🔥Senja itu🔥

808 63 22
                                    

Udah siap belum nih???
Tekan vote dulu dehhhh, hargai karya author dengan terus memberikan dukungan 🥲
.
Happy reading 💐

Suara gemuruh mesin pesawat terdengar memecah keheningan senja. Pukul 6 lebih, Arga dan yang lainnya tiba di bandara. Berjarak sekitar 50 meter jauhnya, nampak Aldani dan Givella yang sudah menunggui dengan 2 mobil alphard yang sengaja mereka bawa sebagai kendaraan penjemput

Arga menghela nafas sejenak, menatap netra keluar jendela, atau lebih tepatnya ke arah kedua orang tuanya. Inilah saat - saat yang paling getir menurutnya, mengatakan kebenaran yang begitu menyakitkan kepada papa mama nya adalah hal terberat yang akan dia lakukan seumur hidupnya

Adara menggenggam tangan Arga, "Gimana? Aku bener - bener gak siap ketemu papa sama mama" Risau nya

Arga menunduk sejenak, menyiapkan kalimat terbaiknya sebagai penjelasan. Meskipun ia tau, kala seperti ini, diksi di otaknya benar - benar lenyap entah kemana

Viko dan yang lainnya mencoba untuk menenangkan Arga, mereka sangat tau bahwa hal ini akan sulit, tapi bagaimana lagi, kenyataan memang harus dihadapi.

Rama yang sempat cidera kini sudah mampu untuk berjalan, meskipun tertatih. Sedangkan, di bagian belakang pesawat, sudah bersiap beberapa orang pengawal yang akan memikul turun peti Raga.

"Gue tau ini berat, tapi gimanapun juga lo gak bisa lari dari takdir. Gue yakin, cepat atau lambat, bokap nyokap lo bakalan nerima" Itu Gilang, saat seperti ini ia ingin menjadi seorang kawan yang bijak untuk Arga

Arga mengangguk, "Lo semua turun duluan aja. Adara, kamu juga" Suruh Arga

Mereka semua setuju, perlahan mereka mulai berjalan keluar dari kabin pesawat.

○○○

Dibawah, Aldani dan Givella menyambut senang kedatangan mereka. Senyuman tak luntur dari wajah mereka.

Sempat, mereka berdua mengatakan rasa simpati mereka kepada Rama, yang turun dengan tertatih sambil meringis merasakan sakit. Namun, setelahnya mereka kembali fokus pada pintu keluar pesawat, menantikan kedua putra mereka yang keluar dari sana

○○○

"Ga, turun yuk... papa mama nunggu tuh" Arga mengelus peti Raga, kemudian memberikan aba - aba kepada para pesuruhnya untuk mulai mengangkat peti tersebut

Arga berjalan dengan jantung yang berdegub kencang, lidahnya terasa kelu untuk sekedar menyapa kedua orang tua nya. Linangan air mata yang tak ia pinta, kini telah menggenang di kelopak matanya

○○○

Sepersekian detik kemudian, nampaklah sosok Arga yang perlahan menuruni tangga keluar pesawat. Givella dan Aldani menyambutnya dengan penuh senyuman, hingga anak laki - laki mereka sampai tepat dihadapan mereka

"Sehat, nak?" Tanya Aldani

Arga hanya mengangguk, ia tak sanggup menatap wajah kedua orang tua nya

"Raga mana? Masih tidur di dalem?" Tanya Givella, sungguh... sang ibu sudah amat ingin bertemu dengan putranya yang satu lagi

"Raga...."

ARGA : THE SAVAGE BOY {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang