Flashback...
"Apa...?! Takagi, marah pada Kak Ezra?" Rina terkejut mendengar penjelasan Andre di telepon, dirinya menjawab di telepon di balkon kamar rawat Nana.
📞"Ya, kebetulan ketika menjenguknya, kami melihat ponsel Ezra. Kebetulan tidak ada yang tahu password ponselnya selain kami, jadi ketika membukanya dan melihat pesan terakhir dari kontak bernama Nakamoto Takagi, sepertinya itu salah satu penyebab Ezra ambruk."
Andre menjelaskan melalui telepon sambil melirik Rizal yang bersandar di dinding menatap Ezra yang masih terbaring lemas di ranjang.
"Ah, aku paham, kak Andre... Tapi bagaimana bisa Takagi dan kak Ezra saling kenal?" Ucap Rina keheranan.
📞"Aku dan Rizal bahkan kaget ketika tahu dek Nana punya adik. Bahkan adiknya mengetahui seberapa jauh masalah yang dialami Ezra dan dek Nana, dia anak yang pintar."
📞"Sepertinya mereka berdua saling bertemu untuk membahas terkait masalah itu. Makanya mereka bisa saling mengenal bahkan bisa bertukar kontak."
Rina mendengar penjelasan kakak kelasnya itu dengan seksama disertai raut wajah khawatir, sudah seberapa jauh sebenarnya yang telah diketahui oleh Takagi?
"Lalu, keputusan kak Andre dan kak Rizal gimana?" Tanyanya sambil terus mengawasi Nana dari balkon.
📞"Kami menilai bagaimana kemampuannya bahkan wawasannya. Kemungkinan kita akan menariknya ke dalam kelompok, dia akan berdiri bersamamu sebagai pihak Dek Nana."
📞"Dengan begini, aku dan Rizal berdiri sebagai pihak Ezra, sedangkan dek Rina dan dek Takagi berdiri sebagai pihak dek Nana. Kita akan menjadi perantara mereka berdua untuk menyelesaikan masalah."
Rina mengangguk mengerti mendengar penjelasan Andre, "Oh ya, kondisi kak Ezra gimana sekarang?"
📞"Demamnya sudah mendingan, namun mentalnya sepertinya masih terguncang... Tenang saja! Terapi dari Rizal itu nomor satu!"
"He? Aku baru tahu kalau kak Rizal bisa terapi-"
📞"Terapi khusus Ezra ini mah, kalau kamu tertarik kataku jangan, takutnya trauma. Khusus Ezra yang cuek aja ini,"
Perempuan itu tertawa mendengar candaan lelaki itu, rasanya menenangkan dan menghibur, menyenangkan sekali, "Kak Andre bisa aja!"
📞"Haha, btw Nana bagaimana?"
Rina terdiam sejenak, ingin rasanya dia memberi tahu kondisi sahabatnya kepada Andre, namun entah rasanya berat, seperti waktu yang tidak pas.
📞"Dek Rina?"
Suara berat namun rendah dan lembut dari ponselnya menyadarkan perempuan itu dari lamunannya.
"Ah! Maaf, kak... Jadi... Begini..."
📞"Ya?"Rina dengan pelan-pelan menjelaskan kepada Andre yang mendengarkan dengan seksama, semakin lama mendengar penjelasan perempuan dengan nayanika coklat terang itu, semakin syok pula reaksi Andre.
Bagaimana bisa...?
📞"Dek Nana... Masuk rumah sakit?!"
Rizal yang mendengar pertanyaan Andre itu terkejut dan seketika berjalan mendekatinya, sedangkan Rina dapat mendengar suara Rizal yang tidak percaya, 📞"Hah? Maksud Lu, Ndre?!"
Rina mengangguk perlahan,
"Karena bully yang dihadapinya makin merajalela. Ia juga sering diteror pemuda ber-hoodie merah yang menggunakan motor! Sebenarnya hampir sepekan Nana tidak masuk karena luka yang didapat dan membuatnya mendapat rawat jalan. Tapi kondisinya semakin kritis hingga masuk rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Charming [END]
Roman pour Adolescents"Kau mau melarikan diri ya?" Hanya dengan kalimat itu saja membuat jantung Nakamoto Nana berdebar gugup tak tahu kenapa, mungkin karena kalimat itu hanya diucapkan oleh cinta pertamanya. Tanpa sepengetahuannya, rupanya cinta pertamanya saat 10 tah...