🔥Bertemu🔥

1.3K 135 16
                                    

Adara tersenyum senang ketika kaki nya memijak bumi Roma itu. Seolah sangat menggambarkan kebahagiaannya, ia tak pernah melunturkan senyuman manis diwajahnya

"Sudahlah, jangan senyum - senyum gitu, diliatin orang tuh" tegur Raga, yang baru saja selesai mengurus barang bawaannya.

Mereka berdua berjalan menuju keluar bandara namun baru saja beberapa langkah, mereka berhenti karena tiba - tiba ada 2 orang pria kekar berpakaian serba hitam yang menghentikan mereka

"Tuan Raga, dan nona Dara" ucap salah satu pria tersebut

Raga membawa tubuh Dara agar beralih ke belakang tubuhnya, seolah berjaga - jaga jika orang - orang ini menyerang Dara secara tiba - tiba

"Saya yang ditugaskan untuk menjadi bodyguard anda selama disini tuan, mari saya antarkan ke apartemen" ucap pria tersebut kemudian

Raga memicing tajam, berusaha memastikan. Sampai akhirnya ia merasa yakin dan menganggukkan kepala. Tanpa ijin, cowok itu langsung menggenggam tangan kanan Adara dan membawanya berjalan disampingnya, mengikuti kemana arah dua pria kekar itu membawa mereka

"Tak akan ada apa - apa, Dara. Jangan takut, jika ada apa - apa sekalipun, gue bakal ngelindungin lo" bisik Raga lirih, membuat Adara tersenyum menatap ke arahnya

Pukul 1 siang, Raga dan Dara menempuh perjalanan menuju ke apartemen Arga. Papanya mengatakan bahwa, ia sudah memesankan unit apartemen lagi untuk dia dan Adara. Syukurlah, setidaknya nanti ia bisa langsung beristirahat tanpa harus repot mengurusi apartemen dan sebagainya

"Arga ada disana kan, Ga?" tanya wanita yang duduk di jok sebelahnya dengan mata yang berbinar, raut wajahnya tak bisa berbohong jika ia sedang bahagia sekarang

Raga mengulurkan tangannya, mengelus puncak kepala wanita itu lembut, "Ada, kan emang kita satu apartemen sama Arga, Dar" jawab nya lembut

Dara mengangguk, ah akhirnya ia dapat bertemu kembali dengan Arga, cowok yang sangat ia cintai

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

"Yaelah lo usil amat sih, jajan gue diembat juga" keluh Gio

Bagaimana tidak, Gilang dengan tak berdosa nya merebut makanan ringan miliknya hingga membuatnya sangat merasa kesal

"Kalo ada gratisan, kenapa harus susah payah beli" sahut Gilang, kemudian nyengir tanpa rasa bersalah

Arga menggelengkan kepala, sudah faham dengan kebiasaan 2 manusia itu. Memanglah dari dulu teman - temannya ini tak ada yang waras, mempermasalahkan hal yang menurutnyal tak berfaedah seperti barusan contohnya

3 hari sebelum hari dimana mereka akan menyerang Darren mereka memilih untuk bersantai agar bisa tetap relax meskipun rasa takut masih menghantui mereka

Arga kini tengah sibuk dengan televisinya, menonton tayangan berita yang tengah membahas kasus mafia dan beberapa kasus lainnya. Membosankan memang, tapi benar - benar kali ini ia tak memiliki kesibukan apapun

Pukul 3 sore, ia memutuskan untuk melenggang ke kamarnya dan membersihkan diri. Mungkin malam nanti ia akan meminta orang - orang suruhannya agar membelikan ia beberapa botol bir untuk ia minum.

Tok! tok! tok! tok!

Langkahnya terhenti, ketika mendengar suara ketukan pintu yang berasal dari pintu utama unit apartemennya. Arga melirik ke arah teman - temannya yang mendadak langsung dalam mode hening tersebut. Viko membantu Arga dengan memberikan aba - aba lanjutan agar teman - temannya itu mengambil senjata masing -masing di kamar mereka, namun tetap dengan mode hening mereka

ARGA : THE SAVAGE BOY {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang