part 11

15.1K 1.4K 3
                                    

Pagi harinya Jeno terbangun di jam yang sama. Mulai sekarang ia akan melakukan aktifitas yang normal pada umumnya. Ia menganggap jika dirinya di sini hanyalah seseorang yang tengah menumpang. Jadi kewajibannya adalah membantu membersihkan rumah, bukan? Di mulai dari kamar tidurnya, sampai lantai bawah. Chenle yang melihat apa yang sedang Jeno lakukan langsung mendelik kaget. Lantaran Jeno yang tengah membersihkan ruang tamu dengan lap kecil di tangannya.

"Apa yang anda lakukan?"
Tanyanya yang langsung menarik lap kecil dari tangan Jeno.

"Mengelap meja"
Jawab Jeno dengan polosnya. Chenle menghela nafas.

"Tidak perlu, itu bukan pekerjaan anda. Biar para pelayan yang-"

"Biarkan saja! Bukankah dia juga pelayan di rumah ini!"
Kehadiaran Amilia memperburuk keadaan. Jeno hanya menunduk, ia masih takut melihat wanita itu.

"Jaga ucapan anda nona, jika tuan besar mendengarnya maka-"

"Maka apa? Kalian terlalu memanjakan jalang kecil ini!"
Ucapnya sambil berdecih pelan.

"Bukankah dia salah satu budak Mark? Tidak lama lagi juga dia akan di buang!"

Amilia melipat kedua tangannya di dadanya. Sedangkan Jeno masih menunduk dalam.

Chenle yang memahami kondisi itu, memilih untuk membawa Jeno ke ruang makan.

"Dimana Mark?"
Tanya Amilia sebelum keduanya benar-benar pergi.

"Tuan besar sedang bersama nyonya Aria"
Ucapnya, lalu setelahnya ia kembali menarik lengan kecil Jeno. Amilia yang mendengar hal itu menajamkan pandangannya.

"Satu belum selesai! Satunya lagi bertingkah!"
Gumamnya kesal.









































"Sekretaris Chenle, aku ingin memasak"
Pinta Jeno yang sudah berada di ruang makan

"Memasak? Anda bisa memasak?"
Tanya Chenle penasaran.

"Tentu saja bisa, ibu panti mengajari ku memasak dengan sangat baik!"
Ucapnya sambil menunjukan jempolnya. Chenle tersenyum simpul.

"Anda ingin memasak apa?"

"Euhm..nasi goreng kimcih?"
Ucapnya ragu.

"Terdengar lezat. Kebetulan sekali tuan besar menyukai makanan itu"

Jeno tersenyum senang, ia bahkan sedikit melompat.

"Aku akan membuat nasi goreng untuk Mark"
Pekiknya bahagia. Chenle tidak bisa menahan senyumannya. Jeno begitu menggemaskan. Jika nanti Jeno menjadi majikannya, ia rela dan tidak menolak sama sekali.

Jeno mulai berkutat di dapur dengan di kawal Chenle dan beberapa pelayan yang bertugas menjadi koki di mansion besar itu.

Setelah cukup lama memasak, akhirnya masakan sederhana Jeno jadi juga. Terlihat sangat spesial karena khusus ia buat untuk Mark.

"Mark belum turun, ya?"
Tanyanya pada Chenle.

"Belum. Anda ingin memanggilnya?"

"Apa boleh?"

"Tentu saja. Saya akan menjaga masakan anda"
Ucap Chenle meyakinkan Jeno. Jeno tersenyum senang, lalu segera berlari menuju kamar utama milik Mark dan Aria.

Sebenarnya Mark sangat tidak bisa diganggu ataupun di bangunkan saat ia belum bangun. Dan tidak ada yang berani melakukannya, bahkan ibunya sendiri. Namun Chenle sangat yakin jika Mark tidak akan pernah bisa marah dengan Jeno. Karena ia juga tau seberapa besar cinta bossnya itu untuk puppy kecil itu.

Mafia Obsession (Markno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang