_Ingatan_

37 5 0
                                    

Assalamualaikum Semuanya!

Selamat malam, gimana malam ini?

Malam kalian baik-baik aja?

Balik lagi ke cerita PCL, jangan bosan baca cerita ini yup!

Happy Reading love❤️❤️❤️

_______________

Satu bulan telah berlalu. Rangkaian kejadian yang Lyana alami berangsur-angsur menjadi sebuah pelajaran yang dapat Lyana ambil. Tapi sayang, masalah yang menimpa suaminya itu belum Lyana ketahui hingga saat ini, karena semua anak KKN yang di desa mbok Leha tinggali sangat sulit mendapatkan sinyal. Satu anak pun tak bisa mengabari keluarga ataupun orang tersayang mereka.

Kini, Lyana sedang mengajari anak-anak kecil membaca. Yang lain mengajari berhitung, olaharaga, dan lain sebagainya. Jam dua siang nanti, akan diadakannya senam bersama oleh ibu-ibu di daerah itu, rata-rata teman mbok Leha dan ibu-ibu muda lainnya.

"I-B-U! IBU!" seru salah satu anak yang ada di hadapan Lyana, namanya Sabira. Sorakan girang lainnya ikut menyusul. "Wah! Sabira udah bisa!"

"Aku juga harus bisa membaca!" kata salah satu teman Sabira, Jana namanya.

"Ayo anak-anak sekarang tulis nama kalian di kertas yang sudah kakak kasih, ya? Lalu baca nama kalian saat kakak cek satu persatu ya. Nanti kalian hampiri kakak-kakak yang ada disini. Dan mulai perkenalan, mulai dari mengeja dulu baru sebutkan nama kalian ya?! Paham semuanya?!"

"PAHAM KAKAK!" seru anak-anak disana kompak.

Lyana mengangguk merasakan senang yang luar biasa. Anggaplah seruan anak itu penyemangatnya selama satu bulan lagi disini. Menyampingkan kesedihan dan kerinduannya pada Setya, juga keluarganya. Melihat perut Fazia yang sedang di elus-elus gadis bernama Sabira tadi membuatnya ikut terharu.

"Kakak, ini isinya apa?" tanya Sabira pada Fazia yang duduk disamping Lyana.

"Ini calon anak kakak, do'a in ya Sabira, supaya anak kakak sehat-sehat."

"Iya," Sabira mengangguk polos, "ini masuknya dari mana? Kok anak kakak Zia bisa di dalam?" tanya Sabira lagi.

Lyana mengulum senyum saat wajah Fazia tampak malu-malu hendak menjawab pertanyaan Sabira. "Ee.. ee.. ini masuknya dari mulut."

Sontak jawaban Fazia membuat Dermala dan Jenara juga Lyana yang memperhatikannya tertawa. Membuat Sabira ikut tertawa saja. Perlahan tawa itu mereda saat pak Kades menghampiri mereka untuk mengajak anak-anak KKN ke balai desa.

Berbeda lagi dengan suasana di rumah keluarga Wijaya. Disana ada Laras yang tengah berkunjung. Memecahkan musibah yang Setya alami. Cowok itu belum di temukan juga sampai sekarang. Keadaan Laras juga Ratna memprihatinkan sekali, kedua wanita itu masih sedih mendengar kabar kecelakaan pesawat Lion-air yang menimpa Setya. 

"Udah satu bulan yang lalu tragedi Setya kecelakaan dan anak itu belum ditemukan juga sampai sekarang. Padahal dinyatakan selamat," lirih Laras.

"Iya besan, gimana nanti dengan Lyana kalau sudah pulang KKN.." sambung Ratna.

"Lyntang yakin, Setya pasti bakal pulang ke kita semua. Mungkin dia lagi menjelajah dunia baru," terang Lyntang. 

"Tim basarnas juga sudah menyerah menemukan keadaan Setya." kata Raka.

Laras hanya menatap kosong. Disampingnya Ratna juga sama, sibuk mengasihani anak-anak mereka.

"Bagaimana kalau satu bulan lagi Lyana pulang dan Setya belum juga ketemu?!" ujar Cellina.

Penantian Cinta Lyana |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang