_Gara-Gara Pandika!_

60 8 0
                                    

Assalamualaikum semuanya!

Penantian Cinta Lyana Update lagi nih!

Ayooo buruan vote!

Komen juga di setiap pragrafnya, oke?

Yuk lanjut!

Happy Reading!

________________

Berawal dari telepon sialan itu, kini Lyana seperti di introgasi keluarga Setya. Salah Lyana juga sih sebenarnya, kejadian tadi berlalu begitu cepat membuat Lyana harus bergerak cepat.

Tatapan Lyana menunduk kebawah, enggan menatap Setya dan juga seorang ibu yang duduk disampingnya. Iya, Setya sudah pulang kerumah orang tuanya.

"Lagian percaya aja sih sama omonganya Pandika," celutuk Setya tiba-tiba.

Lyana menatap Setya yang juga menatapnya. "Ya kan siapa tau beneran, makanya Lyly buru buru kesini." sahut

Mendengar jawaban Lyana, Laras tersenyum tipis, "Lain kali Mas, kalau mau pulang itu bilang sama ceweknya, biar nggak khawatir begini."

"Ya udah tante ke dapur dulu ya Lyana. Setya selesain masalah kalian ini," kata Laras lalu pergi meninggalkan Lyana dan juga Setya.

Canggung! Itu lah yang Lyana rasakan. Tahu akan seperti ini, Lyana tak akan sepanik tadi hingga sampai disini.

"Sama siapa kesini?"

Masih menunduk, enggan menatap mata Setya. Lyana malu sekarang! "Naik motor, sendirian,"

"Khawatir banget gue sakit? Hmm?"

"Enggak!" elak Lyana.

"Kalo lagi di ajak ngomong, tatap matanya."

"Udah jangan nangis, gue nggak papa kok. Pandika emang rese, makanya ngerjain orang seenaknya. Maafin temen gue, ya?" ujar Setya tulus. Dirinya jengkel dengan Pandika yang membuat Lyana seperti ini.

"Iya," Setya mengelus pucuk kepala Lyana yang terbalut hijab. Ya Allah! Hati Lyana kok jadi baper begini.

"Diminum dulu, Ly." titah Laras yang membawa minuman dan camilan. Setya langsung menarik kembali tangannya yang semula berada di pucuk kepala Lyana yang terbalut hijab. Untung saja Bunda Setya datang di waktu yang tepat, jadi Lyana masih bisa menetralkan detak jantungnya yang terasa berdetak kencang. Sial, ini jantungnya kenapa sih?

"Makasih tante, maaf jadi ngerepotin." Lyana tersenyum menatap Laras tidak enak.

"Nggak ngerepotin kok Ly, ya udah tante ke kamar dulu, inget selesain masalah kalian baik baik."

Selepas kepergian Laras, Setya hanya diam begitu pun dengan Lyana. Mereka berdua terlarut dalam fikiran masing masing.

"Diminum dulu, Ly."

"Iya makasih,"

"Besok, gue harus balik ke Jepang lagi." celutuk Setya tiba tiba.

Uhuk!

"Pelan pelan minumnya Ly."

"O-wh gitu, ya?" Setya mengangguk, mengiyakan.

"Gue menetap disana selama 2 tahun. Mungkin jarang pulang ke Indonesia. Lo nggak papa kan, gue tinggal?"

"Iya nggak papa kok,"

"Mau jalan jalan ke taman?" ajak Setya membuat Lyana mengangguk.

"Boleh."

Penantian Cinta Lyana |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang