Mansion mewah milik Mark itu kini di penuhi dengan seluruh anggota keluarga pria tampan itu. Mereka sedang merundingkan sesuatu yang penting saat ini. Dan tentunya itu berhubungan dengan putra kesayangan mereka yaitu Mark.
Sedangkan sang pemilik rumah baru saja datang dengan Jeno yang sedang tertidur di gendongannya.
Aria yang melihat kejadian itu hanya menunduk sendu. Sedangkan Amilia sudah menahan emosinya.
Clara yang melihat kelakuan sang anak mulai tersulut emosi.
"Mark-"
"Aku akan menidurkan Jeno dulu"
Potongnya saat sang ibu ingin memarahinya. Semua yang ada di sana hanya bisa diam. Termasuk sang ibu yang hanya bisa mengelus punggung Aria.Setelah menidurkan Jeno dengan nyaman di kamarnya, Mark segera turun dari lantai atas untuk menemui seluruh keluarganya.
Ia duduk di single sofa di tengah-tengah mereka. Dengan tampang dinginnya yang belum pernah ia tunjukan kepada Jeno.
"Kenapa kalian bisa ada di sini?"
Tanyanya membuka suara. Clara menatap nyalang sang anak."Kami sedang membahas pernikahan mu dengan Aria"
Ucap sang ibu dengan tegas. Mark tidak merespon apapun, ia melirik kearah sang istri yang tengah menunduk sendu di sebelah ibunya."Hanya itu?"
Tanyanya sambil menaikan alisnya.Clara menatap garang sang anak.
"Apa kau sudah gila!? Dia istri mu Mark!""Aku tau dia istri ku, lalu apa masalahnya?"
Clara ingin sekali berdiri dan menampar anaknya. Tapi ia tidak bisa melakukan hal itu.
"Mengapa kau membawa anak itu ke rumah ini!?"
Tanya sang ibu dengan sedikit berteriak."Aku mencintainya"
Jawab Mark acuh. Peryataan itu berhasil membuat Aria menangis sekencang mungkin, dan Amilia yang juga hampir menangis, karena terlalu sakit rasanya."Mark!"
"Jika tidak ada yang ingin kalian bicarakan lagi, kalian bisa pergi dari sini sekarang"
Ucapnya dengan acuh dan segera bergegas pergi dari ruang tamu itu."Mark!!"
Bahkan panggilan nyaring dari sang ibu tidak ia pedulikan sama sekali.
Kalian bisa menyalahkannya yang menyukai bocah 16 tahun sejak pertama kali ia melihatnya 6 tahun yang lalu. Saat Jeno masih berusia 10 tahun. Ia menunggu selama 6 tahun untuk bisa membawa bocah itu tinggal di kediamannya. Entah apa yang terjadi dengannya? Ketika melihat wajah manis yang sangat menggemaskan itu, rasa cinta tiba-tiba saja muncul di dalam hatinya. Ia tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Bahkan saat ia bersama Aria.
Ia ingin selalu bersama anak itu, menjaganya dan melindunginya. Memberikan cinta yang selama ini tidak pernah Jeno dapatkan.
Semoga saja apa yang ia lakukan tidak akan menyakiti Jeno.
Ia hanya takut kehilangan anak itu.
Tubuh rapuh Sohyun di dorong begitu saja oleh Jaemin. Wanita itu ia bawa ke ruang bawah tanah untuk di pertemukan dengan Mark.
Sesuai permintaan tuannya ia tidak menyakiti wanita itu secara berlebihan, hanya beberapa cambukan saja.
Suara langkah kaki terdengar memasuki ruang sepi itu, terlihat Mark yang masuk ke dalam ruangan itu dengan Yangyang di sebelahnya.
Mark mendudukan dirinya di salah satu sofa yang ada di sana, menatap penuh angkuh kearah Sohyun yang tengah terduduk di depannya. Wajahnya begitu berantakan, dan sangat menyedihkan. Namun tidak ada rasa kasihan di wajah pria dingin itu.
"Kau mengenal ku?"
Tanya Mark yang masih menatap wajah Sohyun."T-Tuan Mark.."
Jawabnya lirih. Mark tersenyum tipis, merasa tidak suka saat wanita itu menyebut namanya."Masih ingat dengan anak tiri mu?"
Tanya Mark sekali lagi. Ia menyenderkan tubuhnya pada sandara sofa yang ada di belakang punggungnya."Jeno..?"
"Kau ingat apa yang sudah kau lakukan padanya?"
Mark menatap nyalang wanita itu."Aku.."
"Asal kau tau saja, dia itu kekasih ku"
Lanjut Mark yang berhasil membuat wanita itu membulatkan kedua matanya."Tapi kau sudah punya istri?"
"Apa peduli mu? Aku sudah sering bermain dengan banyak wanita"
Wanita itu menunduk lalu berdecih pelan.
"Anak tidak tau diri itu menjadi jalang ternyata"
Ucapnya. Mark yang mendengar hal itu langsung berdiri dari duduknya dan menendang wajah wanita itu, hingga menimbulkan luka robek pada sudut bibirnya."Jaga ucapan mu!"
Tatapan Mark bergitu tajam, bahkan bisa menusuk siapapun saat ini.
"Dia tidak pantas kau sebut dengan panggilan itu!"
Mark mendekatkan tubuhnya dengan wanita itu, lalu mencengkram dagu wanita itu.
"Dia kekasih ku!"
Ucapnya dengan tegas, lalu melepas kasar wajah itu dari cengkraman wajahnya."Kau bahkan tidak pantas menyebut namanya"
Lanjut Mark yang kini mengelap tangannya dengan sapu tangan miliknya."Ucapkan selamat tinggal pada dunia. Wanita seperti mu memang seharusnya tidak ada di dunia ini!"
Setelah mengatakan hal itu, Mark segera pergi dari sana. Meninggalkan Jaemin yang masih berdiam diri di sana untuk menunggunya.
"Tidak perlu menyiksanya"
Ucapnya saat berhenti di depan Jaemin."Habisi saja dia"
Lanjutnya yang langsung di balas anggukan patuh dari Jaemin. Dan malam itu menjadi malam terakhir untuk Sohyun. Karena mungkin ia tidak akan bisa melihat dunia lagi setelahnya.
VannoWilliams
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Obsession (Markno)
Teen FictionJeno, seorang remaja 16 tahun yang tinggal di panti asuhan. Harus rela terjerat dalam kehidupan yang membingungkan milik seorang ketua mafia yang terobsesi dengannya. Story from grandson (MAFIA)