🔥Menyusul🔥

977 104 34
                                    

Setiba nya Arga dilokasi, ia dan teman - temannya langsung melakukan persiapan terakhir dengan mengecek seluruh senjata yang mereka bawa, ditakutkan salah satunya ada yang tak terisi

Arga memarkirkan mobilnya tak jauh dari lokasi markas Darren berdiri, karena memang sesuai rencana ia akan menyusup kedalam

"Udah?" tanya Arga memastikan dengan menatap kawan - kawannya secara bergantian

Mereka semua menjawab hanya dengan sebuah anggukan

Arga keluar terlebih dulu, menyembunyikan senjata api yang ia bawa di balik kantung hoody yang sengaja ia pakai. Disusul oleh kawan - kawannya yang berjalan membentuk 2 shaf sekarang

Mereka berbelok ke arah bangunan yang ada di sebelah gedung markas Darren, mempercepat langkah mereka menuju ke arah tembok pembatas yang ada di samping bangunan tersebut.

"Gue udah di tempat" ucap Arga ketika sambungan telefon yang ia buat tersambung dengan lawan bicaranya

"Siap boss, gue masuk"

Pip

Arga terdiam sejenak, begitu pula dengan kawan - kawan yang ada bersamanya. Menunggu langkah selanjutnya yang akan ia lakukan setelah....

Dor!

Dor!

Terdengar serentetan tembakan atau lebih mirip dengan baku tembak dibalik tembok tersebut. Arga menoleh ke arah Viko yang berdiri disebelahnya

"Sekarang"

Mereka bahu - membahu mulai naik ke tembok pembatas yang tak terlalu tinggi itu. Menyusup masuk ke dalam gedung berstatus markas rivalnya itu dengan diam - diam namun cepat. Telinga mereka masih mendengar rentetan letusan pistol yang saling bersahutan memekakan telinga

Namun....

"Siapa kalian?!"

Mati!

Belum jauh mereka melangkah, ada seorang laki - laki berpakaian serba hitam yang meneriaki mereka sambil menodongkan sebuah pistol ke arah Rama yang memang ada di posisi paling belakang

Untung saja teman Arga itu tak bodoh dengan tetap diam membelakangi pria tersebut tanpa menoleh terlebih dulu, Viko yang ada di barisan kedua setelah Arga mengambil gerakan pelan dengan menyembunyikan pistol yang ada di tangannya, memanfaatkan tubuh Gio yang memang berdiri dibelakangnya untuk menutupi pergerakannya

Cowok itu dengan santai nya berbalik badan dan berjalan mendatangi pria tersebut

"Wah, pak... udah lama kayaknya nggak ketemu" ucapnya tiba - tiba

Ketiga kawannya masih kebingungan mendengar Viko yang mengatakan hal itu, namun tetap pada posisi mereka, tak berbalik kebelakang

"Siapa?!!" tanya orang tersebut dengan tetap menodongkan pistol yang kini mengarah pada Viko yang terus melangkah ke arah nya

Viko tersenyum, berusaha sekeras mungkin menutupi raut ketakutannya akan pistol yang tertodong ke arahnya dan siap untuk memuntahkan butiran peluru panas yang akan menembus tubuhnya seketika

"Oiii santai dong... gue nih temen boss lo" ujar Viko berbasa - basi

Matanya terkunci pada tangan orang tersebut yang dalam posisi memegang tuas pelatuk pistol yang ada di tangannya. Nampaknya mendengar omong kosong yang ia lontarkan, pegangan orang tersebut melemah sedikit demi sedikit

"Ngapain sih pake nodong gue segala, hm?" tanya Viko santai, ia menghentikan langkahnya yang hanya berjarak 1 meter dari orang tersebut

"Tunjuk ID card " perintah orang itu

ARGA : THE SAVAGE BOY {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang