42 ; Nice Try!

115 18 0
                                    


"Jadi, kamu beneran mau bikin kejutan buat aku waktu pulang dadakan itu?"

ㅡLevian Danu Gunadharma

Orang yang membenci akan tetap melakukan segala hal untuk membuat dunia membenci kita, begitu kata orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Orang yang membenci akan tetap melakukan segala hal untuk membuat dunia membenci kita, begitu kata orang. Dan agaknya itu benar, tapi masa bodoh. Danu tidak peduli. Jiwanya bisa pegal sendiri jika menanggapi kebencian yang dilempar tak beraturan begitu.

Jadi, ketimbang mendebat sambil berucap, Aku benar! Tidak begitu kenyatannya! Danu lebih memilih untuk melakukan hal yang selama ini dipegangnya. Senyum, Salam, Sapa, terutama pada yang lebih tua.

Lagipula, tidak ada yang salah kan dengan membantu Ibu-Ibu yang kesulitan membawa belanjaan sendirian dari pasar. Mengambilkan si meong, kucing anak tetangga yang tidak bisa turun sendiri dari pohon jambu. Pun juga mengantar Mbah Yuswan ke rumah sakit karena terpeleset di teras rumah setelah hujan, walaupun memang motor Nino yang dipakai untuk mengantar. Tapi kan Danu yang berangkat.

Iya, begitu. Danu terus saja melakukan semua hal baik, tanpa peduli akan diindahkan atau tidak, tanpa peduli ia akan disambut atau ditendang. Danu percaya, hal baik akan selalu mengikuti orang baik. Kalaupun hasilnya tidak baik, proses itu akan membentuk Danu menjadi pribadi yang lebih baik.

Seperti siang ini, Danu cepat-cepat menghampiri seorang laki-laki paruh baya yang kesulitan membersihkan selokan di depan rumahnya. Dengan bekal cangkul kecil dan cetok, laki-laki itu berucap, "Pak, saya aja, Pak, yang bersihkan got."

"Loh, ojo, Nak! Mengko tanganmu bau peceren!"

"Nggak, Pak. Nggak apa-apa. Pak Dana bisa bantu bersihkan rumput-rumput liarnya aja."

"Tenan ki, Le?"

"Nggih, Pak. Biar saya aja yang bersihkan di sini."

"Yawis, terima kasih nggih, Le." Lantas, dengan tubuh setengah ringkih, Pak Dana beranjak ke pekarangan, mengambil sapu lidi dan mulai membereskan pinggir jalan depan rumahnya yang penuh rumput liar.

Diam-diam, selagi Pak Dana berbenah bersama dengan beberapa warga lain, Danu masih bisa mendengar, "Aku nggak percaya, nek Nak Levi iki koyo sing digosipkan," tukas Pak Dana.

"Tapi iso wae mung topeng, Pak. Ben keliatan apik di mata orang. Kita ki nggak akan pernah tau belangnya orang," sahut seorang laki-laki yang sedikit lebih muda.

"Lah koe opo ra due belang? Tok ketok-ketokno ra?"

Sejatinya semua manusia sama saja, begitu maksud Pak Dana yang berhasil ditangkap Danu. Laki-laki itu pun tersenyum kecut. Detik berikutnya, Danu memilih berhenti mendengar ucapan orang-orang disekitarnya. Lakukan saja dengan baik, ini kerja bakti warga, Danu sebagai tamu yang dijamu di sini tidak seharusnya diam di rumah saja. Apalagi melihat Mas Surya dan Nino yang sudah ribut menebang pohon yang rantingnya sudah begitu menganggu jalan di pekarangan rumah Bu Sumilah sejak pagi tadi, Danu mana mungkin bisa tenang saja.

(in)complete [COMPLETE][✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang