🔥Mimpi Atau Petunjuk?🔥

1.2K 148 24
                                    

"Dar, maem yuk"

"Enggak Ga, gue mual. Gak suka liat nasi"

"Dikit aja Dar, janji deh ntar gue ajak jalan jalan"

Raga sejak 15 menit yang lalu berkutat dengan sendok dan mangkuk berisi bubur gandum dengan niatan menyuapi wanita muda itu

"Makan lah Dara, ntar lo sakit lagi gimana"

"Enggak Ga, beneran gue nggak laper"

Sudah 15 menit pula Adara terus menolak suapan dari Raga, membuat cowok itu menghela nafas kasar karena mulai merasa lelah

Tangannya meletakkan sendok yang ada di tangannya kembali ke dalam mangkuk kemudian meletakkan benda tersebut di atas nakas

"Lalu mau nya gimana ?" tanya cowok itu kemudian, satu tangannya mengelus lembut surai Adara

"Arga kapan pulang, Ga?" tanya wanita itu

Raga terdiam sejenak, sudah 3 hari saudara nya itu belum memberi kabar apapun kepada orang rumah. Sebenarnya Raga khawatir, tapi ia juga percaya bahwa Arga bukan orang yang mudah dikalahkan

Raga menunjukkan senyum lembutnya, "Tunggu, nggak lama lagi Arga pasti pulang kok" bujuknya

Adara memanyunkan bibirnya, sudah 3 hari ini pula Raga selalu mengatakan hal tersebut ketika dirinya bertanya tentang Arga

"Lo makanya makan dong, ntar Arga pulang malah sedih lihat lo kurus begini" sambung Raga lagi

"Makan ya?"

Adara terdiam sejenak, sebelum kemudian mengangguk kecil. Raga mengembangkan senyumannya, ia segera menyambar mangkuk berisikan bubur gandum itu tadi kemudian menyiapkan suapan kecil dan menyuapkannya ke mulut Adara dengan lembut

"Abis ini gue bawa jalan - jalan ya, pakai sopir. Lo nggak pengen beli apa -apa gitu?" tanya Raga, mengalihkan perhatian Adara

Wanita itu menggeleng lemah, "Kalau misalnya gue minta anterin susulin Arga ke Italia gimana?" tanya nya membuat Raga terhenyak sejenak

Cowok itu nampak berfikir sebelum kemudian mulai menyuapkan kembali bubur tersebut ke mulut Adara.

"Dara, kesana jauh loh, lo juga belum pulih total" ujar Raga memberikan pengertian

Adara kembali memanyunkan bibirnya, "Oke, gue bakalan pulih dalam waktu singkat, gue bakalan selalu rajin makan dan rajin istirahat. Ketika gue ngerasa udah pulih, anter gue susulin Arga ya" ucap Adara seolah memberi syarat

Raga kembali terdiam, rupanya wanita yang ada dihadapannya ini sangat pintar untuk mengelabuhinya

"Nanti gue bilang papa ya" sanggah Raga cepat, karena bingung harus mengatakan hal apa lagi kepada Adara

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Kelima laki - laki yang umurnya berbeda tak terlalu jauh itu berjalan menyusuri keramaian di sekitar pusat perbelanjaan disalah satu bagian kota Roma tersebut.

Arga dengan setelan santainya berjalan paling depan diikuti oleh Viko yang berada di samping kanannya. Mereka berniat untuk berjalan - jalan sebentar sambil mencari - cari sesuatu yang unik untuk dibeli

"Gue pokoknya mau beli baju mahal" ~ Gio

"Gue parfum, fix" ~Rama

"Gue nyari cewek, fix" ~ Gilang

Viko dan Arga hanya menggelengkan kepala ketika mendengar celoteh ketiga teman mereka itu, maklum lah, mereka tak pernah mempunyai black card sebelumnya. Jadi ya... begitulah

ARGA : THE SAVAGE BOY {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang