🔥Untuk Dara🔥

669 68 14
                                    

Ya... seperti yang diketahui bahwa author udah lama gak up cerita ini yaaaa 😂
Yaudah maapin yaaaa jangan galak galak deh... 😂
.
Happy reading🤍

Adara menutupkan kedua tangannya ke mulutnya, sesaat ketika ia membuka kedua matanya karena tak merasakan sesuatu apapun menembus tubuhnya

Dan... hal pertama yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri adalah Raga yang berdiri didepannya sembari menghadap ke arahnya. Namun, satu hal yang membuat ia seketika histeris adalah darah yang mengucur deras ke lantai dari pungguh cowok itu

Raga tertembak!

Dan itu terjadi karena cowok itu berusaha menjadi perisainya.

Darren langsung tengkurap lemas, namun nyawanya masih bersarang di tubuhnya. Arga masih terdiam dengan terus menatap ke arah punggung saudaranya yang sudah berlubang itu.

Tidak! Ini diluar rencana nya!

Bruk!

Didetik kemudian, cowok itu terjatuh bersimpuh di lantai. Kemudian, kepalanya mendongak ke arah sang wanita pujaan nya yang ada tepat dihadapannya

Ia tersenyum, penuh ketulusan...

Tangannya gemetar meraih sesuatu yang ada disaku nya.

Hal tak terduga selanjutnya adalah, Raga mengeluarkan pistol dari sana dan menolehkan kepalanya ke arah Darren yang tengah sekarat itu

Sret...

Perlahan tangannya terangkat, gemetar namun terus berusaha untuk membidik sasarannya dengan jitu. Lalu ...

Dor!

Butir peluru satu - satunya yang ada di dalam pistol itu akhirnya ia gunakan. Dan, tepat mengenai sasarannya, ubun - ubun lelaki biadab itu terlubangi sebagai tanda akhir Darren menghembuskan nafasnya

Setelahnya, Raga meletakkan begitu saja pistol yang ia pegang, menoleh kembali ke arah Adara dan tersenyum

"Tugas gue selesai, Dar..." Ucapnya lemah

Adara menggeleng, ia tak terima jika harus berakhir seperti ini. Dengan cepat ia turut bersimpuh dan menarik Raga dalam pelukannya, ia menangis bahkan meratap disana

"Ga, enggak lo gak boleh gini! Raga...!" Pekiknya disela isakan nya

Arga yang tersadar dari rasa shock nya pun segera berlari dan merebut Raga ke pelukannya. Setelah puas memeluk sang adik, ia merebahkan kepala serta tubuhnya membujur dengan pangkuannya sebagai bantalan

Viko, Gio dan Gilang pun beranjak mendekat. Hati mereka gentar, pedih bercampur kecewa. Mereka ternyata begitu bodohnya sampai Raga harus menjadi korban disini

"Ga, lo... anjing! Lo gila, sakit lo! Ngapain sih gak lucu tau gak, lo begini!" Maki Arga tak terima, tentu saja suaranya terdengar gemetar menahan tangis

Sedangkan Adara, ia kini tengah menidurkan kepalanya di dada Raga sembari memeluk tubuh cowok itu

"Hiks... lo tahan ya, Ga. Percaya deh lo gak bakalan kenapa - napa, hiks" Isak Adara

ARGA : THE SAVAGE BOY {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang