Assalamualaikum Semuanya!
PCL Update lagi lho!
Ada yang kangen sama Lyly?
Atau kangen sama bang Lyntang?
Ya udah kalian obatin dulu kangennya ya, hehe. Dengan cara baca cerita ini, oke!
Happy Reading🎉
_____________________
Matahari telah terbenam hingga muncul layung layung sore yang berwarna kemerah merahan. Terlihat seorang gadis cantik yang sedang mengemas barang bawaannya untuk pergi meninggalkan negaranya demi tugas dari dosen dan juga ingin sekali menghapus bayang bayang laki laki yang pernah hadir di hidupnya sebagai calon suami.
"Kehidupan yang sebenarnya baru saja dimulai Lyana!" gadis itu berusaha tersenyum sembari menyemangati dirinya sendiri.
Getaran ponsel mengalihkan perhatian Lyana, gadis itu langsung menekan layar untuk menjawab telponnya.
"Hallo,"
"Hai Zi! Ada apa lo nelpon gue?"
"Ly penerbangan kita di majuin jadi jam 7 pagi bukan jam 9 jadi kamu harus siapin barang barang dari sekarang, oke!"
"Iya Zi ini juga lagi beresin barang bawaan gue!
"Ya udah itu aja yang mau gue sampein Ly. Bye!"
Lyana meletakkan ponselnya di atas kasur, keluar dari kamar untuk mencari sang Bunda. Matanya menangkap sosok wanita yang selalu men supportnya yang sedang berkutat dengan dapur.
"Bun!" panggil Lyana.
"Iya kenapa Sayang? Laper?" tanya Ratna sambil memindahkan sayur ke meja makan.
"Nggak, Bun. Lyana mau bilang kalok besok penerbangan di majuin jadi jam 7 pagi bukan jam 9!" kata Lyana sembari memperhatikan Ratna yang mencari sesuatu di rak piring.
Ratna menghentikan aktivitasnya lalu menghampiri Lyana yang sedang berdiri di samping meja makan.
"Udah beresin perlengkapan kamu selama disana?"
"Udah, Bunda. Lyana udah siapin semua perlengkapan yang Lyana butuhin selama disana. Jadi bunda gak perlu khawatir," ucap Lyana sambil tersenyum, sangat tahu bahwa Ratna merasakan sedih saat dirinya akan pergi ke Negeri orang.
Ratna tak kuasa menahan air matanya. Ratna meneteskan air mata bahagia sekaligus sedih secara bersamaan. Memeluk tubuh putrinya.
"Jaga diri kamu baik baik ya Sayang! Inget jangan ngelakuin hal yang mecem macem di negeri orang," Ratna melepaskan pelukannya. "Dan cepat pulang kerumah biar bunda ada temennya lagi!"Lyana tersenyum menatap Ratna lalu terkekeh saat mendengar kalimat terakhir yang di lontarkan bundanya.
"Lyana masih disini lho, Bun. Belum aja berangkat. Ehh, udah disuruh cepet cepet pulang sama Bunda!" Ratna ikut terkekeh mendengar ucapan putrinya.
"Assalamualaikum! Ayah pulang!" Raka baru saja pulang dari kantor dengan wajah lelah.
"Waalaikumsalam. Ayah tumben pulangnya gak sampai larut malam?" tanya Lyana saat melihat sosok laki laki yang sangat disayangi menenteng tas kecil di tangannya.
"Hari ini gak ada meeting lagi sampai besok jadi, Ayah bisa pulang cepet," kata Raka sambil menaruh tas nya di meja makan lalu menghampiri istrinya.
Lyana menganggukkan kepalanya tanda mengerti, "Owh iya, Yah. Penerbangan adik di majuin jadi jam 7 pagi bukan jam 9 pagi."
"Ya udah besok kamu harus bangun pagi pagi biar gak ketinggalan pesawat," ujar Raka sembari melepaskan jaz yang melekat di tubuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Cinta Lyana |END|
Fiksi RemajaKisah Lyana Vhenika Wijaya (Lyana), si gadis cantik yang terpaksa menerima perjodohan dengan seorang CEO dingin, jutek, judes dan kepribadiannya jauh dari kata sempurna. Lyana sangat terpaksa menerima perjodohan itu hanya semata mata untuk membahagi...