_Holiday With You!_

31 7 0
                                    

Assalamualaikum Semuanya!

Ketemu lagi sama cerita Penantian Cinta Lyana.

Gimana kabar kalian?

Baik baik aja kan?

Kapal Lyly sama Setya mana suaranya?

Masih ada yang kangen sama Deska?

Ada yang pengen Deska kembali nggak?

Spam komen di setiap paragraf ya!

Dan jangan lupa vote dulu setelah membaca😉

Happy Reading🎉

_________________

Sudah banyak wahana seru yang Lyana dan Setya coba. Setya menepati janjinya, hari ini ia mengajak Lyana ke Dufan. Entah ini sebagai perayaan hari jadi komitmen mereka atau ini hari memecahkan rindu. Tapi keduanya sama sama menikmati satu hari bersama sebelum mereka berdua dipisahkan lagi karena pekerjaan Setya yang mengharuskan laki-laki itu kembali ke Negeri Jepang.

Lyana tersenyum bahagia menatap Setya yang berjalan sembari menggandeng tangan Lyana. Laki laki itu terus saja menggandeng tangan Lyana membuat Lyana merasa aman berada di tempat ramai seperti ini.

"Nanti kita kesini lagi ya! Kalau aku sama kamu berjodoh, Ly! Nanti kita bawa anak kita jalan jalan ke sini!" seru Setya.

Lyana tersenyum, "iya!"

Mereka berdua terus berjalan beriringan menuju mobil. Setya lapar dan laki laki itu ingin mengajak Lyana makan sembari berjalan jalan di Mall. Tentu saja Lyana senang. Ada beberapa novel yang akan Lyana beli saat di Mall tepatnya di gramedia. Sembari membeli kado pernikahan untuk Fazia yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

"Nanti kamu nggak bisa pulang pas pernikahannya Fazia," lirih Lyana.

"Enggak bisa sayang. Kan aku kerja keras ngumpulin uang buat kita nikah nanti, biar kayak Fazia!" kata Setya. Laki laki itu sudah menjalankan mobilnya menuju Mall.

"Yahh.." keluh Lyana.

"Kenapa sayang?" tanya Setya.

Laki-laki itu mulai terbiasa memanggil Lyana dengan sebutan sayang. Entah Lyana yang sudah nyaman dengan panggilan dari Setya membuat gadis itu tak protes sama sekali.

"Nanti aku nggak ada temen kondangan ke sana," ujar Lyana membuat Setya terkekeh.

"Ya ampun! Nanti aku temenin deh, lewat VidioCall tapi ya? Kamu harus kuat tanpa aku di kondangan nanti!" Tangan Setya mengelus pucuk kepala Lyana yang terbalut hijab. "Dengerin ya Sayang. Pacaran sama pilot itu harus kuat sama yang namanya LDR. Nunggu aku pulang itu lama Ly. Sabar ya, ada waktunya kita bakal sama sama terus. Nanti malam kita juga udah pisah lagi. Gak papa ya? Kamu yakin kan kalau takdir bakal mempertemukan kita suatu saat nanti?" hibur Setya. Sejujurnya dirinya juga tak sanggup meninggalkan Lyana dan membuat gadis itu sedih.

"Iya. Sebelum kamu nyatain perasaan kamu ke aku, aku juga kuat kok nahan rindu selama satu tahun kemarin," kata Lyana.

"Good girl! Kuat kan tanpa aku? Nanti malam kita LDR an lagi."

Lyana menoleh, menyenderkan kepalanya di bahu Setya yang tengah menyetir mobil, "iya, aku pasti kuat."

"Tahu enggak? Kenapa aku gak ngebolehin kamu nikah duluan, waktu aku mau ke Jepang tahun kemarin?"

Lyana menggeleng, "Enggak. Aku aja bingung, waktu kemarin kan kita cuman teman. Jadi aku pikir kamu mau nikah bareng sama aku!"

Setya tertawa, "hahaha! Nikah bareng! Maksudnya gimana sayang?!"

Lyana memberengut kesal. "Iya nikah bareng! Kamu nikah sama siapa gitu terus aku nikah juga, tapi resepsi kita bareng."

"Mm.. aku maunya sih kita nikah bareng!"

"Tuh kan! Dugaan aku bener!" tuduh Lyana.

Setya menahan tawanya, "Nikah bareng sama kamu aja, nggak seperti yang kamu maksud, Sayang!"

"Dasar ngeselin!"

"Ngeselin gini mbaknya suka, kok!"

"Tau ah ngambek!"

"Ih ngambekan!"

*

*

*

Setelah puas mengisi perut. Setya dan Lyana memutuskan untuk mencari kado pernikahan untuk Fazia setelah itu mereka akan pergi ke gramedia sebentar.

Membeli kado pernikahan untuk Fazia sudah. Dan kini keduanya sedang berada di dalam gramedia. Lyana yang asyik mencari novel yang akan di belinya. Gadis itu gemar membaca dan mengoleksi beberapa novel yang menurutnya bagus untuk dibaca.

"Sayang? Udah belum?" tanya Setya. Pasalnya sudah dua jam menunggu gadisnya itu memilih novel. Namun belum satu pun novel yang akan dibelinya.

"Belum," kata Lyana. "Aku bingung mau pilih novel yang mana."

"Ada berapa novel yang kamu mau beli?"

Lyana menunjukkan tiga buah novel yang berbeda sembari menampilkan cengiran khasnya. Setya menghela napas. Sudah dua jam dirinya menunggu gadis itu dan sedari tadi Lyana hanya ingin memilih salah satu dari ketiga novel yang ia inginkan.

"Ya ampun! Cuman tiga novel yang kamu pilih tapi mau dibeli salah satunya aja?!" ujar Setya. Lyana mengangguk pasrah. Sejujurnya Lyana ingin membeli ketiga novel itu secara bersamaan, untuk menambah koleksi novel di perpustakaan mini yang terletak di kamarnya.

"Sini aku bawain, ayo ke kasir. Aku beliin ketiga-tiganya!" ajak Setya.

Lyana langsung bersemangat mendengarnya. "Makasih ya," ujar Lyana yang menggandeng lengan Setya.

"Sama-sama Sayang!" Setya mulai mengeluarkan beberapa lembar uang cash dari dompetnya. Lyana langung menghentikan aksi Setya yang akan membayarkan novelnya.

"Kamu bayarin satu aja ya? Aku jadi nggak enak," lirih Lyana. "Ini mba! Yang dua saya bayar, satunya punya dia."

"Ehh! Jangan mbak! Saya bayarin tiga tiganya. Jadi berapa?" cegah Setya.

"Semuanya jadi dua ratus sembilan puluh lima ribu, Mas, Mbak!"

"Pakai uang saya aja ya Mbak!" titah Setya, ia hanya ingin memberi apa yang Lyana inginkan agar gadis itu bahagia. Apapun Setya lakukan agar Lyana bahagia. Melihat Lyana tersenyum saja sudah membuat Setya bersemangat untuk mencari uang lebih banyak agar bisa menghalalkan gadis itu.

"Jangan Mbak!" cegah Lyana. "Satu pakai uang dia, yang dua pakai uang saya!"

Setya menoleh. Menatap Lyana yang juga menatapnya.

"Kenapa?"

"Jangan keras kepala sayang! Pakai uangku aja semuanya," Lyana menggeleng.

"Enggak! Pakai uangku dua, kamu bayarin satu aja!" kekeuh Lyana.

"Mbak! Pakai uang saya aja semua." pinta Setya.

"Pakai uang saya aja ya!" Lyana menyodorkan beberapa lembar uang berwarna merah.

"Maaf. Mas, Mbak! Jadi mau pakai uang siapa?"

"SAYA!" jawab Setya dan Lyana kompak.

Penjaga kasir itu tersenyum mesem, "ya udah Mas, Mbak! Boleh kok bayar semua. Mbaknya bayar, masnya juga bayar nggak papa! Biar double!"

_________________TBC________________

Heyyoooo!

Udah pada vote belum?

Vote setelah membaca juga nggak papa kok!

Mana nih kapalnya Se-Ly (Setya-Lyana)?

Terima kasih sudah membaca, vote dan dukung cerita Penantian Cinta Lyana.

Penantian Cinta Lyana |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang