🔥Kenyataan🔥

1.4K 156 54
                                    

keesokan harinya, kondisi Arga sedikit demi sedikit mengalami kemajuan membuat Aldani dan Givella sedikit merasa ringan. Jika kalian ingin tahu bagaimana dengan Raga? Raga sudah mengetahui perihal kondisi Arga, namun tidak dengan Adara. Dan Aldani serta Givella benar - benar melarang Raga untuk datang meskipun hanya sekedar menjenguk Arga. Raga juga sempat menanyakan bagaimana dengan Adara, dan jelas Givella serta Aldani  menjawab bahwa Adara hanya mengalami luka - luka ringan saja

Pagi ini, setelah menghabiskan sarapannya. Arga duduk terdiam sambil  bersandar di kepala tempat tidurnya. Fikirannya masih terus menerus memikirkan Adara yang belum ia temui sama sekali dari kemarin. 

"Nak, mama sama papa ke kantin dulu ya, nyari  cemilan buat kamu sama Adara juga" ujar Givella sambil tersenyum kecil 

Arga hanya mengangguk sebagai  jawaban 

Givella dan Aldani beranjak keluar dari ruangan Arga berniat untuk membeli sesuatu di kantin rumah sakit. Sedangkan di sisi lain, hati Arga yang terus menerus tak enak memikirkan Adara membuat cowok itu semakin gelisah 

Ceklek!

Pintu kamar kembali di buka oleh seseorang, menginterupsi Arga untuk menoleh ke arah sumber suara

"Halo bos" sapa Gio

Ternyata, pagi ini keempat temannya datang untuk menjenguknya. Arga tersenyum menyambut kedatangan mereka 

"Gimana keadaan lo?" tanya Viko

"Yaelah bos, orang cuman kesundul sama moncong mobil aja sampe begini  banget," ledek Gilang 

"Lah lo kira yang nyundul sapi, bego  banget sih" sahut Rama 

Arga menggeleng pelan menatap ke arah 4 kawannya itu, Viko sibuk menanyai keadaan Arga sedangkan yang lainnya sibuk dengan kekonyolan mereka

"Gimana ceritanya kok bisa begini?" tanya Viko prihatin

"Sama Dara kan lo? lah tuh cewek dimana?" sahut Gilang 

Arga menghela nafas, "Bokap nyokap gue belum mau anterin gue ke ruangan Adara." jawabnya lemas

"Gue juga nggak tau di sebelah mana ruangannya" sambungnya kemudian 

Ke - empat kawan Arga kemudian terdiam, seolah mengerti bagaimana sulitnya di posisi Arga

"Ya udah kita bantu cari kuy!" seru Rama tiba - tiba, Gio dan Gilang menoleh spontan ke arah cowok itu, "Nah bener, kuy lah!" sahut Gio kemudian 

Arga menatap ke arah mereka,  terdiam sebentar untuk berfikir, ada benarnya juga lagi pula ia juga ingin segera mengetahui keadaan Adara sekarang

"Gimana?" tanya Viko memastikan persetujuan Arga

"Oke" jawab cowok itu, "Tapi gue masih belum boleh jalan lama - lama" sambungnya 

"Ah gampang masalah itu mah," sahut Rama, dengan segera cowok itu beranjak keluar ruangan dan beberapa menit kemudian kembali dengan membawa sebuah kursi roda bersama nya

"Yok lah, sehari ini aja gue bersedia bawa lo kemana aja" ucap Rama kemudian terkekeh 

Viko dan Gio membantu Arga untuk berpindah posisi dan duduk di kursi roda itu, sedangkan Gilang di sibukkan dengan membawa infus Arga di tangannya. Setelah Arga terduduk sempurna di kursi roda, Rama segera mendorongnya perlahan keluar dari dalam ruangan, tujuan pertama yang mereka bidik adalah bagian informasi, untuk mengetahui terlebih dahulu di ruangan mana Adara di rawat

"Permisi sus, saya mau tanya tentang pasien bernama Adara Helena Ragadhinata, ruang rawatnya di sebelah mana ya?" tanya Viko cekatan 

Perawat  tersebut nampak sejenak mengotak - atik komputernya sebelum kemudian atensinya kembali berpindah kepada Viko, "Ruangan Anggrek no. 3 setelah ruang  ICU" jawabnya memberikan informasi kepada Viko 

ARGA : THE SAVAGE BOY {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang