part 12

16.3K 1.4K 5
                                    

Saat mereka sampai di ruang makan itu. Terlihat sudah ada Amilia di sana yang sedang menunggu Mark dengan wajah asamnya. Terlihat juga Guanlin yang berdiri tegap di sebelah meja yang berisikan nasi goreng kimcih buatan Jeno di atasnya. Ternyata sebelum pergi tadi, Chenle memanggil Guanlin untuk menjaga hidangan yang sudah calon pasangan boss mereka siapkan. Ia tau Amilia sudah mengincar makanan itu sedari tadi tapi sayangnya, ia kalah cepat dengan Chenle dan Guanlin.

"Nasi goreng kimcih?"
Ucap Mark menoleh kearah Jeno yang duduk di sebelahnya.

"Sepertinya sudah dingin"
Ucap Jeno merengut.

"Tidak masalah, ini pasti sangat enak"
Pujinya padahal ia belum mencobanya. Jeno tersenyum malu lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Mark tersenyum hangat melihat wajah imut Jeno. Ia mulai mencicipi masakan yang di buat spesial oleh kekasihnya itu.

"Ini enak"
Pujinya dengan wajah sedikit kaget. Karena sungguh masakan Jeno memang sangat enak untuknya.

"Sangat enak, sayang"
Lanjutnya yang berhasil membuat kedua mata Jeno berbinar. Ia senang Mark memujinya seperti ini.

"Kau sangat pintar memasak ternyata, hm?"
Mark mencolek dagu Jeno. Membuat si empu kembali tersenyum malu. Namun hal itu tidak berlangsung lama saat Aria tiba-tiba saja datang untuk sarapan bersama. Seakan tidak menyadari siapapun selain Jeno di sana. Mark kembali berbicara dengan Jeno.

"Lain kali jangan memasak. Aku tidak ingin terjadi sesuatu kepada mu"
Lanjutnya mengusap rambut Jeno pelan. Sepertinya ia hanya melihat Jeno saja tanpa mempedulikan siapapun di sekitarnya. Dunia terasa milik mereka berdua. Jeno mengangguk kikuk, ia masih canggung saat melihat Aria yang terus menatap kearah mereka.

Mark membenarkan poni Jeno lalu mengusap pipinya dengan lembut.

"Manis"
Gumamnya. Namun hal itu bisa di dengar oleh siapapun. Sepertinya memang benar jika Mark sudah sangat terobsesi dengan Jeno. Hingga membuatnya berubah seperti ini. Tidak ada Mark yang dingin, pemarah, tidak terbantahkan dan selalu memasang wajah datar. Ia terlihat baik dan sangat lembut saat bersama Jeno. Membuat semua orang yang melihat interaksi keduanya begitu iri dengan hubungan mereka. Termasuk dua wanita yang tengah memperhatikan mereka saat ini. Namun keduanya tidak bisa melakukan apapun, selain diam dan menyimpan rasa cemburu mereka.

Setelah sarapan itu selesai, Mark kembali mengajak Jeno jalan-jalan. Namun semua itu tidak terjadi saat Aria mengingatkannya untuk mengantarkannya ke rumah sakit, karena ia yang harus mengecek kesehatannya.

Mark merasa sedikit malas menuruti keinginan Aria, namun ini tanggung jawabnya. Aria masihlah istrinya, tanggung jawabnya. Tidak seharusnya ia mencampakan wanita yang sudah bersamanya selama lima tahun ini. Mengabdikan dirinya kepada sang ketua mafia sepertinya. Meski tanpa rasa cinta yang terbalas ia masih tetap bertahan.

"Aku hanya sebentar"
Ucapnya mengecup bibir Jeno yang enggan melepaskan pelukannya. Aria ingin sekali menarik Mark dan berteriak di depan Jeno.

"LEPASKAN SUAMI KU!"

Tapi ia tidak bisa, hal itu malah akan membuat Mark meninggalkannya.
Ia tidak mau kehilangan pria itu, ia sangat mencintainya. Meski Mark tidak pernah membalasnya dan sepertinya tidak akan pernah.

Setelah cukup lama membujuk Jeno, akhirnya keduanya bisa pergi ke rumah sakit untuk mengecek kesehatan Aria yang sudah rutin mereka lakukan setiap bulannya.
































VannoWilliams

Mafia Obsession (Markno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang