🔥Pamit🔥

1.1K 117 25
                                    

Semua orang tengah disibukkan oleh persiapan keberangkatan tuan dan nona muda mereka hari ini. Ya... Meskipun Raga sudah dewasa, Givella masih belum bisa sepenuhnya mempercayai bahwa puteranya itu akan bisa menjaga dirinya sendiri dengan baik

Sedangkan disisi lain, sudah sejak waktu sarapan telah usai Adara melaksanakan pemeriksaan fisik oleh tim medis yang memang sengaja dipanggil secara private ke kediaman Givenous oleh Aldani.

Laki - laki itu tak mau jika Adara sampai kenapa - napa nanti ketika diperjalanan. Tak lupa juga tentang dirinya yang akan menugaskan beberapa tim medis khusus untuk Adara selama dalam perjalanan bahkan selama Adara tinggal di Italia beberapa waktu kedepan

Raga berulang kali mencoba meyakinkan kembalikan Givella yang kini mulai meneteskan air mata karena tak ikhlas Raga berangkat menemani Adara ke Italia.

Persetan dengan semuanya, bayangan Raga dengan segala kelemahan cowok itu selalu berputar di kepala Givella saat ini, wajar saja jika ibu dari si kembar itu menangis

"Udah mah, Raga nggak bakalan kenapa - napa" ujarnya, lembut penuh ketenangan

Givella menyeka air matanya dengan selembar tisu yang terlipat ditangan kanan nya, "Gak usah berangkat ya, lagian Arga bakalan pulang sebentar lagi" bujuk nya kemudian, sedikit merengek

Raga menghela nafas kemudian tersenyum ke arah wanita yang berstatus ibu nya itu, "Raga nggak bisa biarin Adara sendirian kesana, mah" sanggahnya lembut

"Raga nggak bakalan kenapa - napa, serius" sambungnya lagi

Givella rasanya mulai menyerah sekarang, sudahlah. Puteranya ini tak akan mau mendengarkannya. Yang ia bisa lakukan hanya mendoakan semoga anak - anaknya bisa kembali pulang dengan kondisi yang sebaik - baiknya

"Nak, apa barang - barangmu sudah selesai di bereskan?" tanya Aldani tiba - tiba, sedikit mengeraskan suaranya mengingat posisinya terletak tak satu ruangan dengan Raga dan Givella

"Sudah pah" sahut Raga

Givella menatap sendu puteranya itu, "Hati - hati di perjalanan nanti" ujarnya lembut, namun tetap dengan suara paraunya

Raga mengangguk, berusaha untuk memberikan kelembutan di setiap tatapannya, ia tak mau Givella khawatir yang nantinya akan berdampak pada kesehatannya

"Raga pergi dulu ya mah, mama baik - baik sama papa disini" pamit cowok itu lembut, tangannya terulur menggapai tangan kanan Givella, kemudian mengecup singkat punggung tangan mama nya itu

Givella mengangguk, ia mengantarkan Raga ke pintu utama rumahnya. Ketika mereka melintasi ruang utama, disana mereka bertemu dengan Adara yang juga sudah siap untuk berangkat

"Udah Dar??" tanya Raga memastikan

Adara mengangguk. Raga berjalan didepan mendahului Adara, diikut oleh Givella dibelakangnya.

Aldani sendiri yang akan mengantarkan Raga dan Adara ke bandara. Bagaimana pun juga, sebenarnya ia tak rela jika Raga harus pergi kesana. Lagi pula Arga tak akan lama lagi, mengapa harus menyusul kesana, apa tak lebih baik menunggu saja disini. Tampaknya kedua manusia itu tak akan mau memahami maksud dari keinginan Aldani itu.

Keamanan selama di perjalanan sudah Aldani rencanakan, serta tim medis yang sengaja ia sewa untuk Adara juga sudah ia persiapkan. Semoga saja semuanya akan baik - baik saja.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Mereka kini sudah tiba di bandara, Adara membawa sendiro kopernya, begitu pula dengan Raga. Aldani mengantarkan mereka sampai batas bilik keberangkatan internasional.

ARGA : THE SAVAGE BOY {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang