part 4

21.2K 1.7K 0
                                    

Malam kembali datang, sejak kejadian tadi pagi. Jeno memutuskan untuk menyembunyikan dirinya di dalam kamar. Tidak ingin bertemu dengan siapapun. Chenle menyuruh beberapa pelayan mengantarkan makan siang dan malam ke kamar Jeno. Anak itu menghabiskan makanannya karena ia masih ingin hidup.

Ceklek!

Pintu kamar itu terbuka, menampilkan wajah tampan dengan tubuh tegap milik Mark. Berjalan masuk menghampiri Jeno yang berpura-pura tidur.

Mark mengecup kening itu, namun Jeno menggeliat tidak suka. Memalingkan wajahnya, dan menarik selimut untuk menutupinya. Mark yang sadar dengan hal itu, hanya tersenyum tipis.

Ia tarik selimut itu hingga menampilkan wajah manis Jeno.

"Aku tau kau belum tidur"
Ucapnya menggoda Jeno. Jeno merengut kesal, lalu menatapnya dengan sebal.

"Jangan ganggu aku!"
Ucapnya dengan garang. Mark yang mendengar hal itu, sebenarnya sangat tidak suka dengan perkataan Jeno. Namun ia memilih menetralkan perasaaannya. Ia tidak ingin menyakiti bocah lugu ini.

"Kau sudah makan?"
Tanya Mark. Jeno mengangguk pelan.

Mark tersenyum tipis lalu kembali mencium kening Jeno. Setelahnya pria tampan itu hendak pergi meninggalkanya.

"Mau kemana?"
Tanya Jeno.

"Aku akan kembali ke kamar"
Ucapnya. Jeno yang mendengar hal itu, jadi mengingat wanita tadi pagi yang membuatnya kesal saat ini.

"Temani aku"
Cicitnya malu. Mark tersenyum hangat, lalu berjalan menghampirinya.

Menaiki tempat tidur, menarik Jeno ke dalam pelukannya.

"Selamat malam"
Ucap Jeno menyamankan dirinya di dada bidang itu. Mark tidak menjawab, namun ia terus memperhatikan wajah Jeno yang mulai tertidur lelap.
























































Braak! Brak!

Pintu kamar Jeno di ketuk dengan sangat keras hingga berkali-kali.

Jeno yang mendengar suara itu, segera mengeratkan pelukannya dengan Mark yang sudah terbangun dari tidurnya lalu menatap malas kearah pintu kamar itu.

Ia melirik kearah Jeno yang belum juga terbangun, namun ia sedikit terusik dengan bunyi gebrakan itu.

Mark melepas pelukannya dari Jeno lalu menyelimuti bayi puppy itu dengan selimut lembutnya.

Setelahnya ia langsung berjalan menghampiri pintu kamar yang masih terkunci itu.

Ia membuka pintu itu dengan wajah tenangnya. Namun sesuatu yang ia hadapi terlihat tidak tenang.

"Kau menghabiskan malam dengannya!?"
Teriak seorang wanita di depan wajah nya.

"Kenapa kau di sini?"
Tanya Mark dengan wajah datarnya. Wanita itu berdecih.

"Apa kau tidak malu meninggalkan istri mu sendirian di kamar, sedangkan kau berduaan dengan jalang itu!"
Teriaknya. Wanita itu bernama Amilia, gadis kanada yang dua hari lalu datang menemui Mark saat Jeno pertama kali menginjakan kakinya di kediaman Lee. Ia merupakan kakak kandung dari Aria yang merupakan istri sah Mark.

"Apa peduli mu?"
Jawab Mark tidak berminat. Amilia mengepalkan kedua tangannya.

"Dia istri mu! Seharusnya kau tidak mengkhianatinya!"
Teriaknya dengan kesal.

"Tidak bisakah kau berkaca?"
Perkataan Mark berhasil membuat Amilia terdiam sesaat.

"Siapa yang dulu memohon kepadanya agar bisa tinggal di rumah ini?"
Ucapnya dengan tatapan rendahnya kearah Amilia.

Mark benar, wanita yang berada di depannya ini begitu menggilainya. Hingga akhirnya ia memohon kepada Aria agar Mark mau bertunangan dengannya. Jika tidak ia akan bunuh diri. Dan Aria yang begitu menyayangi kakaknya, memohon kepada Mark agar mau melakukan hal itu. Mereka baru bertunangan satu bulan lalu, dan entah kapan mereka akan menikah. Mark tidak akan melakukan hal itu, jika Aria tidak mengancamnya dengan cara yang sama.

"Aku tunangan mu!"

"Aku tidak peduli!"

Setelahnya pintu kamar itu tertutup. Meninggalkan teriakan nyaring dari Amilia di luar sana.

Mark menoleh kearah Jeno yang sudah terbangun sedari tadi. Ia termenung di atas tempat tidur tanpa menoleh sedikit pun kearah Mark.

"Kau baru bangun?"
Tanya Mark yang kini mendekat kearahnya. Jeno mengangguk pelan.

"Mandilah, setelah itu sarapan"
Ucapnya. Jeno hanya menurut dan langsung bergegas menuju kamar mandi, meninggalkan Mark yang menghela nafas.
























VannoWilliams

Mafia Obsession (Markno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang