_Sarasaty Evangelista_

36 5 0
                                    

Assalamualaikum semuanya!

Jangan lupa vote sebelum membaca

Siapin komen kalian sebanyak-banyaknya!

Happy Reading🎉

🦋

______________

Lyana menyandarkan punggungnya pada sandaran balkon hotel yang disewanya di Bali. Setelah tubuhnya pulih, malam hari Lyana langsung bergegas kabur dari rumah dan menginap disini tanpa sepengetahuan orang tuanya dan orang tua Setya. Hanya Cellina dan Lyntang yang tahu bahwa Lyana berada disini sekarang.

"Hallo.." jawab Lyana. Mengangkat panggilan dari seseorang. Senyumnya terbit menghiasi wajah cantik itu.

"..."

"Bagus. Om bisa siapin apa yang Lyly minta? Suruh mereka juga ke Bali."

"..."

Mengakhiri panggilannya sepihak. Lyana berdecih, "Sarasaty Evangelista. Terdengar nama yang indah, tapi percuma. Kalau lo mengusik gue!"

Kembali Lyana bergumam, "udah lama nggak main,"

*

*

*

Saras sibuk memilah milih baju untuk nya dan Setya untuk dipakai acara pernikahan besok. Ditemani Ani, Mamanya.

Gaun berwarna putih menghiasi tubuh cantik Saras. Membuat Ani merasa kagum dengan sang putri keduanya. "Cantik Ras!" seru Ani sibuk mempotret putrinya yang tengah berpose. "Mama upload di sosmed, ya? Biar semua orang tau kamu akan menikah."

"Iya, Ma. Aku nggak mau dikatain perawan tua lagi!" imbuh Saras tersenyum bahagia.

Lain halnya dengan Intan. Gadis itu membelalakan matanya menatap layar ponsel yang menampakkan foto Saras tengah berpose memakai gaun pengantin. Itu postingan Ani, Mamanya. "Gue nggak bakalan biarin lo bahagia, Saras! Setelah apa yang lo lakuin ke Bapak."

Ide berlian muncul di kepala Intan. Lantas gadis itu melaksanakan aksinya. Men-screnshoot postingan Ani dan mengirimkannya ke e-mail yang kemarin Setya mengirimkan pesan juga. E-mail perusahaan Wijaya Corp. 

"Lihat aja lo Saras! Gue do'a in lo bakalan nggak bahagia setelah buat bapak dan keluarga hidup susah!" Intan tersenyum kala aksinya berhasil. Dia mendapat balasan dari e-mail yang di tujunya berusan. Intan beregas mengirimkan lokasi rumahnya.

Lain lagi di kediaman Raka. Lyntang dan Cellina pamit untuk pergi ke Bali. Menitipkan Leon bersama Ratna dan Raka. "Kita berdua pamit ya, Bun, Yah. Kita janji akan temuin Lyana disana," ujar Lyntang.

Pagi ini Ratna baru mengetahui jika Lyana menghilang saat hendak mengantarkan sarapan untuk putrinya. "Iya, hati-hati kalian. Pastikan adikmu itu pulang dengan selamat ya, Lyntang. Cell," sahut Ratna sembari menggendong Leon.

"Bun.. titip Leon, ya?" pinta Cellina, perempuan itu hampir saja menangis jika Lyntang tidak langsung membisikkannya sesuatu.

"Demi adik aku, Sayang."

"Kita pergi ya.. Assalamualaikum!" pamit Lyntang menggandeng Cellina memasuki mobil. Sempat melambaikan tangan pada Raka, Ratna juga Leon. "Leon.. baik-baik sama Nenek dan Kakek!" seru Cellina.

"Pak. Jalan!" titah Lyntang. Hingga mobil melaju menuju bandara Soekarno-Hatta.

Dalam perjalanan, Lyntang menerima telepon dari seseorang.

"Hallo, iya! Gimana? Udah? Gue sama istri bentar lagi sampai bandara."

"..."

Hingga panggilan terputus. Pertunjukan apa yang akan dia, Cellina, dan Lyana lakukan hari ini di Bali. "Udah lama kita nggak main hal kayak gini kan, Sayang?"

Penantian Cinta Lyana |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang