🔥Raga?🔥

579 52 2
                                    

Biasanya up di lapak sebelah, skarang pindah kesini lagi hehe 😅
Kangen ya?? Sama aku enggak🤣
.
Langsung aja deh,

Happy read♥️

Mereka tiba, Raga yang belajar untuk tak bodoh saat ini segera menarik tangan Adara untuk tak ceroboh berlari.

Jangan sampai karena kelalaiannya, Adara ia korbankan disini. Niatnya ia tiba untuk memberikan pertolongan, bukan malah menyusahkan

Para bodyguard segera memasang badan, mereka turun di lokasi yang sama dengan lokasi Arga yang memulai peperangan ini.

"Maaf, tapi kita harus memanjat dinding itu" Ujar salah satu pengawal, sambil menunjuk ke arah sebuah tembok kokoh yang menjadi pembatas

Adara seolah mengerti maksud pengawal itu  "Ya udah, lo nunggu apa lagi! Buruan!" Sentaknya

Semuanya terhenyak, lantas mengambil langkah seribu untuk segera melakukan pergerakan. Adara? Ia masih menangis, sedangkan Raga disampingnya memeluk bahu wanita itu, ia berusaha semaksimal mungkin

Untuk Dara

Para pesuruh itu berusaha membuat akses yang mudah ditempuh oleh Raga dan Dara. Bagaimanapun, selain keamanan mereka juga harus memperdulikan kenyamanan tuan mereka.

Barang apapun, tumpukan batu berbentuk persegi pun jadi mereka susun untuk membentuk tangga, meskipun tingginya tak sampai mencukupi apa yang menjadi target mereka, namun itu sedikit membantu dari pada tidak sama sekali

"Raga, Arga gimana..?" Rengek Adara, air matanya masih terus berderai tanda khawatir luar biasa

Raga mengangguk, "Dia baik - baik aja Dara... sabar ya" Ucapnya setenang mungkin

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

"Dahlah Ar, tinggalin aja gue disini. Lo gimanapun harus lanjutin buat dapetin si Darren" Rama pasrah, ia kira dirinya tak akan bisa pulang dengan selamat kali ini

Menurutnya, biarlah sudah selama ini ia juga sudah menghabiskan beberapa kali moment semacam ini dengan Arga, ia merasa telah puas menemani kawannya itu hingga titik ini

Jika memang ia harus gugur, ia ikhlaskan itu

Viko mendengar hal itu mendengus tak suka, "Gila lo! Gue gak setuju Ar, kalo lo ninggalin Rama disini, gue juga disini. Gue gak bakalan ninggalin satu orang pun disini, sekalipun lo jadi mayat, bakal gue bopong pulang!" Putusnya seolah tak bisa ditawar sama sekali

Arga yang bersimpuh sembari memangku kepala Rama yang kian lama semakin kehilangan kesadarannya sedikit demi sedikiti. Luka nya yang menganga terus deras mengucurkan darah

Viko dan Gio tampak panik, namun mereka juga harus tetap berjaga sampai bantuan yang diminta oleh Arga datang.

Arga menatap sekali lagi wajah Rama, entah mengapa kali ini dadanya terasa sesak. Melihat wajah kawannya yang memucat karena darah yang terus terkuras seiring detik yang terus berjalan

Brak!

"Ar..!" Pekik seseorang secara tiba - tiba

Dari arah pintu masuk yang Arga lewati tadi mendadak masuk seorang wanita yang sangat akrab di mata Arga. Ya, itu Adara!

Dengan nafas tersenggal, wanita itu mendekat kemudian menarik kepala Arga dalam pelukannya.

"Gila, gak ada otak banget lo!" Maki Adara, panggilan aku - kamu yang biasa mereka gunakan hilang entah kemana

Arga berusaha tetap tenang disana, "Ngapain kesini? Festival nya udah?" Tanya lelaki itu

Adara menggeleng,

Plak!

"Lo ngapain kesini sih?! Nyari mati!" Maki wanita itu lagi

Sedangkan dibelakang Adara, ada Raga dan beberapa pengawal disana, beserta seorang dokter pribadi yang memang Arga pinta tadi

"Dah, sekarang Dara, lo balik" Perintah Viko tegas, bukannya berniat kasar, namun situasi dan tempat tak mendukung untuk mereka mengajak wanita apalagi seperti Adara yang belum pernah berurusan dengan hal semacam ini

Adara menggeleng kuat, "Intinya gue mau ikut!" Putusnya

Viko menggeram kesal, menurutnya waktu yang tersisa tak banyak, ia dan yang lain harus melanjutkan misi mereka, jika Adara ikut, itu akan menjadi kelemahan terbesar mereka selanjutnya

"Balik dulu ya sayang, aku janji bakal nyusul" Bujuk Arga lembut

"Lo bertiga, bawa temen gue. Lo dokter kan?" Tunjuk Viko kepada seorang lelaki kisaran umur 29 tahunan yang berpakaian putih sembari menenteng tas putih berisikan alat medis itu

"Atasin temen gue" Perintah Viko selanjutnya

Disisi lain, Adara masih tetap bersikeras untuk ikut. Arga sudah mengeluarkan segala cara dan bujukan agar wanita itu mau kembali, namun hasilnya tetap nihil. Keras kepala Adara kambuh disaat - saat genting seperti ini

"Gue ikut Ar, jagain Dara. Gue bakal tanggung jawab atas Adara" Raga mengajukan diri dengan tegas, disaat itulah Arga memijat tulang dahinya

Bagaimana bisa makin menjadi runyam begini?!

Gio berdecak, "Lo tau kan Ga, nih bukan mau main bola, bukan mau nongkrong. Nyawa, Ga!" Ujarnya sedikit kesal, memberikan pengertian kepada Raga yang ia anggap sedang bergurau

Raga mengangguk, sebelah tangannya menggenggam erat seolah menyembunyikan kegentarannya, "Gue tau ini bukan mainan, makanya itu gue ikut jagain Dara." Bantahnya

Terjadi perdebatan sengit antara Gio dan Raga, hingga akhirnya...

"Dah! Ga, gue gak pernah sekalipun keras sama lo, tapi kali ini gue tegasin lagi, ini bukan permainan!" Arga angkat bicara, menegaskan ulang inti dari misinya kali ini

Raga mengangguk tanda menyanggupi, setelahnya, Arga membantu Rama untuk berdiri dan menyerahkannya kepada anak buah yang telah ditugaskan oleh Viko membawa Rama kembali

Mereka berlima pun melanjutkan perjalanan

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Sumpah belakangan ini lagi nggak mood banget nulis huhuhu 🥲
But, gimana nih sama part ini??
.
Dukung author yuk biar semangat lagi nih🙃
Hargai karya author yaaaa dengan voment kaliaaaaannnn 😇
.
🔥SEE YOU NEXT PART🔥


ARGA : THE SAVAGE BOY {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang