_Acara Pertunangan dan Misi_

243 105 13
                                    

Assalamualaikum semuanya!

Apa kabar kalian?

Absen dulu yuk! Dari kota mana aja nih, yang baca ceritaku.

Sehabis Absen, jangan lupa Vote ya!

Komen juga di setiap pragrafnya, oke?

Yuk lanjut!

Happy Reading!

________________

Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Keluarga Lyana sudah kumpul di ruang keluarga yang sudah di dekor dengan indah oleh Ratna. Hari bahagia bagi Raka, Broto dan Wiwin tapi tidak dengan Ratna. Ibu dua anak itu tidak bahagia atas perjodohan ini karena menurutnya ada hal yang janggal dengan perjodohan yang bersangkutan dengan anak perempuannya ini.

Awal mulanya perjodohan ini didasari kesepakatan antara Raka dan Broto karena para orang tua ingin memilih pendamping hidup yang menurutnya baik untuk kehidupan anak anaknya. Namun ada niat terselubung yang Broto selipkan di perjodohan ini.

Sebenarnya niat Broto tidak hanya untuk menyatukan Deska dan Lyana,  tetapi laki-laki paruh baya ini ingin menaikkan nama perusahaannya jika Deska menikah dengan Lyana.
Iya masalahnya bisnis tersebut yang membuat Broto ingin sekali menikahkan Putra nya dengan Putri dari keluarga Wijaya.

Perusahaan Raka sedang naik daun karena mendapat proyek besar diluar Negeri yaitu pembangunan Apartemen dan Hotel.
Maka dari itu, Broto ingin Deska menguasai sedikit demi sedikit kekayaan keluarga Wijaya.
Belum banyak yang tahu jika seorang Broto Pradipta sekarang menjadi orang yang gila harta.

*

*

*

Sebelum acara pertunangan dimulai Ratna menghampiri Raka dan berbicara serius masalah perjodohan Lyana.

"Tapi, Yah. Deska sudah memiliki kekasih. Apa Ayah tega membiarkan Lyana sakit hati? Lyana masih muda Ayah, masih panjang perjalanan hidupnya! Tolong Ayah pahami ucapan Bunda!" Ratna berlalu dari kamar meninggakan Raka yang terdiam.

Raka menghela napas kasar, mulai memikirkan ucapan Ratna.

Ratna keluar dari kamar dan mendapati Lyntang, anak laki-lakinya yang sedang berdiri disamping pintu kamar.

"Abang! Kamu ngapain disini?"

Lyntang gelagapan mendengar pertanyaan Ratna.

"Ta--tadi, Abang mau liat sepatu, Bun." alibi Lyntang, memang benar di depan kamar orang tuanya terdapat lemari yang digunakan untuk menyimpan sepatu.

"Owh, ya udah, Bunda mau ke dapur dulu, kamu gak berniat nguping pembicaraan ayah sama bunda kan, Bang?"

"Enggak Bun, orang abang baru aja kesini pas bunda keluar tadi." elak Lyntang terpaksa, matanya menatap manik mata sang Bunda sambil menggengam erat ponsel yang berada di tangan, menyembunyikan kegugupan yang dia alami saat ini.

"Ya udah, kamu tungguin keluarga mereka!" titah Ratna lalu melenggang pergi menuju dapur.

Selepas kepergian Ratna, Lyntang melangkahkan kaki nya menuju kamar Lyana.

Penantian Cinta Lyana |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang