_Perihal Izin_

22 7 0
                                    

Assalamualaikum Semuanya!

Hallo sobat wattpad!

Udah siap baca cerita Penantian Cinta Lyana belum?

Tekan vote dan siapin komen kalian yaa

Happy Reading❤

________________

Garen baru saja pulang dari pelatihan untuk Calon Tentara tahun ini di Surabaya. Mendapati anak tengahnya yang sudah menunggunya di ruang kerja.

"Ada apa?" tanya Garen sembari menatap Setya yang terlihat gugup. "Nggak biasanya kamu begini,"

"Yah! Udah lama kita nggak ngobrol gini." lirih Setya. "Setya mau ngobrol penting sama Ayah, tepatnya minta persetujuan dari Ayah."

Garen mengangguk. Menatap lekat lekat anak tengahnya.

"Setya mau minta izin untuk lamar Lyana. Apa ayah izinin?" Garen terkekeh.

"Ayah udah tau semuanya dari Bunda kamu. Walaupun Ayah lagi tugas di luar kota, tapi bunda kamu selalu cerita sama Ayah. Jadi Ayah bisa memantau kalian semua yang disini lewat Bunda kamu," Garen bedehem. "Jadi bener? anak Ayah jatuh cinta sama CEO muda perusahaan Wijaya Corp? Putri Raka Wijaya itu?"

Setya mengangguk. "Udah satu tahun yang lalu Setya ngumpulin keberanian dan dana untuk lamar Lyana."

"Anak Ayah yang satu ini udah besar ya. Ayah bakal ke rumah Pak Raka untuk menyampaikan niat baik kamu." Setya menganggukkan kepalanya.

"Udah mau nambah cucu lagi dong Ayah?" goda Garen sembari terkekeh.

Setya melotot, "Belum bilang ke Om Raka, Ayah udah bahas cucu." gerutunya sedikit malu.

Tak lama Laras menyembul di balik pintu bersama Adel. "Jadi kapan Mas mau lamar kak Lyana?"

"Lho? Bunda? Adel? Kalian nguping?" Setya menatap Laras dan Adel secara bergantian.

"Hehe.. yo, maaf Mas! Habisnya Mas itu berani bilang ke Ayah mu to! Ndak berani bilang sama bunda," gerutu Laras.

"Cieee.. Adel mau punya kakak Ipar!" godanya membuat Setya menggerutu.

"Ini bocil satu kenapa kepo terus sih?"

Adel berkacak pinggang, "kalau nggak kepo terus bukan Adel namanya!" tak lama tangannya menarik lengan Laras. "Ayo, Bun! Biarin Ayah sama Mas Setya bahas tanggalnya. Kita tinggal ikut ke rumah kak Lyana aja, lanjut nonton NCT nggak Bun?"

Laras mengangguk, tatapannya beralih ke Nares. "Yah! Kasih wejangan untuk anakmu yang ini."

"Siap, Buk!" sahut Garen.

Setya hanya menggaruk tengkuknya. Sedikit malu. "Bun, nanti temenin Setya beli cincin ya?"

Garen melotot, "Heh! Bilang dulu ke Pak Raka. Beliau setuju ndak kamu sama Putrinya!"

Setya gelagapan. Mendengar penuturan Nares. "Eh--- I-iya, Yah. Ma-maksudnya gitu."

Adel terkikik. "Hih! Udah nggak sabar nih, Bun!"

*

*

*

"Yah. Mm, Setya mau kerumah sama keluarganya. Mau silaturahmi katanya." kata Lyana.

"Kapan?" tanya Raka. Menatap serius putrinya.

"Nanti malam. Ayah nggak keberatan 'kan?"

Raka menggeleng, "enggak lah. Lagian keluarga Setya itu pasti mau mengutarakan niat baik."

"Maksud Ayah?" tanya Lyana bingung.

"Liat aja nanti," Raka terkekeh melihat putrinya berdecak.

*

*

*

Tatapan Lyana masih menunduk. Di depan keluarga Setya dan juga Raka, Ratna, Lyntang dan Cellina. Lyana tak menyangka bahwa laki-laki yang berstatus menjadi pacarnya itu, kini datang untuk meminta Restu.

Raka berdehem, memberikan seulas senyumnya, "kalau saya terserah Lyana aja, Pak. Kan dia yang jalanin."

"Jadi bagaimana Lyana? Apa kamu mau terima anak tengah om, Mas Setya?" tanya Garen membuat Lyana bingung harus menjawab apa.

Disamping Lyana, Ratna menyenggol nyenggolnya. Lyana terkesiap menyadari Ratna menyenggol nyenggolnya sedari tadi. "iya. Lyana mau, Om,"

Semua keluarga yang ada di ruang tengah kediaman keluarga Wijaya itu berwajah sumringah dan bahagia.

Garen terkekeh, "Wah! Pak Wijaya. Kita tinggal tentuin tanggal aja,"

Raka ikut terkekeh, "iya nih, Pak. Nggak nyangka ya kita akan jadi besan. Padahal dulu sekali, kita pernah jadi partner bisnis."

Sontak mata Lyana dan Setya membulat, saling pandang satu sama lain.

"Jadi, Om Raka sama Ayah itu partner bisnis dalam bidang apa?" tanya Setya.

"Jadi begini, dulu waktu Om lagi merintis perusahaan Wijaya Corp. Banyak sekali musuh-musuh Om diluaran sana yang ingin Om gagal dalam merintis usaha. Om sampai kebingungan hari itu, gedung perusahaan Om yang belum berkembang itu di bom dan hancur. Nah, saat itu Om laporkan kejadian ini ke kantor polisi. Beberapa polisi yang datang ke lokasi kejadian gedung perusahaan Om yang hancur itu. Om kembali menyewa gedung untuk merintis usaha, dengan Syarat ada keamanan super ketat dari Ayah kamu yang waktu itu sudah menjadi tentara. Anak buah ayah kamu beberapa orang di tugaskan berjaga di perusahaan Om untuk berantisipasi supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mulai dari situ, Ayah kamu sama Om jadi partner bisnis dalam bidang keamanan." jelas Raka. "Awalnya Om juga nggak kenal sama Pak Garen ini. Tapi jadi akrab setelah menjalin partner kerja cukup lama dengan perusahaan Om. Apalagi sekarang Pak Garen menjadi ketua seleksi anak-anak yang ingin menjadi tentara, dan security. Setiap ada security yang mau keluar dari perusahaan Wijaya Corp, Om pasti hubungin Ayahmu untuk mencari gantinya yang mau bekerja sebagai security." tutur Raka.

Lyana menganggukkan kepalanya.

"Nah sampai sekarang kita ada hubungan baik ya Pak Raka," kata Garen.

"Nggak nyangka ya Pak, Bu. Malah kita sebentar lagi kita mau jadi besan," ujar Ratna.

Laras terkekeh, "iya jeng. Aduh, kalau tau jeng Ratna punya anak gadis kayak Lyana udah saya klaim dari dulu buat jadi menantu saya."

"Loh? Kok Tante Laras sama Bunda akrab juga?" tanya Lyana heran.

"Dulu, Bunda sama Tante Laras sering nganterin bekal makan siang di perusahaan Ayah kalau lagi jam istirahat. Pak Garen kan sering jaga keamanan disana, jadi Bunda sama Tante Laras sering ketemu." tutur Ratna.

"Iya, Ly. Suami kita aja udah temenan, jadi Tante sama Bunda kamu itu, yo temenan jugak," imbuh Laras.

"Banyak hal yang nggak kita tau di masa lalu orang tua kamu sama aku ya." kata Setya.

Lyana mengangguk. Tatapannya beralih ke arah Raka.

"Ayah, kalau tau gini, dari dulu seharusnya Ayah jodohin Lyana sama Setya aja. Kalau dijodohinnya sama Setya, Lyana mau."

________________TBC________________

Udah tekan vote belum?

Komen emot love disini sebanyak banyaknya!

Terima kasih sudah membaca, vote dan memberikan komen di cerita Penantian Cinta Lyana.

See you next part!

Penantian Cinta Lyana |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang