Mark menoleh kearah Minhyung dan Markeu yang tengah menyantap makanan mereka dengan tenang.
Sebenarnya hari ini adalah hari perayaan perusahaan baru milik Mark yang berada di seoul. Namun sang pemilik acara malah pulang sedikit telat karena harus menemui rekan bisnisnya. Bahkan sang kakek harus kembali pulang ke kanada tadi sore.
Kembali kearah tatapan tajam namun tegas milik sang ayah. Membuat Minhyung menghentikan acara makannya lalu menatap sang ayah dengan tatapan yang sama. Mereka berdua memang sangat mirip.
"Bagaimana sekolah kalian?"
Ucapnya memulai percakapan antara ayah dan anak."Baik"
Jawab Minhyung. Markeu mengangguk mengiyakan."Daddy akan mengurangi kegiatan kalian"
Ucap Mark yang berhasil membuat sang anak menatap serius kearahnya. Bahkan Markeu sudah menghentikan acara makannya."Kegiatan apa?"
Tanya Minhyung yang mulai penasaran."Menembak? Apa harus daddy.."
"Tidak perlu dad..kami tidak apa. Jangan hilangkan satupun kegiatan kami. Sungguh kami tidak apa"
Ucap Minhyung panjang lebar membuat Mark tersenyum lalu menatap kedua putranya dengan perasaan bangga dari dalam dirinya."Kalian memang anak ku"
"Anak kita!"
Jeno baru saja datang dengan nampan berisi daging yang sudah di panggang.Ia meletakkan daging baru itu di atas piring Mark dan kedua anaknya. Lalu mencium pipi mereka satu persatu dan juga bibir mereka. Membuat mereka mengeryit aneh dengan bau yang keluar dari mulut Jeno.
"Berhentilah memakan daging! Itu tidak bagus, sayang"
Peringat Mark yang melihat Jeno yang kembali memakan daging itu."Aku suka.."
Rengek Jeno.Mark menghela nafas.
"Mommy, jangan! Itu tidak baik untuk kesehatan mommy"
Ucap Markeu. Dan Minhyung mengganguk mengiyakan.Di antara mereka berdua. Memang Minhyung yang sangat pendiam. Namun ketika berbicara dengan orang yang lebih tua apalagi mengenai masalah yang sangat serius. Maka ia yang akan bicara mewakili sang adik. Bahkan tidak jarang banyak orang yang akan terkejut ketika mendengarnya bicara dengan sedikit panjang untuk menjelaskan sesuatu. Sedangkan Markeu lebih minim bicara karena sudah di wakili sang kakak. Namun jika untuk keluarga atau menasehati adik-adiknya dan juga memperingati sang ibu seperti saat ini. Ia yang akan melakukan itu. Karena Minhyung sangat sulit menunjukkan kasih sayangnya. Sangat berbeda dengan Markeu yang masih bisa menunjukkannya.
Jeno yang mendengar perkataan sang anak. merengut kesal namun ia mengangguk patuh. Kedua anaknya sangat menyeramkan jika di tolak peringatannya. Dan Jeno tidak ingin itu terjadi.
"Baiklah..mommy tidak akan makan lagi!"
Ucapnya dengan wajah sendunya. Membuat Mark ingin memeluk sang istri dan menciumi wajahnya. Namun ia tidak bisa melakukan itu sekarang.Padahal ia hampir saja membuat sang istri pingsan di depan pintu utama karena ciumannya tadi.
Sebelum Jeno benar-benar pergi dari sana, suara lembut Minhyung yang sangat jarang sekali keluar membuat Jeno menghentikan langkahnya.
Ia menoleh kearah sang anak yang tengah menatapnya sambil tersenyum tampan."Mommy..you are very beautiful. More than anything. Don't be angry.."
Setelah mengatakan itu Minhyung kembali merubah ekspresinya menjadi dingin. Namun hal itu berhasil membuat Jeno gemas dan langsung menciumi sang anak dengan ciuman rakusnya. Sedangkan Mark dan Markeu kecil hanya bisa menggeleng pelan melihat nasib sang anak dan sang kakak yang habis di serang sang ibu dengan ciuman kasih sayang darinya.
KenzioNakamura
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Obsession (Markno)
Teen FictionJeno, seorang remaja 16 tahun yang tinggal di panti asuhan. Harus rela terjerat dalam kehidupan yang membingungkan milik seorang ketua mafia yang terobsesi dengannya. Story from grandson (MAFIA)