_Definisi Bahagia_

41 6 0
                                    

Assalamualaikum semuanya!

Yuhuuu well come back to stories PCL!

Sebelum baca alangkah baiknya tekan vote dulu..

Komen di setiap paragraf yaa..

Happy Reading!

_________________

Setya berdiri di depan cermin. Melihat Lyana yang mengenakan gaun mewah, sedang menatap dirinya di depan cermin. "Kamu cantik," pujinya.

Lyana menoleh. "Makasih Mas. Kamu juga ganteng."

"Heh! Lo berdua udah siap belum?" Lyntang masuk bersama Leon di gendongannya.

"Udah bang."

Mata Lyntang berbinar kala melihat Lyana yang berjalan berdampingan di samping Setya. Tangan adiknya itu mengapit lengan Setya, membuatnya tampak serasi. "Kalau kayak gini, gue sama Cellina bisa kalah adu gaya,"

"Jelas menang gue sama Setya lah! Lo sama kak Cell mengalah dulu hari ini." sahut Lyana.

"Gue udah cakep kan Bang?" tanya Setya merapikan sedikit jas nya di hadapan Lyntang.

Lyntang melirik Setya, "sejak kapan lo kepedean begini? Jelas lebih cakepan gue laaah!"

Lyana tertawa. "Heiii! ngaca brother, lebih cakepan suami gue lah."

Setya tersenyum bangga, "Tuh kan Bang, denger kata isteri gue."

Suara Cellina mengintrupsi. "Sampai kapan debat kayak gini?" Cellina mengambil alih Leon dari gendongan Lyntang. "Kalian berdua emang cakep, hari ini perfect banget. Hati-hati kalau jalan ya Ly," peringat Cellina.

"Itu heels tinggi banget menurut kak Cell, jalannya pelan-pelan. Lo juga Set, gandeng Lyana. Pastiin jangan sampai jatuh."

Lyntang mengangguk. "Kan malu kalau sampai jatuh di depan kolega bisnis lo Ly."

"Udah ayo keluar. Para tamu udah gak sabar lihat kalian."

Lyana mulai berjalan perlahan berdampingan dengan Setya. Tatapannya jatuh ke bawah, dimana dilantai bawah semua kolega bisnis nya dan juga rekan kerja Setya menatap mereka berdua kagum.

"Ya Tuhan! Pelan-pelan kenapa, kan nggak lucu kalau jatuh Ly." gumam Cellina pelan saat melihat Lyana hampir terpeleset anak tangga.

Lyntang ikut menahan tawa. Melihat adiknya yang hampir jatuh. Cellina mencubit lengan Lyntang pelan. "Udah tau adiknya mau jatuh malah di ketawain."

Hingga acara berlangsung Lyana tampak ceria sebelum kedatangan Deara mengubah suasana hati Lyana.

"Hallo Ly, Setya." sapa Deara saat menyalami Lyana dan juga Setya.

"Eh, hai." balas Lyana tersenyum canggung. Walaupun hatinya sedikit cemburu melihat Deara datang. Ya jelas lah! Deara itu mantan terindahnya Setya kalau kalian lupa.

"Selamat ya, semoga kalian langgeng sampai maut memisahkan." ujar Deara seraya tersenyum manis. "Ayo Senia, salim dulu sama Pipi Setya."

Lain lagi dengan respon Setya yang tampak cuek tak perduli. Laki-laki itu hanya diam saat Deara meminta Senia-keponakannya untuk mencium tangannya.

"Mas," tegur Lyana. "Jangan diem aja."

"Pipi Setya. Selamat ya, semoga Pipi bahagia selalu." anak kecil itu menatap Setya dengan raut wajah ceria.

"Iya," jawab Setya memaksakan senyumnya.

"Nikmatin pestanya ya Deara. Ajak Senia icip-icip hidangannya." titah Lyana yang menampilkan tersenyum tipis.

Penantian Cinta Lyana |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang