🔥Dinner🔥

3K 227 55
                                    

Jadi gimana bund?
.
Kangen aja atau kangen banget?😂😂😂
.
Maaf author jarang up sekarang, tapi insyaallah mulai rutin up bulan depan ya bebku❤️
.
Karena banyak yang mengeluh tentang kerinduan, maka author tuliskan part agak panjang disini😂
.
Happy reading🔥

Pukul 17:00,  yang artinya sekitar 1 jam 30 menit lagi Arga akan mengantarkan saudaranya menjemput Adara kerumahnya. Cowok itu terduduk diam di pinggiran ranjangnya, tatapannya kosong kedepan seolah memang sedang memikirkan sesuatu yang teramat berat

Keadaan memang menjadikannya serba salah.  Jika ia memilih untuk memihak perasaannya, maka secara  langsung ia akan mengabaikan perasaan Raga dan tentunya kondisi kesehatan cowok itu juga. Namun, jika ia memilih untuk mengabaikan perasaannya terhadap Adara, dirinya akan merasakan yang namanya kehilangan sebelum ia berjuang untuk memiliki

Serba salah bukan!

Tapi yasudahlah, bukankah dari dulu memang harusnya seperti ini. Arga harus bisa menjadi perisai untuk Raga, meskipun dirinya sendiri yang harus terluka. Yang namanya saja sebuah perisai, pastinya harus siap tergores lebih dulu.

Disisi lain, Raga yang sedang asyik menyiapkan baju khusus untuk dinner pertamanya pun merasakan sebuah perasaan gugup yang sedikit luar biasa. Pasalnya, baru kali ini dirinya akan berkencan dengan seorang cewek selain mamanya. Mengeluarkan semua pakaian terbaik yang ada di almarinya, mencoba nya satu persatu kemudian menatap ke arah cermin, menilai penampilannya sendiri

"Aduh, ntar gue ngomong apaan ya?" gumamnya bertanya kepada dirinya sendiri

Tapi, Raga juga merasa sedikit tenang mengingat Arga ada untuknya nanti. Setidaknya, ketika ia mengalami masalah, Arga bisa membantunya.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Pukul 18:15, Arga turun ke lantai dasar rumahnya. Cowok itu nampak tampan meski hanya mengenakan pakaian alakadarnya, Arga segera berjalan cepat menuju ke bagasi rumahnya. Masa - masanya menjadi sopir sekaligus perisai dari saudaranya sendiri akan dimulai sekarang

Arga mencoba sekeras mungkin menahan seluruh emosinya, menyembunyikannya dibalik topeng sikap lembutnya terhadap Raga. Baginya, Raga lebih penting dibanding dirinya sendiri

Sedangkan Givella yang sedang asyik membaca katalog tas terbaru bulan ini langsung menoleh ke arah putra tertuanya itu, "Jalan pelan gak bisa?" tanya Givella ketus

Arga hanya menoleh sebentar kemudian kembali melanjutkan langkahnya menuju ke arah garasi rumahnya

Sekitar 10 menit kemudian, nampak Raga yang juga turun dari lantai atas menuju ke lantai dasar rumahnya. Penampilannya agak sedikit berbeda malam ini, memakai setelan jas putih dengan rambut yang menyugar kebelakang.  Terlihat lebih tampan dari biasanya

"Raga mau kemana?" tanya Givella, ketika mendapati Raga yang berjalan menuju ke pintu utama rumahnya

Raga menoleh kemudian tersenyum, " Raga mau main bentar ma" jawab cowok itu kemudian

Givella manggut - manggut, "sama Arga?" tanya nya lagi

Raga tersenyum, "Iya ma. Arga yang anterin" jawab Raga antusias

"Yaudah hati - hati ya, pulang jangan kepagian"

"Enggak ma, cuman bentar doang"

Raga segera melangkah keluar dari pintu utama rumahnya, matanya langsung terfokus ke arah sebuah mobil hitam dengan Arga yang duduk di bagian kursi kemudi mobil tersebut. Dengan semangat 45 cowok itu langsung melangkah mendekat ke arah Arga

ARGA : THE SAVAGE BOY {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang