Jeno merasa sangat bosan karena terus berada di dalam kamar saja. Ia ingin keluar namun tidak bisa karena Chenle sedang tidak bersamanya. Biasanya ia akan selalu menemaninya. Jeno merindukan Mark, ia ingin menemuinya. Tapi itu tidak bisa, karena pria itu sedang sibuk sekarang.
Jeno memutuskan untuk pergi ke taman belakang, bermain dengan beberapa kelinci yang baru-baru ini Mark pelihara untuk menemani Jeno.
Hingga tepukan di bahunya membuatnya mengalihkan atensinya dari kelinci-kelinci itu.
"A-Aria?"
Aria menatap Jeno dengan senyuman teduh. Membuat Jeno bingung dengan sikap wanita itu.
"Aku ingin bicara dengan mu"
Ucapnya yang masih menunjukan senyumannya. Jeno mengangguk pelan, dan mengikuti Aria yang membawanya ke salah satu tempat duduk di taman itu.Aria menatap lembut Jeno, membuat si manis itu semakin bingung.
"Jeno, mengapa kau ada di sini?"
Tanyanya dengan lembut."Aku..aku bosan di kamar terus, jadi aku memutuskan untuk kesini"
Jawab Jeno kikuk. Aria mengangguk lembut."Jeno.."
Suara Aria tiba-tiba saja menjadi lirih. Membuat Jeno menoleh dalam kearahnya."Apa kau mencintai suami ku?"
Tanyanya dengan tatapan rapuh yang ia berikan. Jeno mematung di tempat. Apa yang harus ia katakan? Jeno masih memiliki hati nurani untuk menjawab pertanyaan itu."Aku tidak.."
Jawabnya lirih."Mengapa kau mau menjadi simpanannya?"
Tanya Aria sekali lagi. Wanita itu begitu sangat menyedihkan. Bertanya langsung pada simpanan suaminya yang juga tinggal di rumah yang sama dengannya. Jeno merasa sakit di hatinya saat melihat tatapan itu. Apa yang sudah ia lakukan? Mengapa ia melakukan hal ini kepada wanita baik itu?"Kak Aria..maaf.."
Ucapnya tertunduk. Aria tersenyum teduh, namun ia sudah menangis sedari tadi."Aku tidak bermaksud"
Lanjutnya dengan lirih."Bisakah kau melepaskannya untuk ku?"
Tanya Aria yang masih menatap sendu Jeno. Tubuh Jeno meremang. Remaja berusia 16 tahun itu terlihat bingung. Ia tidak pernah merasakan perasaan cinta sebelumnya. Tapi apa yang di lakukan Mark kepadanya membuat ia merasakan hal itu."Aku.."
Melihat keraguan di wajah Jeno membuat Aria tersenyum tipis.
"Kau tidak bisa.."
Ucapnya lirih. Menunduk dalam, sambil meremat kedua tangannya. Jeno merasa sangat terpukul. Apa yang harus ia lakukan? Mengapa Mark membawanya ke ruang lingkupnya? Membuatnya terjebak di dalam situasi yang tidak ia mengerti. Ia pikir Mark akan mengadopsinya sebagai anak. Tapi ternyata pria tampan itu menyukai dirinya dan bahkan mencintainya. Mengapa ini harus terjadi ketika ia sudah memiliki istri dan tunangan?"Aku-"
"Sayang!"
Panggilan dari suara berat yang sangat mereka kenal itu menghentikan perkataan Jeno. Terlihat Mark yang tengah berjalan kearah mereka.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Tanyanya entah pada siapa. Wajahnya menoleh kearah Jeno namun tangannya menyentuh puncak kepala Aria."Aku-"
"Aku hanya ingin berjalan-jalan"
Ucap Aria memotong perkataan Jeno. Mark mengangguk, lalu mengelus rambutnya."Kembali lah ke kamar mu"
Ucapnya dengan lembut. Aria mengangguk lalu bergegas pergi dari sana.Setelahnya hanya tersisa mereka berdua di sana.
"Apa yang kau lakukan di sini malaikat kecil?"
Tanya Mark yang kini berlutut di depan Jeno."Aku hanya bosan"
Jawab Jeno lirih. Ia masih terlihat bingung karena kejadian yang tadi ia lihat."Ingin jalan-jalan?"
Tawar Mark. Jeno membolakan kedua matanya."Benarkah?"
"Iya, sayang"
Mark mencolek ujung hidung Jeno. Wajah itu tersenyum manis lalu memeluk Mark. Melupakan semua hal yang baru saja ia dengar dari Aria tadi.Mark mengangkat tubuh itu dengan ringan lalu segera membawanya pergi dari taman itu.
Sedangkan Aria yang masih berada belum jauh dari sana hanya bisa menatap sendu punggung suaminya.
VannoWilliams
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Obsession (Markno)
Teen FictionJeno, seorang remaja 16 tahun yang tinggal di panti asuhan. Harus rela terjerat dalam kehidupan yang membingungkan milik seorang ketua mafia yang terobsesi dengannya. Story from grandson (MAFIA)