_Sunyi_

24 7 0
                                    

Assalamualaikum Semuanya!

Hallo guys!

Nungguin part ini nggak?

Update lagi nih!

Yuk vote dulu sebelum membaca!

Siapkan komentar kalian..

_________________

Dalam diam Setya selalu berdoa agar Lyana selamat dalam perjalanan menuju tempat KKN nya. Sekarang dia harus pulang untuk beristirahat. Mobil bus Lyana sudah melesat jauh. Meninggalkannya dan Faisal_suami Fazia disini.

"Pulang nggak bro?" tanya Faisal.

Setya menoleh, "iya pulang."

"Udah, jangan sedih. Dua bulan lagi juga pulang istri-istri kita. Memang berat sih, apalagi lo baru nikah ya. Gue yang udah nikah lama aja rasanya berat juga. Apalagi ada calon anak gue yang dibawa sama Fazia," ungkap Faisal tersenyum tipis. Menepuk bahu Setya. "Gih lo pulang, keluarga yang lain juga udah pada mau pulang."

Faisal benar. Setya melihat di sekelilingnya. Para anggota keluarga yang mengantarkan anak-anaknya untuk ikut KKN sudah mulai bubar.

Setya mengangguk, "Gue pulang ya, lo hati-hati."

Langkah kaki Setya terasa berat untuk pulang. Rasanya ingin ikut Lyana KKN saja. Ah, andai dia dulu tak mengambil profesi pilot. Pasti sudah satu kampus juga dengan istrinya itu.

Berbeda lagi dengan Lyana yang masih larut dalam sedih, setelah perpisahannya dengan Setya tadi Lyana malah menangis sesegukan.  Ditenangkan Fazia yang sudah kelimpungan sendiri. "Ly! Sst.. udah dong jangan nangis."

"Apa perlu aku berhentiin bus ini biar kamu turun?"

Mendengar perkataan Fazia, Lyana langsung diam. Matanya melihat keluar jendela bus yang menurut Fazia menyeramkan. Suasana gelap nan sunyi mengiringi perjalanan mereka.

"A--aku nggak tahu Zi. Kenapa bisa sesedih ini, nggak rela aja pisah sama mas Setya, hiks.."

Fazia malah terkekeh, "maklum lah yaa, suami baru." cibirnya. "Aku aja yang lagi hamil biasa aja ninggalin mas Faisal di rumah. Kan kita cuman dua bulan Ly KKN-nya. Biar kita bisa lulus dan nggak usah mikirin kuliah lagi!"

Lyana menoleh, sontak terkejut dengan penuturan Fazia, "ha-hamil Zi?!" pekiknya girang, "Berapa bulan sekarang?"

"Iya, baru dua puluh satu minggu, jalan empat bulan sih," jawab Fazia. "Kamu juga cepat nyusul ya Ly. Biar anak kita bisa sahabatan. Aku nggak sabar deh nanti dengerin anak aku panggil aku Umi. Dan panggil Mas Faisal Abi. Pasti dia lucu deh, imut-imut gimana gitu. Gemes. Aku mau anak pertama aku cewek dulu Ly."

Mendengar tak ada respon dari Lyana yang duduk di bangku samping. Fazia menoleh, dan mendapati Lyana sedang memakan bekalnya. Mendengarkannya berceloteh ria. "Aku mau dong Ly. Kelihatannya enak tuh roti selai strawberry nya." pinta Fazia.

"Kalau kamu minta cemilan yang lain boleh Zi, ambil aja di paper bag di samping kaki aku, itu banyak jajanan sehat yang mas Setya beliin buat aku. Kamu bisa ambil mau yang mana, tapi kalau roti ini aku nggak mau bagi, soalnya aku lagi laper Zi. Maaf ya. Ini roti special buatan Mas Setya khusus buat aku."

Fazia hanya mendengus, padahal nggak terlalu pengen sih, cuman roti Lyana itu menggoda sekali. Tangan Fazia sibuk memilih cemilan sehat yang ada di paper bag. "Aku mau ini deh Ly, roti isi selai blueberry. Enak ini dari pada punya kamu."

Dua wanita itu asyik makan saat anak-anak lain tengah tertidur lelap, ada sebagian anak yang masih belum tidur dan asyik bermain game, mendengarkan musik juga bergibah ria.

Penantian Cinta Lyana |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang