part 2

24.4K 1.9K 1
                                    

Jeno berjalan beriringan dengan sang sekretaris pria tadi.

"Nama saya Chenle. Anda bisa memanggil saya dengan panggilan itu"
Ucapnya dengan tiba-tiba saat mereka sudah sampai di ruang makan mansion mewah itu. Jeno terlihat mengangguk. Ia sempat terkejut saat Chenle berbicara seformal itu dengannya. Chenle mulai menyiapkan makan malam untuk Jeno.

Jeno menatap lapar seluruh makanan itu, ia belum pernah melihat makanan sebanyak dan seenak itu sebelumnya. Dengan lahap Jeno langsung memakan seluruh makanan di atas meja itu. Tidak menghabiskan semuanya karena ia juga tidak bisa, hanya menyicipi satu persatu hidangan.

Setelah hampir selesai dengan hidangannya. Langkah tapak kaki yang menggema di ruangan hening itu membuat seluruh pelayan yang ada di sana menunduk hormat ke arah seseorang yang tengah berjalan di belakangnya. Menghampirinya, memberikan kecupan singkat di ujung rambut Jeno.

"Aku akan pergi"
Ucapnya dengan senyuman hangat.

"Kemawnah?"
Tanya Jeno tidak jelas, karena ia masih mengunyah makanannya saat ini.

"Keluar"
Jawab pria itu singkat. Jeno mengangguk pelan.

"Chenle akan menemanimu. Jika memerlukan sesuatu, mintalah padanya"
Lanjutnya. Jeno kembali mengangguk paham. Mark kembali tersenyum lalu mengecup ujung bibir Jeno. Lalu setelahnya pria tampan itu pergi meninggalkan ruang makan itu.

Para pelayan yang ada di sana, terlihat terpesona ketika Mark menampilkan senyuman hangatnya untuk pertama kalinya. Mereka di larang melihat, namun mereka sedikit mengintip saat mendengar suara lembut Mark ketika mengobrol dengan Jeno.

Setelah menyelesaikan makan malamnya. Chenle membawa Jeno masuk ke dalam kamar tamu yang berada di sebelah kamar sang tuan besar.

Kamar itu sangat luas, hingga Jeno merasa sangat takjub, bahkan lebih luas dari panti asuhannya dulu, bahkan sangat jauh.

"Mandilah, pakaian anda ada di dalam lemari. Jika perlu sesuatu, anda bisa menghubungi saya lewat microphone itu. Anda hanya perlu menekan tombolnya. Tolong jangan berteriak, karena kamar ini kedap suara. Kami tidak akan mendengar suara anda nantinya"
Ucap Chenle dengan panjang lebar. Jeno mengangguk imut, dan setelahnya Chenle langsung meninggalkannya sendirian di dalam kamar itu.

Jeno mulai membersihkan dirinya, dan mulai menjelajahi setiap isi dari kamar tidurnya yang sangat luas itu.

Jeno merasa sangat beruntung karena ia bisa tinggal di rumah mewah ini, dan memiliki tuan yang sangat baik kepadanya.

Namun ada satu hal yang belum di mengerti oleh Jeno. Sebenarnya ia di sini sebagai apa? Pelayan? Atau anak angkat dari pria tadi?








































VannoWilliams

Mafia Obsession (Markno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang