Ketika aku mencintaimu, aku belajar sesuatu bahwa... tak selamanya seseorang yang mencintai itu dapat membawa kekasihnya pergi bersamanya. Sepertiku, yang rela meninggalkanmu agar aku bisa melihatmu bahagia, bersama dia yang kau cinta ~ Raga
Happy reading 🤍
Tengah hari, pukul 1 lewat 15 menit. Seluruh keluarga berkumpul di bibir lahat dalam rangka mengantar salah satu anggota keluarga mereka untuk beristirahat selamanya.
Nampak seorang ibu yang sesenggukan, tangisnya terdengar pilu sambil sesekali menyeka air matanya dengan selembar tisu putih ditangannya. Terduduk di atas kursi roda karena keadaannya yang masih lemah, namun jauh di relung hatinya kini lebih lemah dari pada tubuhnya
Disisi lain, seorang pemuda dengan pakaian serba hitamnya didampingi oleh sang ayah turut ikut merangkul sang jenazah untuk diturunkan dan dibaringkan di rumah terakhirnya. Itu Arga dan Aldani, satu orang lainnya adalah Bara, sahabat karib sang ayah
Suasana berkabung, di lain sisi ada seorang wanita belia, yang bahkan kini untuk berdiri pun ia harus dibantu oleh 2 orang wanita lain karena lemas melihat prosesi pemakaman itu
Selesai dengan rangkaian proses pemakaman. Givella menatap sendu kearah gundukan tanah yang berhiaskan taburan bunga di atasnya. Air matanya tak berhenti mengalir, hingga membuat bengkak kelopak matanya
Arga terduduk di sebelah nisan sang adik tercinta. Masih seperti mimpi rasanya, jika hari ini ia akan membantu langsung penyemayaman sang adik, merelakannya untuk menempuh perjalanan jauh dan tak mungkin pulang kembali
"Nak... " Panggil lirih Givella, kemudian kembali terisak karena tangisnya
Aldani yang berdiri dibelakang tubuh sang istri mengulurkan tangannya untuk mengelus bahu Givella, berniat menguatkan hati sang ibu itu. Ia pun sangat hancur, sebagai ayah dari Raga, mengantar anaknya untuk beristirahat selamanya dalam waktu secepat ini tak pernah terbayangkan dalam benaknya
"Raga, pulang yuk nak... mama bikinin cookies kesukaan mu deh, yuk" Givella kembali mengatakan hal yang terdengar menyakitkan bagi Arga dan juga Aldani
Arga menoleh ke arah sang ibu, tangannya yang mula berada di nisan sang adik beralih menggapai tangan Givella.
"Maafin Arga, ma" Kepalanya tertunduk kepangkuan Givella, sedangkan disisi lain Givella sama sekali tak mau memperdulikannya.
Aldani terdiam, membiarkan Arga terus mengucap maaf kepada Givella tanpa berniat untuk turut ikut kedalamnya.
"Ma? Setidaknya liat aku bentar aja, sumpah aku juga nggak ngerti kenapa bisa begini" Mohon Arga sekali lagi, entah sudah keberapa kali ia memohon agar Givella mau menatap wajahnya semenjak wanita itu sadar dari pingsannyaTentu saja, hal itu mengundang perhatian Viko dan kawan dekat Arga lainnya, yang juga turut serta dalam acara pemakaman itu. Dan juga, Adara...
Wanita itu, berjalan mendekat ke arah Givella, turut bersimpuh pula, memohon maaf yang sebesar - besarnya. Karena bagaimanapun, ia merasa bahwa Raga pergi karena kesalahannya.
Jikapun waktu itu dia tidak ....
Sudahlah! Semuanya sudah terjadi, semenyesal apapun sekarang, sebanyak apapun kata penyesalan yang terucap, tetap tak akan bisa mengembalikan nyawa Raga kedalam jasadnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA : THE SAVAGE BOY {END}
Novela Juvenil📌SEQUEL OF MARRIED A BAD BOY📌 ⚔️CAKRAWALA GENERASI KE-2⚔️ {Yang belum baca langsung cek profil author} ARGA! Jika ayahnya adalah seorang bajingan, maka Arga lebih dari kata itu! Jika ayahnya dikenal sebagai laki - laki brengsek, maka Arga lebih da...