Assalamualaikum!
Hallo semuanya!
Sehat semua kan?
Tekan bintang sebelum membaca☆
Kasih tau aku kalau ada typo ya :)
Selamat membaca cerita PCL
________________
Sampai di kediaman Garen, Lyana langsung turun dari mobil dan langsung disambut heboh Adel. Setya hanya menggelengkan kepala, menarik tas ransel kecil berisi baju Lyana. Katanya Lyana akan menginap sekitar empat atau tiga hari ke depan di sini.
"Kak Lyly! Hwaa! Kangen! Btw, congrats Kak!" Adel memeluk Lyana hingga Lyana terasa pengap. Setya yang melihat itu membelalakan matanya, lantas menarik Adel agar sedikit menjauh. "Kasihan istri Mas nggak bisa napas!"
Adel meringis, "hehe.. ya maaf." katanya yang langsung di balas peringatan dari Setya. "Awas kalau peluk-peluk kenceng banget, kak Lyly lagi hamil tau. Nanti anak Mas kejepit gimana?"
Mendengar Setya posessif seperti itu membuat Lyana tersenyum, "kejepit! Emangnya sandal!" sahut Lyana.
Setya hanya menanggapi senyum. "Itu sandal jepit sayang,"
Adel mengelus dada, lantas merentangkan tangannya berdo'a, "Ya Tuhan! Cobaan apa ini? Berilah hamba kesabaran untuk melihat kebucinan Mas Setya dan Kak Lyly!"
"Lebay! Kayak nggak pernah bucin aja." sahut Setya lantas menggandeng Lyana masuk. Mengabaikan Adel yang menggerutu tidak jelas.
"Yuk masuk, bunda biasanya di dapur. Kamu mau kesana atau ke kamar aku?"
Lyana tampak berpikir, agar menjadi menantu kesayangan Laras, Lyana harus masuk ke dapur menemuinya. Sedangkan Setya bergegas meletakkan tas ransel ke kamar.
"Bun! Bunda," panggil Lyana. Di dalam dapur tak ada siapapun disana. "Papa! Bunda! Lah? Kok nggak ada?" gumam Lyana. Pernak-pernik di taman belakang mengalihkan atensinya. Dekorasi apa itu? Lantas Lyana berjalan mendekat. Betapa terkejutnya dia melihat Raka, Ratna, Laras, Garen, Adel yang menggendong Leon. Cellina dan Lyntang yang bergandengan tangan membawa sebuah buket uang dan juga bunga. Serta kue yang menghiasi meja di tengah-tengah mereka.
"Surprise! Congratulation Lyana!"
Lyana hanya diam mematung. Hingga rangkulan Setya menyadarkan lamunannnya. "Gimana surprisenya? Kamu suka?"
"Suka banget! Lyana suka!" lantas Lyana bergegas mendekat ke arah Raka dan juga Ratna. Menumpahkan air matanya disana. "Bundaaa.. hiks! Ayah.. Lyana lulus tahu! Kenapa nggak hadir di kampus Lyana sih?"
"Maaf ya Sayang, ini rencana bunda Laras sebenernya. Biar kita semua kumpul disini." sahut Laras. Membuat Lyana mengangguk paham.
Lantas menarik sudut bibirnya, memeluk Lyana erat. "Selamat ya sayang, akhirnya kamu bisa fokus kelola perusahaan." kata Raka.
"Iya, bunda bangga banget sama kamu. Salah satu impian kamu udah terwujud kan? Lulus kuliah dengan pujian?"
"Iya bunda! Lyly bahagia banget hari ini." sahut Lyana. Memeluk Raka dan Ratna, "makasih, bunda sama ayah udah support Lyana. Sampai Lyana bisa wujudin salah satu mimpi Lyly."
"Sama-sama sayang."
Tak henti-hentinya Laras tersenyum. Mendapat menantu seperti Lyana membuatnya bangga dan ada nilai tersendiri di mata Laras melihat Lyana sebagai menantunya.
"Mau peluk bunda Laras boleh?" tanya Lyana.
Laras mengangguk, "boleh! Sini sayang!"
"Makasih, bunda udah kasih ide surprise terbaik hari ini buat aku." Lyana tak henti-hentinya meluruh kan air mata bahagia. Dia sangat-sangat terharu dengan apa yang ada di depannya sekarang. Ini semua ide Laras dan dibantu semuanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/200696734-288-k551341.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Cinta Lyana |END|
Novela JuvenilKisah Lyana Vhenika Wijaya (Lyana), si gadis cantik yang terpaksa menerima perjodohan dengan seorang CEO dingin, jutek, judes dan kepribadiannya jauh dari kata sempurna. Lyana sangat terpaksa menerima perjodohan itu hanya semata mata untuk membahagi...