|END|

129 3 0
                                    

Halooooo!

Masih adakah yang nungguin cerita ini?

Sebelum baca vote, komen dan share!

Kasih tau aku kalau ada typo ya guys!

Sayang readers Setya-Lyana🫂❤

___________________

AKHIR DARI SEBUAH PENANTIAN!

___________________

Kebahagiaan tidak bisa diukur dengan apapun, karena pada dasarnya kebahagiaan setiap orang itu berbeda-beda, sesuai dengan porsinya masing-masing. Kali ini, senyuman Lyana tak terhenti dari bibirnya, sorot mata yang penuh dengan kebahagiaan terpancar disana.

Hari ini acara Aqiqahan baby Sely. Dikediaman Setya-Lyana sudah ramai tetangganya berkumpul, menyaksikan acara Aqiqahan. Walaupun tidak mengundang banyak orang, hanya tetangga dan saudara mereka yang bisa hadir.

Acara demi acara berjalan dengan lancar. Setya dan Lyana sudah mengumumkan nama anak mereka.

Sely Arinika Bimanyu!

Yap! Nama itu yang Setya beri untuk anak perempuannya.

Satu jam telah berlalu. Kini tetangga mereka akan pulang kerumah masing-masing dengan membawa besek (bingkisan dari tuan rumah).

"Terima kasih ya, Nak Setya dan Nak Lyana! Sudah undang kami di acara ini." kata salah satu tetangga mereka-Bu Ami.

"Saya dan ibu-ibu lain pamit ya Mbak Lyana! Makasih loh udah diundang." Wanita dengan hijab motif bunga-bunga itu menatap Lyana sembari tersenyum. Ustadzah Ika namanya. Ketua majelis ibu-ibu di daerah komplek Lyana tinggal. Walaupun di komplek, tapi mereka tetap bisa berbaur dan mengadakan acara apapun bersama-sama. Karena ibu-ibu di komplek Lyana hanya ibu rumah tangga biasa, diantara mereka ada beberapa yang bekerja juga, tetapi mereka selalu hadir dalam berbagai acara apapun. Ini yang membuat Lyana kagum. Padahal biasanya tinggal di komplek itu untuk bertemu saja susah, karena dibatasi pagar tembok yang menjulang tinggi, juga rata-rata yang tinggal di komplek perumahan elit itu orang super sibuk semua. Jadi mereka tidak punya banyak waktu untuk sekedar mengobrol ataupun menghadiri acara seperti yang diadakan Lyana ini.

"Makasih ya ibu-ibu, sudah berkesempatan hadir mengikuti acara Aqiqah anak saya." Lyana kembali menatap beberapa ibu-ibu komplek yang hendak pulang. "Ini udah dapet semua beseknya?" tanya Setya yang sudah berdiri disamping Lyana.

"Walaupun beseknya nggak istimewa banget, tapi mudah-mudahan berkah untuk ibu-ibu dirumah ya.." Lyana bersyukur punya tetangga-tetangga sebaik mereka.

"Sama-sama, Nak. Ini udah lebih dari cukup buat kita. Kalau gitu kita pamit ya, Nak Setya, Nak Lyana. Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam!"

Hingga bu Ami, Ustadzah Ika, mbak Ratih dan lainnya pamit. Meninggalkan Setya dan Lyana yang menatap kepergian mereka dari pintu.

"Oh iya! Baby Sel masih sama Bunda Ratna di kamar. Aku ambil dulu ya, Mas. Sekalian kita kumpul bareng di ruang keluarga." Lyana memberikan senyum tipis pada Setya.

Setya mengangguk sekilas. Langkahnya menghampiri Lyntang yang sedang asyik makan bolu gulung dengan Cellina dan Leon.

"Leon makin gembul aja Bang, Kak Cell. Makannya banyak ya pasti." Setya menarik kursi disamping Lyntang, menatap Leon yang sedang menatapnya juga.

Lyntang mengangguk, "Leon kalo makan nggak kira-kira deh, Set! Dia kalo siang ngemil, sore ngemil, malem minum susu. Asupan gizinya tuh banyak dia, jadi gini deh, gembul. Berat kalo gendong Leon."

Penantian Cinta Lyana |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang