28 ; Fire of Fire

208 18 0
                                    

"Should I thanks to Yudha or what?"

ㅡLevian Danu Gunadharma

ㅡLevian Danu Gunadharma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


































Hingga hari berganti, kondisi Kanina tidak kunjung membaik. Suhu tubuhnya masih naik-turun bak kurs valas mingguan. Pada akhirnya, gadis itu tidak bisa mengikuti kegiatan latihan kepemimpinan sama sekali. Waktunya habis ia gunakan untuk tidur dan hanya melihat yang lain dari kejauhan. Ah, tidak, melihat Danu lebih tepatnya.

Lalu, tiap kali Danu memergokinya, ponsel gadis itu berdenting. Masih panas? Istirahat dulu aja. Begitu isi pesan yang dikirimkan Danu kala melihat gadis itu terjaga. Selalu tidak ada jawaban dari Kanina, namun gadis itu hanya memberikan jempolnya ke arah Danu sebagai balasan.

Dengan itu, interaksinya berakhir. Sudah, begitu saja.

Sebenarnya lucu sekali, bagaimana bisa Danu mengirimkan tanda khawatirnya dengan raut dingin dan menyebalkan seperti itu? Tugas yang diembannya membuat Danu harus menutupi Levi dengan Danu.

Bagaskara pun perlahan turun. Malam pengakraban tidak akan lengkap tanpa api unggun. Usai sesi malam dan refleksi diri, di sana para peserta mulai unjuk kebolehan dengan kelompoknya masing-masing. Ada tawa di sela lagu yang dinyanyikan bersama. Dawai yang dimainkan Danu pun tiada henti berdengung mengiring hangat malam itu.

Terima kasih banyak untuk Juned yang sudah tidak kalah dengan pelawak untuk meriuhkan malam itu. Semua permainan yang disuguhkan jadi terasa menarik sekali. Ditambah dengan kehebohan Yudha membuat dingin malam itu kian mencair.

Dan Kanina hanya melihat dari dalam tenda. Memandang pada jilatan api yang tampak seperti ingin meraih langit.

"Join ke tengah, yuk!" Lalu, suara itu menyeruak lebih hangat dari sang anala yang berpendar di tengah shyam.

"Udah nggak panas, kan?" Laki-laki itu kemudian mengulurkan hastanya pada kening gadis itu. Memastikan suhu tubuhnya cukup baik untuk dibawa keluar tenda. "Ke tengah aja, yuk! Join sama anak-anak. Lebih anget di deket api unggun juga."

Tak ada jawaban selain mengikuti. Tak ada penolakan juga kala Danu menggenggam tangannya membawanya bergabung dengan riuh. Gadis itu mengekori Danu menuju ke tengah.

Beruntung tidak ada yang terlalu mempedulikan kedatangan Danu dan Kanina. Semua masih sibuk meneruskan tawa dan riuh yang tidak ingin ditelisik. Gitar yang tadi dibawa Danu pun kini sudah anteng bersama petikan Kenzo.

"Lo kok nggak bilang kalo sakit? Kalo sakit kan nggak apa-apa nggak usah ikut."

"Tapi kan sertifikatnya perlu buat prasyarat kalo besok skripsi, Kak."

Danu menghela, jawaban gadis itu begitu logis. Jika Danu yang ada di posisi Kanina pun, ia akan memilih untuk ikut saja ketimbang harus menyusul ikut tahun depan bersama dengan mahasiswa baru yang lain.

(in)complete [COMPLETE][✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang