Di salah satu kantor cabang Pramudya...
Banyak orang-orang Ezra serta preman-preman bayaran yang berada di dalam gedung tersebut, mereka dipersiapkan jika ada penyerangan dari Tudung Merah.
Berdasarkan analisis Rizal, bahwa Tudung Merah cepat atau lambat akan melakukan serangan seperti 5 tahun yang lalu, mengetahui Geng tersebut sekarang telah memiliki pemimpin dan penasehat yang licik dan manipulatif, keduanya yang punya niat menghancurkan Ezra sudah pasti sangat harus diwaspadai.
"Sis... makin gelap, nih..." Januar duduk di sofa sambil mengulum permennya, sekarang sudah pukul 19.35, matanya berat bukan main, sedangkan mereka sudah disuruh dari berkumpul jam 14.00.
"Ha! Mana ada les Fisika lagi!"
Perempuan yang berdiri dengan bersandar di belakang sofa menatap dengan malas adik kembarnya itu. Ya, perempuan itu Destiny.
"Dibilangin ngeyel, mereka bakal telat! Kamu tahu kalau Ezra dan yang lainnya sedang ada agenda! Terlalu semangat sih!"
"Lah ngapain ngikut?! Kalau pengen lihat Rizal aja ya sana nunggu! Dah tahu sekolah libur sebulan setelah ujian!" Gerutu Januar, kesal karena jam 3 sore tadi, kakaknya ini tiba-tiba saja datang.
"Sopan, dik! Adek ga ada akhlak! Kakakmu ini ngga mau terjadi sesuatu yang tidak baik. Gimana kalau sampe ketahuan? Konglomerat kayak kita ketahuan ad konflik dengan Tudung Merah?" Tanya Destiny.
"Jan, Des, gak usah be-berantem, ya?" Tanya Farel, ini bisa dibilang anak didik Rizal, walau tampangnya culun namun dia peretas andal, keberhasilan misi Januar ketika memberantas sebagian besar murid-murid berandal adalah karena Farel.
"Tapi emang bener sih, orang-orangnya Ezra dan Januar yang berandal gak ada kerjaan juga udah berkumpul semua, sekarang tinggal mereka..." Gumam Farel.
Januar menghela nafas, "Aku ga suka kamu disini, Des."
"Apaan sih? Mau ribut lagi? Ayo-"
"Bukan itu.""Des, sudahlah... Kamu udah dewasa, ngga perlu pakai sesuatu untuk menghilangkan sifat buruk..." Januar menatap kakaknya itu dengan tatapan tegas bercampur lelah.
Destiny terbelalak, "Januar, kamu sejak kapan-"
"Kebiasaan-mu hampir setiap malam akhir-akhir ini, yaitu selalu ke sekolah jam 10-an, karena keluarga kita memang punya akses sebagai donatur utama. Jadi sepertinya 'dia' akan ke sekolah jam 9 malam, kalau kau masih tidak mengantuk, saranku lebih baik segera ke sana dan temui dia..."
Januar melanjutkan kata-katanya sambil berdiri.
"Pilihanmu sekarang ada dua, temui dia, atau jika Ezra tahu, kau akan habis ditangannya."
Perempuan itu menatap dingin saudaranya, sudah sejauh mana saudara kembarnya itu-...
"Januar, kamu sebenarnya ada dipihak yang mana?"
Lelaki itu mengangkat kedua bahunya, "Yang benar, namun disini tidak ada yang salah. Makanya aku membantumu dengan memberimu saran pilihan tadi, namun hanya itu satu-satunya, jika salah memilih aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi."
"Tapi aku-"
BRRMM!! Perkataan Destiny terpotong disebabkan suara motor yang sangat keras terparkir di halaman depan kantor cabang.
Januar sedikit menoleh, "Hm? Ah, Zal! Kenapa lama?"
"Ri-Rizal." Destiny terbata-bata melihat pemuda itu.
Farel segera menghampiri Rizal diluar, "Lho? Andre kemana? Bukannya katanya kalian berdua ada agenda?"
Pemuda itu terdiam di motornya tidak menjawab pertanyaan, kemudian melepas helmnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/290981259-288-k972687.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Charming [END]
Ficção Adolescente"Kau mau melarikan diri ya?" Hanya dengan kalimat itu saja membuat jantung Nakamoto Nana berdebar gugup tak tahu kenapa, mungkin karena kalimat itu hanya diucapkan oleh cinta pertamanya. Jangan salah, yang berucap demikian ialah kakak kelasnya, Ezr...