"Tau gak, sih? Wajahmu merah banget waktu itu."
ㅡLevian Danu Gunadharma
Danu sekali lagi menilik nama dalam lembaran yang baru saja ditulisnya. Netranya lantas sekali lagi melayang pada gadis di barisan paling ujung, Kanina. Setelahnya, Danu mendecih. Entah karena sebal, atau karena meremehkan gadis yang begitu teledor itu.
"Kenapa, Dan?" Karena penasaran dengan reaksi karibnya yang kelewat kesal, Kenzo bertanya.
"Itu maba yang salah seragam. Jangan dikasih hukuman sama kayak yang telat. Pelanggarannya double-double, mana santai banget, gak ada takut-takutnya," papar Danu.
"Terus mau suruh ngapain?"
Sejenak, Danu berpikir. Kira-kira hukuman seperti apa yang akan membuat Kanina jengah? Setidaknya agar gadis itu menunjukkan sikap menghargai panitia yang sudah bersusah payah mempersiapkan acara ini dengan harapan tidak untuk dirusak oleh segelintir mahasiswa dan mahasiswi baru yang tidak taat aturan, setidaknya begitu pikir Danu.
"Abis gini acaranya ngapain?"
Di sebelahnya, Kenzo lantas mengeluarkan rundown acara dari saku almamaternya. "Kalo upacara pembukaan kelar langsung ice breaker, sih."
"Game?"
"Kayaknya iya."
"Ya udah, kita minta waktu aja bentar sama sie acara. KomDis mau ngasih peringatan biar besok nggak ada yang ngelanggar aturan lagi. Bawa itu cewe buat jadi contoh pelanggaran di depan."
Kenzo lantas mengacungkan jempolnya. "Gue bilang dulu sama Juned."
Danu pikir, itu cukup setimpal bagi Kanina. Membuat gadis itu malu mungkin dapat memicunya untuk tidak melakukan kesalahan di esok hari.
Usai berunding, Danu dan Kenzo kembali berdiri di hadapan beberapa gelintir mahasiswa dan mahasiswi baru yang terlambat datang. Barisan yang sedari tadi dibiarkan terjemur di bawah paparan surya.
"Buat semua yang terlambat datang hari ini. Besok jangan di ulangi lagi! Sekarang tasnya dipake terus jalan jongkok semuanya sampe masuk lapangan!" Kenzo memberikan instruksi.
Lalu, semua peserta ospek yang terlambat datang ini akhirnya mulai bergerak sesuai instruksi, mereka mengenakan ranselnya dan mulai berjalan jongkok sampai masuk ke dalam lapangan.
Sesampainya di lapangan, semua peserta yang terlambat segera dibantu oleh panitia yang lain untuk dapat segera bergabung dengan pleton yang sudah ditentukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(in)complete [COMPLETE][✓]
General FictionKadang, sebuah cerita sengaja ditulis tanpa memiliki akhir. Cerita yang sengaja dibiarkan menggantung, terbang, melayang, dan hinggap, lalu kembali menggelayut di tepian hati. Seperti kisah kita. Kisah tentang aku dan kamu. Kisah yang belum berakhir...