folder laporan di-print semua, Mas." jelas Danu pada penjaga koperasi usai memberikan flashdisk berwarna biru tua.
Siang itu, para budak tugas agaknya sedang dibebaskan. Tidak ada jajaran mahasiswa yang mengantre di koperasi mahasiswa. Hanya ada Danu, dan gadis yang diam memainkan ponselnya selagi menunggu tugasnya digandakan.
Sejenak, Danu melirik gadis itu lewat ekor matanya. Si gadis berulang kali membuka group chat yang ini dan yang itu, padahal tidak ada apa-apa di sana, tidak juga ada pesan baru.
Lalu, Danu kembali mengalihkan pandangannya pada mesin fotocopy yang tengah melakukan tugasnya.
Sejatinya, gadis itu hanya sedang merasa canggung. Bagi Kanina, biar bagimana pun, ia pernah bertegur sapa dengan laki-laki di sebelahnya walau pun dengan cara yang tidak baik. Laki-laki ini bahkan sudah tahu di mana tempat indekosnya. Lebihnya lagi, laki-laki ini pernah mengantarnya pulang dan menjemputnya satu kali.
Lalu, Danu mendadak seperti orang asing selama berbulan-bulan. Dan Kanina terlampau takut untuk memulai pembicaraan.
Kasat mata, laki-laki itu tidak lagi terlihat menyebalkan pun juga menegangkan bagi Kanina. Ia mengenakan setelah kemeja putih dan celana hitam. Lucunya, ia tengah mengenakan kacamatanya sekarang.
Tidak jarang Kanina melihat laki-laki itu mengenakan kacamata bulatnya. Dan itu membuat Danu terlihat lebih manusiawi. Tidak ada kesan dingin sama sekali. Tapi, itu tak lantas membuat Kanina berani mencairkan beku yang sudah dibangun laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(in)complete [COMPLETE][✓]
General FictionKadang, sebuah cerita sengaja ditulis tanpa memiliki akhir. Cerita yang sengaja dibiarkan menggantung, terbang, melayang, dan hinggap, lalu kembali menggelayut di tepian hati. Seperti kisah kita. Kisah tentang aku dan kamu. Kisah yang belum berakhir...