part 33

9.4K 883 0
                                    

"Eungh.."
Lenguhan pelan Jeno keluarkan saat kesadarannya mulai memanggilnya. Mark yang sedari tadi menunggunya bangun, hanya memperhatikan wajah imut itu.

Jeno mengerjap-ngerjapkan kedua matanya lucu. Menatap Mark dengan tatapan sayunya.

"Morning, baby"

Sapanya seperti biasa. Lalu mencium bibir Jeno. Jeno menjauhkan wajahnya dari wajah Mark saat pria itu meminta lebih dan bukan hanya sekedar kecupan saja.

"Why?"
Tanyanya bingung.

"Mual.."
Rengek Jeno dengan mata berkaca sambil menahan rasa mualnya. Mark terlihat panik lalu mengangkat tubuh itu menuju kamar mandi.

Selama beberapa menit Jeno terus mencoba mengeluarkan sesuatu dari dalam mulutnya, tapi tidak ada yang keluar selain cairan bening.

"Eumh..Magu.."
Rengeknya yang mulai lelah. Mark yang sedari tadi ada di sampingnya menoleh kearahnya. Ia mengusap air mata yang keluar dari pipi itu dengan lembut.

"Masih mual?"
Tanyanya penuh dengan kekhawatiran. Jeno menggeleng pelan.

"Mau sarapan bubur"
Ucapnya dengan tiba-tiba sambil merentangkan kedua tangannya. Mark yang sadar sang kekasih tengah mengidam langsung mengangkat tubuh Jeno ke dalam gendongannya.

"Tidak ingin mandi dulu?"
Tawar Mark yang kini mengelap wajah sang kekasih dengan handuk kecil. Jeno menggeleng pelan. Bibir itu masih mengerucut lucu. Ia sedang menahan rasa mualnya sekarang. Namun itu membuat Mark merasa sangat gemas.





















































Ruang makan itu sudah terisi oleh banyaknya orang. Terlihat sang kakek dan juga Abigail serta seluruh anggota inti mafia milik Mark berada di sana.

"Pagi cucu ku sayang!"
Ucap sang kakek yang langsung mengecup pipi Jeno.

"Pagi, kek!"
Balas Jeno dengan senyuman.

"Aaaaaaa...aku juga ingin cium!"
Teriak Abigail. Namun ia malah mendapat tatapan tajam dari dua tuan besar Lee itu.

"Kenapa sih? Padahal aku wanita!"
Ucapnya kesal. Mark langsung mendudukkan Jeno di sebelahnya. Dan Chenle langsung menyediakan bubur yang Jeno minta tadi di atas mejanya, yang langsung di santap Jeno dengan perasaan gembiranya.

Tujuan sang kakek mengumpulkan mereka semua di meja makan adalah untuk menyampaikan kabar penting pada seluruh anggota keluarganya.

"Aku akan menikahkan Mark dan Jeno!"
Ucapnya dengan sangat tiba-tiba. Abigail sangat kaget namun akhirnya ia langsung mengangguk setuju. Sedangkan yang lainnya menatap kaget sang kakek kecuali Mark yang terus memperhatikan Jeno sedari tadi.

Ia mengelus rambut Jeno yang kembali melanjutkan acara memakan buburnya.

"Aku tidak perlu pertanyaan atau pendapat dari siapapun lagi. Keputusan ini mutlak!"
Ucapnya sekali lagi.

Dan para Tiger hanya bisa diam dan menuruti tetua mereka. Meskipun ia bukan boss mereka, namun Mark sangat menghormatinya dan karena hal itu mereka juga sangat menghormati pria itu.

"Bagaimana Mark?"
Tanya sang kakek menoleh kearah sang cucu.

"Tentu aku tidak akan menolak"
Ucapnya dengan raut wajah datarnya.

Sang kakek mengangguk,
"Aku akan mengurus perceraian mu dengan Aria"
Ucapnya dengan ekspresi wajah yang sudah berubah saat membicarakan wanita itu.

"Aku tidak yakin jika bayi yang dia kandung itu adalah anak mu"
Lanjutnya, yang langsung dihadirkan ekspresi bingung dari Mark.
















































































"Itu memang bukan anak ku"
Ucap Mark kepada sang kakek.

































































































VannoWilliams

Mafia Obsession (Markno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang