_My Hero Is You_

76 24 6
                                    

Assalamualaikum Semuanya!

Penantian Cinta Lyana Update lagi nih!

Ada yang kangen nggak sama Neng Lyly?

Ada yang kangen Setya?

Spam komennya yuk!

Ramein!

Vote nya sebelum membaca!

_______________

Seorang gadis tengah menunggu di halte. Matanya melirik kesana kemari seperti mencari seseorang. Tangannya memegang laptop erat erat. Di hadapannya ada dua orang pria berbadan besar sedang menggodanya, berharap untuk mendapatkan laptop gadis itu.

Mau melawan rasanya tak bisa. Lyana terlalu takut untuk melawan 2 orang laki laki berbadan besar yang sudah mengepungnya kini.

Memejamkan mata, berharap seseorang datang menolongnya. Suara kedua preman itu masih terus terdengar di telinganya.

"Sini Neng, Abang mau pinjam laptopnya dong!"

"Buat kita aja Neng laptopnya, kalok Neng kasih laptop itu ke kita, kita juga bakal biarin neng pergi deh," kata salah satu preman itu.

Lyana membuka matanya mencebikkan bibirnya kesal, berusaha memberanikan diri berbicara dengan kedua preman itu. Sengaja mengulur waktu, alih alih ada pahlawan super yang menolongnya, pikir Lyana.

"Dih enak aja ya Bang! Ini laptop gue Bang! Beli pakek uang sendiri, nabung selama 5 tahun buat beli laptop ini. Susah banget lho Bang, gue sampe harus kerja kesana kemari buat ngumpulin uang. Abang, Abang ini kalok di posisi gue gimana? Mau? Barang Abang di ambil orang lain. Padahal Abang ini udah susah nyari uang buat beli lap--" perkataan Lyana terhenti saat suara berat laki laki meneriaki kedua preman ini.

"Woi!"

"Siapa lo! Anak ingusan aja, sikat bro!" kata preman yang ada di sebelah kiri Lyana.

Laki laki itu tersenyum remeh, rupanya kedua preman ini tak tau jika dirinya jago dalam hal bela diri.

'Bugh! Bugh! Bugh!'

Beberapa pukulan mendarat di wajah kedua preman itu.

"Pergi gak kalian! Kalok nggak, bakal gue laporin ke polisi!" gertaknya geram. Di dalam hati kecilnya ingin sekali menghabisi kedua preman itu, karena telah berani beraninya mengganggu sang pujaan hati.

Manik mata Lyana bertemu dengan seseorang yang telah menyelamatkannya barusan dari gangguan preman yang hendak mengambil laptopnya.

"Lo nggak papa?" tanyanya khawatir, terlihat dari raut wajahnya yang cemas.

"G-gue nggak papa. Lo gimana?" Lyana menemukan sedikit darah dari sudut bibir laki laki itu.

Hanya di balas senyuman dan gelengan kecil.

"Mau pulang?"

"I-iya tapi nungguin Abang grabnya nggak dateng dateng." Bingung yang Lyana rasakan saat ini, masih terus saja memandangi sudut bibir laki-laki di hadapannya ini.

"Ayo! Gue anter pulang." ajaknya tegas.

"Iya," Mau tak mau Lyana mengiyakan ajakan laki-laki ini. Sekalian mengobati lukanya.

Dalam perjalanan sepasang anak manusia ini hanya diam, tak ada yang membuka perbincangan sampai mobil yang di tumpangi Lyana berhenti di depan rumah minimalis milik keluarga Wijaya.

"Ayo, mampir dulu. Gue mau ngobatin luka lo biar nggak infeksi." titah Lyana membuat Setya tersenyum canggung.

"Mm, enggak deh, gue langsung pulang aja ya." pintanya yang di balas gelengan kepala Lyana.

Penantian Cinta Lyana |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang