Ruangan yang di desaign dengan warna gelap itu, membuat siapapun tau betapa dinginnya si pemilik ruangan. Langkah Jisung begitu besar untuk masuk ke dalam sana. Meninggalkan seluruh anggota tentara lainnya yang berjaga di depan pintu.
Terlihat Mark yang tengah duduk di balik meja kerjanya, menatap angkuh Jisung yang masuk ke dalam ruangannya.
"Lama tidak bertemu"
Sapa Jisung."Jangan sok akrab dengan ku"
Balas Mark acuh. Jisung tidak merespon apapun, ia terlalu sering mendapat sikap seperti ini dari Mark."Tidak perlu berlama-lama lagi"
Mark bangkit dari duduknya, lalu berdiri tidak jauh dari Jisung."Ayo kita melakukan barter!"
Ucapnya memberi tawaran."Barter?"
Jisung menaikkan sebelah alisnya. Mark tersenyum tipis, atau lebih tepatnya licik."Kau lupa jika salah satu anggota mu menghilang?"
Ucap Mark. Jisung yang mendengar hal itu, tidak sadar sudah mengepalkan kedua tangannya. Dan hal itu tidak luput dari pengamatan Mark."Aku ingin kau melepaskan Lucas. Maka aku akan melepaskan anggota mu"
Ucapnya dengan sangat santai."Mark! Kau tau dengan siapa kau sedang berurusan sekarang!"
Kedua mata Jisung menajam. Mark hanya menatap datar kearahnya."Tanyakan pada pemerintah mu yang sangat mudah sekali di beli!"
Ucapnya. Jisung yang mendengar hal itu, kembali tersadar. Ia tau semua orang pasti menyukai uang. Atau lebih tepatnya untuk orang-orang yang haus dengan kekayaan. Seperti pejabat-pejabat itu.Jisung terlihat terdiam sebentar, sebelum akhirnya ia menghela nafas pelan. Meskipun wajahnya masih terlihat tegas, ia tidak ingin terlihat lemah di depan pria yang ada di depannya ini.
"Baiklah!"
Putusnya final. Mark tersenyum tipis."Bawa Lucas sekarang! Aku ingin dia kembali hari ini!"
Ucap Mark yang terkesan seperti memerintah. Sedangkan Jisung hanya menatap kesal kearahnya. Ia segera menghubungi bawahannya untuk membawa tawanan mereka yaitu Lucas ke mansion mewah Mark.Setelah itu ia kembali menoleh kearah Mark.
"Ada satu hal yang ingin ku minta dari mu"
Ucapnya dengan tiba-tiba. Mark yang mendengar hal itu, menatap bertanya kearah Jisung."Aku ingin menikahi Chenle!"
Ucapnya dengan lantang. Chenle yang mendengar hal itu, karena sedari tadi ia berada di balik pintu, terlihat terkejut. Ia hampir saja menangis saat mendengar Jisung yang terkesan memohon kepada Mark untuk dirinya."Aku tau kau bukan ayahnya, kakaknya ataupun kerabatnya. Tapi aku tau jika Chenle sangat menghormati mu. Dan dia sudah bekerja cukup lama dengan mu. Maka dengan itu, aku meminta restu mu untuk menikahinya!"
Sekali lagi Jisung meminta dengan penuh ketegasan di dalam kalimatnya. Ia bahkan tidak menampilkan wajah memelas. Hanya saja Chenle dan Mark tau jika pria itu benar-benar sedang memohon kepadanya."Aku restui!"
Jawab Mark dengan cepat. Chenle yang mendengar hal itu, segera masuk ke dalam ruangan dan menatap kaget kearah bossnya."Boss, apa yang kau katakan!?"
Tanyanya masih dengan ekspresi yang sama."Aku tau kau masih mencintainya!"
Ucap Mark. Chenle memerah malu, dan bingung harus berekspresi seperti apa."Lagi pula, Jeno akan marah pada ku jika aku memisahkan kalian"
Ucap Mark sekali lagi. Jisung yang baru pertama kali mendengar nama itu ingin bertanya. Namun suara pintu yang terbuka, menghentikannya.Terlihat Jaemin yang masuk ke dalam ruangan itu.
"Maaf boss. Ada beberapa pasukan tentara yang datang dengan jumlah yang lebih banyak!"
Lapornya. Mark hanya mengangguk tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Obsession (Markno)
Teen FictionJeno, seorang remaja 16 tahun yang tinggal di panti asuhan. Harus rela terjerat dalam kehidupan yang membingungkan milik seorang ketua mafia yang terobsesi dengannya. Story from grandson (MAFIA)