part 16

15.1K 1.3K 0
                                    

Jeno masih terus memeluk tubuh tegap Mark yang tengah menenangkannya saat ini.

"Sayang.."

Elusan lembut ia berikan pada punggung sempit Jeno. Jeno tidak merespon, ia masih ketakutan dan tidak ingin mengatakan apapun.

"Percepat mobilnya"
Perintah Mark. Dan langsung di angguki supir Mark.

"Maaf, sayang"
Bisiknya di telinga Jeno.

Sesampainya mereka di dalam mansion itu, Mark segera membawa Jeno masuk ke dalam kamar untuk mengistirahatkannya.

Jeno masih enggan melepaskan pelukannya dari Mark.

"Sayang.."
Mark kembali mengelus punggung si mungil, agar ia lebih tenang. Sungguh Mark sedikit takut dengan keadaan Jeno saat ini.

"Ada apa, sayang?"

Ada apa!? Kau masih bertanya ada apa!?

Jeno perlahan melepaskan pelukannya dari Mark. Menatap kedua mata tajam itu dengan sendu.

"Mengantuk?"
Tanya Mark lembut. Jeno mengangguk pelan, ia terlalu lelah.

"Tidurlah, sayang"
Bisik Mark mencium kening Jeno. Pelukan hangat kembali ia berikan. Ia bahkan sampai lupa jika Jeno belum makan malam. Sampai Chenle menelponnya secara pribadi.

Tersadar, Mark kembali membangunkan Jeno.

"Sayang, makan malam dulu"
Pinta Mark mengecup pipi Jeno. Jeno menggeleng pelan

"Makan sayang, nanti kamu sakit"
Mark kembali membujuk. Dan Jeno pun akhirnya mau untuk makan malam dengan Mark yang kebetulan juga belum makan malam.

"Di sini atau di ruang makan?"
Tanya Mark.

"Ruang makan aja"
Ucap Jeno manja. Mark tersenyum lalu mengecup bibir manis itu.

Ia menggendong tubuh Jeno yang sangat ringan itu menuju ruang makan.

Sesampainya di sana terlihat Chenle yang sedang menyiapkan makan malam untuk keduanya.

Di sana juga ada Renjun dan juga Yangyang serta Haechan yang sudah pulang dari misi mereka.

Jeno mengerjap-ngerjapkan kedua matanya saat melihat dua orang asing itu. Ia belum pernah melihat dua makhluk manis itu.

Mark yang mengikuti arah pandang Jeno mulai tersadar dengan kehadiran dua anggotanya.

"Selamat malam, tuan!"
Sapa keduanya dengan membungkuk hormat.

"Kapan kalian kembali?"
Tanya Mark.

"Sepuluh menit yang lalu"
Jawab Haechan. Haechan merupakan kurir kepercayaan Mark sama seperti Renjun. Sedangkan Yangyang merupakan hacker terbaiknya.

Awalnya Yangyang bertugas bersama kekasihnya, Lucas. Namun ia memilih untuk kembali pulang, karena ia sedikit bertengkar dengan salah satu kaki tangan Mark itu.

Keduanya menoleh kearah Jeno. Atau lebih tepatnya hanya Haechan, karena Yangyang sudah pernah melihat Jeno. Namun Jeno tidak menyadari keberadaannya.

"Halo manis.."
Sapa Haechan dengan senyuman manisnya. Mark yang mendengar panggilan dari Haechan itu ingin memarahinya. Namun melihat respon Jeno yang tersenyum lucu, membuatnya enggan melakukan hal itu.

"Kau habis menangis, ya?"
Tanya Haechan.

Baiklah Mark akan membunuh nya sekarang!

"Kenapa, sayang?"
Haechan semakin mendekat kearah Jeno. Jeno yang sedari tadi berada di pangkuan Mark, mulai berontak ingin turun. Mark menurunkan Jeno dan membiarkannya berjalan menghampiri Haechan.

Haechan memeluk tubuh mungil Jeno dengan erat.

"Kakak cantik!"
Ucapnya yang membuat Haechan hampir melotot. Yangyang dan Renjun yang mendengar hal itu tertawa sedikit nyaring. Sedangkan Haechan hanya tersenyum canggung.

Jeno menoleh kearah Yangyang yang masih saja tertawa dengan Renjun.

"Kakak.."

Panggilnya menatap polos Yangyang.
Yangyang menghentikan tawanya lalu menatap lembut Jeno.

"Iya, sayang?"
Ucap Yangyang dengan senyuman.

"Kakak juga cantik!"
Pekik Jeno senang. Lalu ia berbalik memeluk Yangyang.

Haechan yang mendengar hal itu malah berbalik menertawakan Yangyang.

"Tidak apa, aku memang cantik kok"
Jawab Yangyang narsis. Sambil membalas pelukan Jeno. Chenle yang barus saja menyelesaikan acara memasaknya, dibuat kaget dengan aura gelap yang tengah menyelimuti Mark saat ini.

Ia mengikuti arah pandang Mark yang tertuju pada malaikat kecilnya.

"Astaga!"
Ucapnya sambil menepuk jidatnya.
Lalu berjalan menghampiri Keduanya dan langsung menjewer telinganya.

"Kalian ingin mati, hah!?"
Teriaknya kesal. Yangyang segera melepas pelukannya dari Jeno saat melihat aura gelap dari Mark.

Jeno membalik tubuhnya dan kembali berjalan menghampiri Mark.

"Magu.."
Panggilnya, sambil menggoyang-goyangkan lengan pria itu. Mark yang tersadar dari amarahnya, menoleh kearah Jeno. Mendapati Jeno yang menatap polos kearahnya.

"Lapar.."

Bibirnya mengerucut lucu. Membuat Mark menghilangkan rasa marahnya.

"Ayo kita makan, sayang!"
Ajaknya dengan semangat. Dan setelahnya keduanya langsung makan dengan lahap. Membuat Haechan dan Yangyang menghela nafas lega. Setelahnya mereka menghabiskan waktu bersama di dalam kamar sebelum akhirnya tidur sambil berpelukan.

Padahal tadinya Mark ingin membicarakan hal yang penting dengan anggotanya. Tapi ia tidak bisa meninggalkan Jeno saat ini.














































Keesokan harinya. Jeno terbangun dari tidurnya dengan bersemangat. Semalam ia sudah berjanji akan mengajak Haechan dan Yangyang untuk bermain bersama. Renjun juga ikut, walaupun ia sangat terpaksa mengikuti ketiganya.

Mark sudah ada di ruang kerjanya. Ada sesuatu yang harus ia selesaikan, terkait mengenai perdagangan yang ia lakukan di luar korea selatan dan kanada. Seharusnya tidak serumit ini. Tapi ia tau jika Jisung, kekasih Chenle itu tidak akan melepaskannya begitu saja.

Namun tenanglah, bukan Mark namanya jika ia tidak bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat.































VannoWilliams

Mafia Obsession (Markno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang