"Dear, Semesta. Garis takdir ini harus bertabrakan sampai sejauh mana?"
ㅡLevian Danu Gunadharma
Dosen mana yang suka kalau sedang serius-seriusnya mengajar, tiba-tiba saja terdengar kegaduhan dari depan kelas? Tentu tidak ada.
Jadi, kala itu juga Pak Riyan beranjak ke pintu kelas yang saat itu kebetulan tidak ditutup. Seluruh pasang mata yang ada di kelas jelas mengikuti pergerakan dosen yang berusia hampir setengah abad itu.
Lalu, Kanina melihat sumber kegaduhan itu lewat di depan kelasnya. Entah apa yang tengah diperbincangkan, Kanina jelas melihat Juned terbahak kencang sambil merangkulkan lengannya pada pundak Danu. Lalu, Danu dan Kenzo pun turut tertawa.
Kanina jadi ingat, ia punya urusan dengan laki-laki itu. Jadi, setelah kelas usai sekitar tiga puluh menit kemudian, gadis ini cepat berlari keluar kelas mencari bayangan laki-laki itu.
Baru saja ia hendak berlari ke arah kantin, tungkainya mendadak berhenti. Gadis ini melongok ke dalam salah satu kelas yang kebetulan juga, pintunya terbuka setengah.
Laki-laki yang dicarinya ada di dalam, duduk pada deret tengah. Ia mengenakan kemeja merah jambu. Laki-laki itu juga tengah mengenakan kacamata bulatnya. Lalu, dengan seriusnya laki-laki itu menatap lurus ke depan kelas sambil sesekali mencatat beberapa hal dalam bukunya.
Lalu, diam-diam, kedua sudut bibir gadis itu tertarik membentuk lengkungan simetris.
Entah, tapi melihat Danu berpenampilan seperti itu membuat Kanina merasa laki-laki itu terlihat, lucu?
Ayolah! Laki-laki mana yang sudi mengenakan kemeja merah jambu? Dan kalau ada pun, biasanya akan tampak aneh. Tapi entah, pada detik itu juga, Danu mendadak menjadi inti semesta gadis ini.
Sementara itu, semesta selalu tahu cara menitipkan bisik pada embusan lembut sang bayu. Semesta selalu tahu cara untuk mendayukan nama Danu dalam tenang.
Dan semesta selalu tahu cara untuk menjebak Danu dan Kanina dalam waktu yang mendadak terasa melambat kala sorot keduanya bertemu. Kanina lalu tersenyum dan beranjak. Bodohnya, Danu jadi melongok atas kepergian gadis itu dari depan pintu kelasnya.
"Liat apaan?" bisik Kenzo yang lantas membuat laki-laki ini mengerjap.
"Hah? Nggak kok."
Satu jam kemudian, kelasnya selesai. Satu per satu mahasiswa mulai beranjak keluar, pun juga Danu, Kenzo, dan Juned. Lucu sekali, satu angkatan sudah tahu kalau tiga orang ini akan selalu bersama kemana-mana, seperti tiga serangkai.
KAMU SEDANG MEMBACA
(in)complete [COMPLETE][✓]
General FictionKadang, sebuah cerita sengaja ditulis tanpa memiliki akhir. Cerita yang sengaja dibiarkan menggantung, terbang, melayang, dan hinggap, lalu kembali menggelayut di tepian hati. Seperti kisah kita. Kisah tentang aku dan kamu. Kisah yang belum berakhir...